Ekspor Karet Alam Sisa Dunia

sebesar 3.03 persen, perkebunan besar negara 0.14 persen dan perkebunan besar swasta 3.40 persen. Perkebunan karet juga mengalami peningkatan luas areal tanaman menghasilkan, perkebunan rakyat sebesar 0.30 persen, perkebunan besar swasta sebesar 0.37 persen. Dampak pertambahan luas areal tanaman pada perkebunan karet tidak sebesar pertambahan luas areal perkebunan kelapa sawit. Peningkatan luas areal menurunkan produktivitas perkebunan untuk semua bentuk pengusahan, hal ini disebabkan skala usaha perkebunan tersebut sudah berada dalam kondisi perolehan yang semakin menurun decreasing return to scale. Dengan adanya peningkatan luas areal menghasilkan kelapa sawit mengakibatkan produksi CPO Indonesia akan mengalami kenaikan. Adapun peningkatan produksi CPO sebesar 2.52 persen Dengan adanya peningkatan produksi CPO peluang untuk meningkatkan jumlah ekspor CPO semakin besar, karena alokasi produksi CPO Indonesia hanya sebagian kecil saja yang dikonsumsi di dalam negeri. Peningkatan ekspor CPO Indonesia adalah sebesar 0.79 persen. Skenario penurunan tingakat suku bunga memberikan dampak pada pertambahan luas areal menhasilkan perkebunan karet pada perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta masing masing 0.30 persen dan 0.37 persen. Pertambahan luas areal perkebunan karet menyebabkan penurunan produktivitas karet dan penurunan produktivitas karet lebih besar dibandingkan dengan pertambahan luas areal karet sehingga total produksi karet turun sebesar 0.04 persen. Penurunan produktivitas karet dapat disebabkan oleh umur tanaman yang sudah tua atau baru memasuki umur produktif. Dampak selanjutnya adalah jumlah ekspor karet Indonesia turun sebesar 0.05 persen. Tabel 46. Dampak Berbagai Alternatif Kebijakan Ekonomi terhadap Keragaan Industri Komoditi Kelapa Sawit dan Karet Indonesia Peubah Nilai Dasar Perubahan Simulasi 1 2 3 4 5 6 Luas Areal Tanaman Menghasilkan 000 ha Kelapa Sawit PR 1108.5 3.03 -9.74 -17.64 -0.68 0.11 -6.71 Kelapa Sawit PBN 496.2 0.14 -0.64 -4.53 -0.81 0.02 -0.50 Kelapa Sawit PBS 1362.1 3.40 -4.65 -15.74 -1.20 0.09 -1.25 Karet PR 2034 0.30 -1.11 0.00 0.05 0.00 -0.80 Karet PBN 191.5 -1.41 -3.71 -1.20 -0.42 -0.05 -5.07 Karet PBS 163.5 0.37 0.00 -0.06 0.06 0.00 0.37 Produktivitas tonha Kelapa Sawit PR 2.7198 -1.36 -4.82 -0.52 0.30 -0.05 -6.18 Kelapa Sawit PBN 3.4841 0.00 -2.49 -0.42 0.00 0.00 -2.49 Kelapa Sawit PBS 3.4337 0.45 -7.31 -9.12 0.82 -0.01 -6.86 Karet PR 0.7165 -0.13 -6.81 -3.77 -0.03 0.00 -6.94 Karet PBN 1.0988 0.30 -3.31 -3.42 0.46 0.01 -3.01 Karet PBS 1.3644 -0.81 -8.24 -7.40 0.23 0.01 -9.05 Produksi 000 ton Kelapa Sawit PR 3108.9 1.89 -13.38 -17.54 -0.30 0.05 -11.50 Kelapa Sawit PBN 1699 0.15 -3.15 -5.04 -0.77 0.01 -3.01 Kelapa Sawit PBS 4605.2 3.83 -11.58 -23.76 -0.30 0.08 -8.03 Kelapa Sawit Indonesia 9413.1 2.52 -10.65 -18.32 -0.38 0.06 -8.27 Karet PR 1476.5 0.18 -7.68 -3.72 0.04 0.00 -7.52 Karet PBN 210.7 -1.04 -6.83 -4.56 0.05 -0.05 -7.83 Karet PBS 224.3 -0.45 -8.20 -7.36 0.27 0.00 -8.69 Karet Indonesia 1911.5 -0.04 -7.64 -4.24 0.07 0.00 -7.70 Ekspor 000 ton XCPO 5958.6 0.79 -4.36 -7.50 4.41 0.05 -3.63 XRET 1707.6 -0.05 -7.60 -4.21 3.08 0.00 -7.67 Permintaan Industri 000 ton Permintaan Industri MG 2958.1 2.01 -0.08 -0.16 -5.83 -0.13 1.93 Permintaan Industri Ban 115.1 0.35 0.00 0.00 -1.39 0.00 0.35 Harga Domestik Rpkg CPO 4569.2 0.37 0.15 0.26 9.88 0.21 0.52 Karet Alam 8941.1 0.00 0.21 0.11 15.63 0.00 0.21 Harga Ekspor USDton CPO 456.7 -0.11 0.46 0.83 -0.46 0.68 0.35 Karet Alam 1219.4 0.01 0.45 0.25 -0.17 0.00 0.45 Permintaan Domestik 000 ton DDCPO 3755.6 1.58 -0.07 -0.13 -4.60 -0.10 1.52 DDRET 194.6 0.21 0.00 0.00 -0.82 0.00 0.21 Keterangan: S1 = Skenario penurunan tingkat suku bunga sebesar 15 persen S2 = Skenario kenaikan harga pupuk sebesar 20 persen S3 = Skenario kenaikan tingkat upah subektor perkebunan sebesar 20 persen S4 = Skenario depresiasi Rupiah terhadap US Dollar sebesar 40 persen S5 = Skenario penurunan pajak ekspor CPO sebesar 40 persen S6 =Skenario kombinasi penurunan tingkat suku bunga 15 persen dan kenaikanharga pupuk sebesar 20 persen

7.2.2 Kebijakan Menaikkan Harga Pupuk 20 persen

Skenario menaikkan harga pupuk sebesar 20 persen akan menyebabkan luas areal tanaman menghasilkan kelapa sawit dan karet menurun. Kenaikan harga input merupakan disinsentif bagi petani untuk menambah luas areal tanaman, karena pupuk merupakan salah satu input yang sangat mempengaruhi produksi yang akan dihasilkan. Kenaikan harga pupuk dapat menyebabkan jumlah pupuk yang digunakan oleh petani untuk perkebunan berkurang sehingga berdampak pada produktivitas perkebunan baik perkebunan kelapa sawit maupun karet. Pada perkebunan kelapa sawit penurunan produktivitas terbesar pada perkebunan besar swasta sebesar 7.31 persen kemudian perkebunan rakyat 4.82 persen perkebunan besar negara 2.49 persen. Sedangkan untuk perkebunan karet penurunan produktivitas terbesar terjadi pada perkebunan besar swasta 8.24 persen, perkebunan rakyat 6.81 persen, dan perkebunan besar negara 3.31 persen. Penurunan produktivitas secara total menyebabkan produksi dan ekspor CPO dan karet alam mengalami penurunan. Produksi CPO turun sebesar 10.65 persen dan produksi karet alam mengalami penurunan sebesar 7.63 persen. ekspor