Metoda Pendugaan Model Analisis Data

dan hanya sekitar sembilan persen dibangun melalui proyek PIR, PRPTE, UPP Berbantuan, Partial, dan Swadaya Berbantuan Deptan, 2005b. Adapun Pola Pengusahaan Inti Rakyat PIR dilakukan pemerintah mulai tahun 1977 . Tabel 3. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Menurut Bentuk Pengusahaannya Tahun 1999-2008 Tahun PR PBN PBS Total Luas Ha Pangsa Luas Ha Pangsa Luas Ha Pangsa Luas Ha Ptbh 1999 1 041 046 26.68 576 999 14.79 2 283 757 58.53 3 901 802 2000 1 166 758 28.06 588 125 14.14 2 403 194 57.80 4 158 077 6.57 2001 1 561 031 33.12 609 947 12.94 2 542 457 53.94 4 713 435 13.36 2002 1 808 424 35.69 631 566 12.46 2 627 068 51.85 5 067 058 7.50 2003 1 854 394 35.10 662 803 12.54 2 766 360 52.36 5 283 557 4.27 2004 2 220 338 42.01 605 865 11.46 2 458 520 46.52 5 284 723 0.02 2005 2 356 895 43.22 529 854 9.72 2 567 068 47.07 5 453 817 3.20 2006 2 549 572 38.66 687 428 10.42 3 357 914 50.92 6 594 914 20.92 2007 2 752 172 40.67 606 248 8.96 3 408 416 50.37 6 766 836 2.61 2008 2 881 898 39.13 602 963 8.18 3 878 986 52.67 7 363 847 8.82 Keterangan: PR = Perkebunan Rakyat PBN= Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Sumber: Ditjenbun, 2009 . Budidaya tanaman kelapa sawit tahun 1967 hanya dilakukan oleh perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta masing masing seluas 65 573 hektar dan 40 235 hektar. Pada akhir tahun 1992, perkebunan rakyat sudah mampu memberikan peran yang lebih besar dari perkebunan besar negara dengan persentase luas areal 40.67 persen dari luas total 6.77 juta hektar. Sumatera mendominasi ketiga jenis pengusahaan, sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menjadi lokasi pengembangan perkebunan swasta dan perkebunan rakyat. Selama periode 10 tahun terakhir, seperti terlihat dalam Tabel 3, telah terjadi peningkatan luas areal kelapa sawit lebih 3 juta ha dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 6.89 persen per tahun. Pada tahun 2006 mencapai tingkat pertumbuhan luas areal yang tertinggi yaitu sebesar 20.92 persen. Dilihat dari perkembangannya pada tahun 1999 luas areal perkebunan rakyat terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Sementara luas areal perkebunan negara meningkat sampai tahun 2003, pada tahun 2004-2005 menurun dan kembali meningkat pada tahun 2006. Namun demikian posisi perkebunan negara sejak tahun 1999 sampai 2008 berada pada posisi ketiga dengan luas areal 607 419 hektar 8.67 persen dan perkebunan besar swasta menempati urutan pertama dengan luas areal 3.49 juta hektar 49.90 persen. Peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit tersebut tidak terlepas dari beberapa kebijakan sektoral terkait untuk memacu pertumbuhan produksi dan ekspor, seperti kebijakan tingkat suku bunga, kemudahan memperoleh kredit yang berkaitan dengan dengan iklim investasi pada perkebunan kelapa sawit. Indonesia merupakan negara dengan areal tanaman karet terluas di dunia Pada tahun 2002, luas perkebunan karet Indonesia mencapai 3.32 juta ha, disusul Thailand, Malaysia, China, India, dan Vietnam, dengan luas perkebunan masing- masing secara berurutan 1.96 juta ha, 1.54 juta ha, 0.61 juta ha, 0.56 juta ha, dan 0.32 juta ha Ditjenbun, 2005b. Jumlah areal tanam masih bisa ditingkatkan lagi dengan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani yang sesuai untuk perkebunan karet dan belum dimanfaatkan secara intensif, untuk keperluan meningkatkan pendapatannya. Dengan memperhatikan adanya peningkatan permintaan dunia terhadap komoditi