Kebijakan Menurunkan Pajak Ekspor 40 Persen

dipengaruhi oleh harga dunia, pendapatan perkapita penduduk, jumlah penduduk, dan konsumsi negara importir tahun sebelumnya. 4. Dampak perubahan alternatif kebijakan ekonomi yaitu: a penurunan suku bunga sebesar 15 persen dapat meningkatkan produksi melalui peningkatan areal tanaman menghasilkan perkebunan kelapa sawit dan karet, kecuali pada perkebunan besar negara untuk komoditi karet, b peningkatan harga input perkebunan seperti menaikkan upah tenaga kerja dan harga pupuk, menyebabkan penurunan luas areal tanaman menghasilkan sehingga total produksi juga akan menurun. Hal ini berdampak pada pasokan bahan baku dan ekspor Indonesia turun, sehingga harga terdorong untuk naik, c depresiasi Rupiah akan memacu peningkatan ekspor CPO dan karet alam, hal ini menyebabkan pasokan bahan baku untuk industri domestik akan berkurang sebagai akibatnya harga CPO dan karet alam domestik akan meningkat, dan d penurunan pajak ekspor CPO akan menyebabkan harga ekspor CPO meningkat. Kenaikan harga ekspor CPO memacu peningkatan ekspor akibatnya pasokan CPO untuk kebutuhan domestik berkurang, hal ini mendorong harga domestik naik. 5. Dampak dari alternatif kebijakan ekonomi penurunan suku bunga riil sebesar 15 persen, peningkatan harga riil pupuk 20 persen, peningkatan upah riil 20 persen, depresiasi nilai tukar 40 persen, dan kombinasi penurunan suku bunga 15 persen dan peningkatan harga pupuk 20 persen adalah terjadi peningkatan surplus produsen dan penurunan surplus konsumen baik pada komoditi CPO dan karet alam Indonesia. Sedangkan kebijakan penurunan pajak ekspor CPO hanya berdampak pada peningkatan surplus produsen dan penurunan surplus konsumen CPO saja. Kebijakan yang menyebabkan peningkatan penerimaan devisa untuk komoditi CPO adalah penurunan suku bunga riil, depresiasi nilai tukar, dan penurunan pajak ekspor CPO sedangkan untuk komoditi karet hanya depresiasi nilai tukar yang dapat meningkatkan penerimaan devisa. 8.2. Saran 1. Penurunan tingkat suku bunga pada subsektor perkebunan merupakan alternatif kebijakan yang efektif untuk meningkatkan produksi CPO dan karet alam melalui perluasan areal. 2. Kebijakan menaikkan harga pupuk dan menaikkan upah tenaga kerja berdampak negatif pada penerimaan petani maka perlu diikuti dengan kebijakan mendorong kenaikan penerimaan petani melalui perbaikan mekanisme pemasaran yang dapat meningkatkan harga di tingkat petani. 3. Kebijakan depresiasi nilai tukar memberikan dampak pada peningkatan ekspor, harga ekspor, dan penerimaan devisa, namun kebijakan ini perlu dipertimbangkan secara hati-hati untuk menghidari isu ‘adding-up’ problem. 4. Penurunan pajak ekspor CPO memberikan dampak yang sangat menguntungkan bagi pengembangan industri kelapa sawit Indonesia. 5. Diperlukan pengembangan industri pengolahan untuk CPO dan karet alam mengingat sebagian besar produksi tanaman perkebunan yang ekspor masih dalam bentuk bahan baku.