Identifikasi Model Analisis Data

4.3.5. Analisis Perubahan Kesejahteraan

Indikator yang dijadikan sebagai perubahan kesejahteraan masyarakat adalah surplus produsen, surplus konsumen dan penerimaan pemerintah. Indikator perubahan kesejahteraan tersebut akan digunakan sebagai dasar evaluasi dan penentu arah kebijakan yang akan diambil. Analisis perubahan kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan formula sebagai berikut Manurung, 1993: a. Perubahan Surplus Produsen = QPb HPb- HDs + ½ QPb- QPs HDb – HDs b. Perubahan Surplus Konsumen = CDb HDb – HDs + ½ CDb- CDs HDb- HDs c. Perubahan Penerimaan Devisa = QXs XPb - XPs dimana: QP = total produksi industri komoditi kelapa sawit ribu ton, HD = harga riil industri komoditi kelapa sawit domestik Rpkg, CD = total konsumsi industri kelapa sawit domestik ribu ton, QX = total ekspor industri komoditi kelapa sawit Indonesia ribu ton, XP = harga ekspor FOB riil industri komoditi kelapa sawit Indonesia USton, TX = besarnya pajak yang dikenakan pemerintah terhadap ekspor komoditi industri kelapa sawit persen, b = menyatakan nilai simulasi normal, s = menyatakan nilai simulasi kebijakan.

V. GAMBARAN UMUM EKONOMI KELAPA SAWIT

DAN KARET INDONESIA Pada bab V ini dikemukakan secara ringkas gambaran umum ekonomi kelapa sawit dan karet Indonesia meliputi beberapa variabel utama yaitu perkembangan luas areal panen, produksi, ekspor, impor, dan harga komoditi kelapa sawit dan karet. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber maka dapat disajikan secara ringkas keadaan dari variabel utama ekonomi kelapa sawit dan karet indonesia.

5.1. Perkembangan Luas Areal Perkebunan

Ditinjau dari aspek luas areal, subsektor tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan yang sangat konsisten dari tahun ke tahun. Menurut Ditjenbun 2007a pertumbuhan luas areal perkebunan Indonesia selama periode 2001-2006 sebesar 1.86 persen, dimana pada tahun 2001 luas areal perkebunan 16.96 juta hektar menjadi 18.62 juta ha atau mengalami pertumbuhan sebesar 4.14 persen dari tahun 2005 ke tahun 2006. Budidaya perkebunan kelapa sawit dan karet di Indonesia menurut pengusahaannya terdiri atas 3 jenis yaitu Perkebunan Rakyat PR, Perkebunan Besar Negara PBN, dan Perkebunan Besar Swata PBS. Pengusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia pada awalnya hanya dilakukan oleh Perkebunan Besar Negara PBN dan Perkebunan Besar Swasta PBS, sedangkan masyarakat di sekitar kebun hanya sebagai buruh perkebunan. Berbeda dengan pengusahaan perkebunan karet luas areal perkebunan karet didominasi oleh perkebunan rakyat yaitu mencapai 85 persen dari total lahan perkebunan karet. Perkebunan rakyat tersebut, sebagian besar dikembangkan secara swadaya murni, dan hanya sekitar sembilan persen dibangun melalui proyek PIR, PRPTE, UPP Berbantuan, Partial, dan Swadaya Berbantuan Deptan, 2005b. Adapun Pola Pengusahaan Inti Rakyat PIR dilakukan pemerintah mulai tahun 1977 . Tabel 3. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia Menurut Bentuk Pengusahaannya Tahun 1999-2008 Tahun PR PBN PBS Total Luas Ha Pangsa Luas Ha Pangsa Luas Ha Pangsa Luas Ha Ptbh 1999 1 041 046 26.68 576 999 14.79 2 283 757 58.53 3 901 802 2000 1 166 758 28.06 588 125 14.14 2 403 194 57.80 4 158 077 6.57 2001 1 561 031 33.12 609 947 12.94 2 542 457 53.94 4 713 435 13.36 2002 1 808 424 35.69 631 566 12.46 2 627 068 51.85 5 067 058 7.50 2003 1 854 394 35.10 662 803 12.54 2 766 360 52.36 5 283 557 4.27 2004 2 220 338 42.01 605 865 11.46 2 458 520 46.52 5 284 723 0.02 2005 2 356 895 43.22 529 854 9.72 2 567 068 47.07 5 453 817 3.20 2006 2 549 572 38.66 687 428 10.42 3 357 914 50.92 6 594 914 20.92 2007 2 752 172 40.67 606 248 8.96 3 408 416 50.37 6 766 836 2.61 2008 2 881 898 39.13 602 963 8.18 3 878 986 52.67 7 363 847 8.82 Keterangan: PR = Perkebunan Rakyat PBN= Perkebunan Besar Negara PBS = Perkebunan Besar Swasta Sumber: Ditjenbun, 2009 . Budidaya tanaman kelapa sawit tahun 1967 hanya dilakukan oleh perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta masing masing seluas 65 573 hektar dan 40 235 hektar. Pada akhir tahun 1992, perkebunan rakyat sudah mampu memberikan peran yang lebih besar dari perkebunan besar negara dengan persentase luas areal 40.67 persen dari luas total 6.77 juta hektar. Sumatera mendominasi ketiga jenis pengusahaan, sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menjadi lokasi pengembangan perkebunan swasta dan perkebunan rakyat.