Validasi Model Ekonometrika Industri Kelapa Sawit dan Karet
CPO turun sebesar 4.36 persen dan karet alam turun 7.60 persen. Produksi yang semakin menurun akan berdampak pada pasar domestik dan dunia karena
Indonesia merupakan negara eksportir utama untuk kelapa sawit dan karet alam. Penurunan ekspor CPO dan karet alam Indonesia di pasar dunia menyebabkan
penawaran CPO dan karet alam di pasar dunia berkurang sehingga mendorong harga CPO naik sebesar 0.64 persen dan karet alam dunia naik sebesar 0.44
persen. Selanjutnya melalui trasmisi harga di pasar dunia menyebabkan harga ekspor dan harga domestik juga naik. Kenaikan harga ini mengakibatkan
permintaan CPO dan karet alam oleh industri minyak goreng turun sebesar 0.08 persen.
7.2.3 Kebijakan Menaikkan Upah Sektor Perkebunan 20 Persen
Skenario kebijakan peningkatan upah sektor perkebunan sebesar 20 persen akan menyebabkan luas areal tanaman menghasilkan kelapa sawit dan karet turun.
Faktor upah sangat penting dalam perkebunan karena berkaitan berkaitan dengan penggunaan jumlah tenaga kerja. Peningkatan upah tenaga kerja merupakan
disinsentif bagi petani karena dengan peningkatan upah akan menambah biaya yang akan dikeluarkan oleh petanipekebun.
Dengan skenario peningkatan upah subsektor perkebunan memberikan dampak terhadap penurunan luas areal tanaman menghasikan perkebunan kelapa
sawit dan karet menurun. Pada perkebunan kelapa sawit penurunan luas areal yang terbesar terjadi pada perkebunan rakyat sebesar 17.64 persen, kemudian
perkebunan besar swasta sebesar 15.74 persen dan perkebunan besar negara sebesar 4.53 persen. Sedangkan pada perkebunan karet penurunan luas areal
menghasilkan terjadi pada perkebunan Negara sebesar 1.20 persen, perkebunan besar swata 0.06 persen.
Dengan peningkatan upah subsektor perkebunan, alokasi jumlah tenaga kerja yang digunakan semakin berkurang sehingga akan berdampak pada
penurunan produktivitas perkebunan baik perkebunan kelapa sawit maupun perkebunan karet. Pada perkebunan kelapa sawit penurunan produktivitas terbesar
pada perkebunan besar swasta sebesar 9.12 persen, perkebunan rakyat 0.52 persen, perkebunan besar negara 0.42 persen. Sedangkan untuk perkebunan karet
penurunan produktivitas terbesar terjadi pada perkebunan besar swasta 7.40 persen, perkebunan rakyat 3.77 persen dan perkebunan besar negara 3.42 persen.
Dampak selanjutnya berimbas pada produksi CPO turun sebesar 18.32 persen dan produksi karet alam turun sebesar 4.24 persen. Penurunan produksi
akan menyebabkan jumlah pasokan di pasar domestik dan pasar dunia akan turun. Pasokan yang terbatas membuat harga domestik akan terdorong naik akibatnya
permintaan CPO domestik untuk industri minyak goreng juga akan turun. Dengan berkurangnya jumlah ekspor CPO dan karet alam di pasar dunia akan mendorong
harga di pasar dunia untuk naik.