Hasil belajar siswa mencakup tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Semua ranah tersebut memiliki indikator ketercapaiannya sendiri
sesuai dengan indikator kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebelumnya.
37
Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.
38
Alat evaluasi yang baik mengedepankan sifat valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil, terbuka, berkesinambungan,
menyeluruh, dan memiliki makna.
39
Pengukuran hasil belajar senantiasa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana penerimaan siswa atas
pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya oleh
strategi pembelajaran yang diaplikasikan di dalam kelas.
40
Efektivitas pembelajaran yang baik akan terjadi jika diterapkan strategi pembelajaran
tertentu. Strategi pembelajaran yang baik dan efektif adalah strategi pembelajaran yang dapat menjamin kebutuhan belajar siswa, sesuai dengan tingkat pendidikan
dan karekteristik siswa.
41
Selain strategi pembelajaran di dalam kelas, terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar, khususnya yang berasal dari dalam diri siswa.
Faktor-faktor tersebut yakni motivasi belajar yang sehat, adanya minat dan bakat, mengetahui tujuan yang hendak dicapai, mempersiapkan belajar dengan baik,
serta adanya rencana kegiatan akademik dan disiplin diri.
42
Ketika semua faktor tersebut tersedia, maka siswa akan belajar dengan efektif, serta mendapatkan hasil
belajar yang optimal.
6. Tinjauan Materi Archaebacteria dan Eubacteria
Materi Archaebacteria dan Eubacteria yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan struktur kurikulum 2013. Materi ini diajarkan pada kelas X
37
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Yogyakarta: Kanisius, 2007, h. 94.
38
Purwanto, op. cit., h. 44
39
Radno Harsanto, op. cit., h. 172.
40
Tengku Zahara Djaafar, op. cit., h. 86.
41
Tengku Zahara Djaafar, loc. cit.
42
Paryati Sudarman, op. cit., h. 78.
SMA pada semester ganjil. Berikut merupakan kompetensi inti dan kompetensi dasar pada materi Archaebacteria dan Eubacteria:
Kompetensi inti pertama yang diharapkan ada pada siswa setelah mempelajari materi Archaebacteria dan Eubacteria adalah menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi inti kedua yakni menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Kompetensi inti ketiga yang harus siswa miliki adalah memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Sementara itu, kompetensi inti keempat
yang harus ada dalam diri siswa adalah mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Deskripsi lebih rinci mengenai kompetensi dasar siswa dalam mempelajari Archaebacteria dan Eubacteria ada dua. Pertama, siswa diharapkan dapat
menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Archaebacteria dan Eubacteria berdasarkan ciri-ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis. Kedua, siswa diharapkan dapat menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil
pengamatan dalam bentuk laporan tertulis
.
43
43
Salinan Lampiran Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA, Jakarta: Kemdikbud, 2013, h. 148-150.
Materi
Archaebacteria dan Eubacteria
banyak memberikan fakta-fakta mengenai ciri-ciri, struktur, cara hidup, klasifikasi, cara reproduksi, dan peranan
Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, materi ini sudah familiar di tengah masyarakat karena peranannya, baik menguntungkan
maupun merugikan. Penggunaan teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dengan Guided Note Taking GNT diharapkan dapat meningkatkan aspek
kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerjasama siswa serta penguasaan konsep siswa terhadap fakta-fakta Archaebacteria dan Eubacteria menjadi lebih mendalam.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang diterbitkan mengenai Two Stay Two Stray dan Guided Note Taking yang berfokus pada pengaruh keduanya terhadap hasil belajar sudah
banyak dilakukan. Pengaruh keduanya terhadap hasil belajar telah secara meyakinkan dibuktikan pada beberapa penelitian, diantaranya:
Penelitian yang dilakukan oleh Purmiati R., Wakhid Akhdinirwanto, dan H. Ashari yang berjudul ”Penerapan Metode Kooperatif Two Stay Two Stray untuk
Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo”
menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas VII D SMP N 7 Purworejo. Dan
peningkatan aktivitas siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi diketahui bahwa pada pra siklus, persentase aktivitas siswa rata-rata
40. Pada sikus I menjadi 59,69, dan pada siklus II menjadi 76,56. Sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari rata-rata 66,47 menjadi 72,81 pada
silkus I, dan menjadi 78,75 pada siklus II.
44
In Diyah Saraswati, Edy Soedjoko, dan Bambang Eko Susilo dalam penelitian yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat
” menyimpulkan bahwa: 1 penerapan model pembelajaran TSTS berbantuan Lembar Kerja Peserta Didik
44
Purmiati R., Wakhid Akhdinirwanto, dan H. A shari, “Penerapan Metode Kooperatif Two
Stay Two Stray untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo”,
Radiasi, Vol.1:1, 2012.