Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas
Kelompok Lt Ltabel Kesimpulan
Eksperimen 102.34
1.57 1.69
Homogen Kontrol
161.05
C. Pengujian Hipotesis
Hasil uji persyaratan terhadap data nilai post-test menunjukkan bahwa kedua data tersebut memiliki persebaran data yang normal dan keduanya berasal dari
sampel yang sama atau homogen. Oleh karena itu pengujian hipotesis yang tepat terhadap data nilai post-test adalah menggunakan uji statistik parametrik. Penulis
menggunakan uji-t untuk menguji hipotesis penelitian dengan kriteria pengujian, jika
maka tolak yang diajukan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil perhitungan dalam uji hipotesis menggunakan uji-t pada nilai post-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat t-hitung sebesar
4.18 dan t-tabel pada signifikansi 0.05 sebesar 1.997. Dengan membandingkan antara keduanya diketahui bahwa
4.18 1.997. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ditolak dan Ha yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol diterima. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan penggunaan teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dengan Guided Note Taking GNT. Hasil uji hipotesis terhadap data nilai post-test secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12 dan secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hipotesis
Jenis Data Α
dk Kesimpulan
Nilai Post-test 0.05
69 4.18
1.997 Ho ditolak
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran biologi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria menggunakan teknik
kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dengan Guided Note Taking GNT pada kelas eksperimen dan TSTS tanpa GNT pada kelas kontrol dapat disimpulkan
bahwa penggunaan kedua teknik tersebut secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pelaksanaan kedua teknik tersebut juga lebih baik pada pertemuan kedua dibanding dengan pertemuan pertama. Hal ini dapat terlihat dari adanya
peningkatan persentase keterlaksanaan tahapan pembelajaran pada setiap pertemuan. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada
Lampiran 13. Setelah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
maka diperoleh data hasil belajar siswa berupa data post-test. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki jenis data post-test yang terdistribusi normal dan kedua kelas bersifat homogen. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah menganalisis
hipotesis menggunakan uji parametrik, yakni uji-t untuk melihat perbedaan rata- rata hasil belajar keduanya setelah diberikan perlakuan.
Hasil analisis nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji-t diketahui bahwa t-hitung memiliki nilai yang lebih besar daripada t-tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dilihat dari rata-rata nilai, kelas eksperimen
memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik kooperatif TSTS dengan
GNT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang diterapkan pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria.
Penggunaan teknik kooperatif TSTS dengan GNT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Saat pembelajaran berlangsung, siswa dituntut untuk aktif mencari
informasi terkait materi pelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan guru melalui lembar kegiatan siswa LKS. Dalam tahapan ini, siswa