Uji Normalitas Pengujian Prasyarat Analisis Data

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil observasi terhadap keterlaksanaan pembelajaran biologi pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria menggunakan teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dengan Guided Note Taking GNT pada kelas eksperimen dan TSTS tanpa GNT pada kelas kontrol dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedua teknik tersebut secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan kedua teknik tersebut juga lebih baik pada pertemuan kedua dibanding dengan pertemuan pertama. Hal ini dapat terlihat dari adanya peningkatan persentase keterlaksanaan tahapan pembelajaran pada setiap pertemuan. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 13. Setelah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan maka diperoleh data hasil belajar siswa berupa data post-test. Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas diketahui bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki jenis data post-test yang terdistribusi normal dan kedua kelas bersifat homogen. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah menganalisis hipotesis menggunakan uji parametrik, yakni uji-t untuk melihat perbedaan rata- rata hasil belajar keduanya setelah diberikan perlakuan. Hasil analisis nilai post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji-t diketahui bahwa t-hitung memiliki nilai yang lebih besar daripada t-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dilihat dari rata-rata nilai, kelas eksperimen memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik kooperatif TSTS dengan GNT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang diterapkan pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Penggunaan teknik kooperatif TSTS dengan GNT berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Saat pembelajaran berlangsung, siswa dituntut untuk aktif mencari informasi terkait materi pelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang disiapkan guru melalui lembar kegiatan siswa LKS. Dalam tahapan ini, siswa dalam satu kelompok dilatih untuk menggali informasi dan mengeksplorasi lebih dalam mengenai materi yang ia bahas. Setelah mendapatkan jawabannya, siswa diarahkan untuk berbagi informasi dengan cara bertamu ke kelompok lain yang memiliki bahasan berbeda. Pada tahapan ini, siswa dituntut untuk bekerjasama dalam memperoleh informasi. Siswa yang bertugas sebagai tuan rumah harus bersedia menyampaikan informasi yang dimiliki kelompoknya kepada tamu. Siswa yang bertamu bertugas untuk menerima informasi dari kelompok yang didatanginya. Perbedaan hasil belajar timbul saat penyampaian informasi dari siswa tuan rumah ke siswa tamu dilaksanakan. Pada kelas eksperimen, guided note atau catatan terbimbing sengaja dibuat oleh siswa tuan rumah untuk siswa tamu agar diisi saat diskusi berlangsung. Catatan terbimbing yang dibuat oleh siswa tuan rumah berbentuk tabel yang belum lengkap atau berbentuk pernyataan yang berisi ruang kosong untuk diisi oleh siswa tamu. 2 Dengan adanya catatan terbimbing, siswa tamu mendapatkan arahan mengenai hal-hal apa saja yang penting dan perlu dicatat dari proses diskusi. Berdasarkan catatan terbimbing itu pula siswa tamu dapat melakukan konfirmasi jika terdapat informasi-informasi yang belum ia dapatkan. Dengan demikian, mengambil catatan secara terbimbing Guided Note Taking pada saat bertamu dalam TSTS lebih mengarahkan siswa untuk mencatat dan menghimpun informasi dengan lebih lengkap. Berbeda dengan kelas eksperimen, kelas kontrol melakukan pembelajaran dengan teknik TSTS tanpa GNT. Saat proses bertamu dilakukan, siswa tuan rumah tidak menyiapkan catatan terbimbing. Sehingga ketika tuan rumah menyampaikan informasi, tidak semua siswa mencatat informasi tersebut. Hanya sebagian siswa yang aktif dan memiliki antusiasme tinggi saja yang mau mencatat informasi. Dengan kata lain, aktivitas mencatat dilakukan oleh siswa dengan inisiatif sendiri. Hal ini berdampak pada terhimpunnya informasi secara tidak lengkap. Selain itu, siswa tamu yang aktif dalam berdiskusi dan tidak memiliki catatan terbimbing umumnya menanyakan materi-materi yang berada di luar tujuan pembelajaran, sehingga bahasan diskusi terlalu melebar dan tujuan 2 Lihat Lampiran 19.

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 4 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 10 20

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5