Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pembelajaran tidak sepenuhnya tercapai. Ketidak-lengkapan informasi dan bahasan yang melebar ini menjadi salah satu hambatan dalam proses belajar
selanjutnya saat mengisi LKS 2. Saat siswa mengisi LKS 2, terdapat perbedaan aktivitas yang jelas pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, saat mengisi LKS 2 cenderung bersifat tenang karena semua pertanyaan dalan LKS 2 sudah ada
jawabannya pada catatan terbimbing yang telah dibuat sebelumnya sehingga siswa tidak kesulitan untuk mencari-cari jawaban. Hal ini terjadi karena indikator-
indikator pembelajaran yang terdapat pada lembar LKS 2 terhimpun dalam catatan siswa sebelumnya. Berbeda halnya dengan kelas eksperimen, kelas kontrol
cenderung masih banyak berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dalam LKS 2. Bahkan di antara siswa masih banyak yang kembali bertamu untuk mendapatkan
informasi yang belum dimiliki. Adanya perbedaan kedua kelas dalam pencapaian hasil belajar disebabkan
karena diberikan perlakuan yang berbeda, yakni diterapkannya aktivitas GNT atau mengambil catatan secara terbimbing dalam TSTS pada kelas eksperimen.
Dengan adanya GNT, siswa diarahkan untuk mendengarkan secara serius informasi yang disampaikan oleh temannya saat menjelaskan untuk melengkapi
catatan yang belum lengkap. GNT memiliki kemampuan untuk menentukan kapan dan di bagian mana siswa harus mencatat informasi. Oleh karena itu catatan yang
siswa buat selama diskusi berlangsung dalam tahapan-tahapan TSTS merupakan catatan yang efektif yakni memuat hal-hal yang mestinya dicatat. Dalam hal
pembelajaran, siswa berhasil mencatat poin-poin inti pembelajaran. Dengan demikian, tujuan utama dari aktivitas mencatat telah terpenuhi melalui aktivitas
mencatat secara terbimbing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bobby DePorter dan Mike Hernacki bahwa tujuan utama dari mencatat adalah mendapatkan poin-
poin kunci, konsep-konsep utama, dan kaitan antar keduanya.
3
Aktivitas mencatat yang dilakukan siswa pada kelas yang diajar menggunakan teknik kooperatif TSTS dengan GNT dapat menghasilkan catatan
3
Bobby DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 1999, h. 150.
yang berguna. Hal ini berbeda dengan kelas kontrol yang mencatat secara tidak efektif. Dalam diskusi, biasanya siswa mencatat materi yang diminati namun
keluar dari tujuan pembelajaran. Dengan mencatat secara efektif, kelas yang menerapkan GNT dalam teknik kooperatif TSTS memiliki bahan belajar yang
baik untuk menghadapi post-test. Hal ini menunjukkan bahwa mencatat dengan baik merupakan kunci keberhasilan dalam belajar.
4
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, terbukti bahwa kelas yang diajar menggunakan teknik kooperatif
TSTS dengan GNT memiliki nilai peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi daripada kelas yang menerapkan teknik kooperatif TSTS tanpa GNT.
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Khaeril Anam yang menyatakan bahwa GNT berpengaruh positif terhadap hasil
belajar siswa.
5
Selain itu, hasil penelitian Ika Nurdayanti at all juga menyatakan bahwa penerapan GNT dalam pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
6
Dilihat dari aspek sikap, kelas eksperimen memiliki hasil sikap diskusi yang sangat baik, seperti pada kelas kontrol. Berdasarkan data hasil observasi siswa
diketahui bahwa aktivitas diskusi siswa pada kedua kelas memiliki tingkat persentase sikap yang sangat baik pada seluruh aspek. Dilihat dari masing-masing
aspek sikap, kedua kelas memiliki sedikit perbedaan. Persentase rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih besar pada aspek disiplin dan kerjasama
daripada kelas kontrol, sementara kelas kontrol memiliki persentase yang lebih besar pada aspek tanggung jawab daripada kelas eksperimen. Meski demikian,
selisih keduanya sangatlah kecil, sehingga perbedaan antara keduanya tidak signifikan. Kedua kelas memiliki sikap diskusi yang termasuk kategori sangat
baik.
4
Paryati Sudarman, Belajar Efektif di Perguruan Tinggi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004, h. 100.
5
Khaeril Anam , “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Active Learning strategy Teknik
Guided Note Taking Catatan Terbimbing terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa,” Skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2009, h. 84, tidak dipublikasikan.
6
Ika Nurdayanti, Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir Berpasanga Berempat dengan Bantuan Catatan Terbimbing Materi Pengelolaan Lingkungan, Jurnal UJBE, Vol. 1, 2010, h. 1.