Hasil Penelitian yang Relevan

positif karena Chemo-Edutainment CET bersifat menarik, menantang, dan menghibur. 50 Tara L. Cornelius dan Jamie Owen-DeSchryver juga pernah meneliti mengenai catatan dengan judul “Differential Effect of Full and Partial Notes on Learning Outcomes and Attendance ”. Mereka menemukan bahwa para siswa yang menerima catatan secara parsial lebih baik dalam ujian semester dan saat ujian akhir. Sementara siswa yang menerima catatan secara penuh memiliki nilai negatif dalam hal kehadiran. 51 Jennifer L. Austin, Melissa Lee, dan Jeffrey P. Carr dalam penelitian yang berjudul “The Effect of Guided Note on Undergraduate Students’ Recording the Lecture Content ” berdasarkan hasil observasi menemukan bahwa perkuliahan menggunakan slide dengan atau tanpa catatan terbimbing lebih baik daripada perkuliahan dengan ceramah cara tradisional dalam hal penangkapan mengenai titik penting dan contoh materi. Meski demikian, perbaikan kualitas catatan menjadi hal yang terobservasi di luar semua pengukuran dependen saat guided note digunakan. Penggunaan slide yang dilengkapi dengan catatan terbimbing menjadi alternatif solusi dalam pembelajaran yang efektif dan efisien. 52 Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan letak pentingnya penelitian ini dilakukan. Penelitian mengenai teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dengan Guided Note Taking GNT ini merupakan penyelesaian atas masalah yang timbul dari proses penerapan teknik kooperatif TSTS yang kurang kondusif. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keaktifan dan partisipasi siswa melalui pengontrolan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerjasama siswa saat teknik TSTS dilangsungkan. Dengan menerapkan GNT pada teknik kooperatif TSTS, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil belajar yang lebih mendalam. 50 Christianti, Sudarmin, dan T. Subroto , “Model Pembelajaran Guided Note Taking Berbantuan Media Chemo-Edutainment pada Materi Pokok Koloid”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol 1:1, 2012. 51 Tara L. Cornelius dan Jamie Owen- DeSchryver, “Differential Effect of Full and Partial Notes on Learning Outcomes and Attendance”, Teaching of Psychology, Vol 35, 2008. 52 Jennifer L. Austin, Melissa Lee, dan Jeffrey P. Carr, The Effect of Guided Note on Undergraduate Student s’ Recording the Lecture Content, Journal of Instructional Psychology, Vol . 31: 4, t.t.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teoretik terhadap model pembelajaran kooperatif khususnya teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS, kegiatan mencatat, strategi Guided Note Taking GNT, dan hasil belajar, serta menganalisis keterkaitan antara keempatnya, peneliti dapat menyusun kerangka berpikir, yakni sebagai berikut. Sebagai mahluk yang berpikir, manusia dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya melalui interaksi dan kerjasama. Sekolah memiliki peranan yang penting dalam menciptakan interaksi dan kerjasama yang positif di kalangan pelajar. Guru, khususnya dalam mata pelajaran biologi, dapat menciptakan interaksi dan kerjasama yang positif melalui pembelajaran di kelas. Pembelajaran kooperatif dalam kelas lebih baik daripada pembelajaran individual karena para siswa bersaing atas nama kelompok, dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas belajarnya. Pada akhirnya, pembelajaran kooperatif dapat menimbulkan suasana yang pro-akademik. Pembelajaran kooperatif banyak macamnya. Namun dalam mengaplikasikan berbagai strategi dan teknik pembelajaran kooperatif tersebut, sebagian guru mengalami permasalahan dalam hal partisipasi belajar siswa. Sebagian siswa bersifat aktif mengikuti instruksi guru, namun sebagian lainnya tidak mengikuti instruksi guru dan asyik dengan diri sendiri atau dengan kelompoknya. Oleh karena itu, diperlukan solusi atas permasalahan ini. Salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif adalah teknik kooperatif TSTS. Teknik kooperatif TSTS merupakan teknik pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak empat orang, namun tetap memiliki tanggung jawab individual. Dengan teknik ini, para siswa bahkan dapat bersosialisasi dengan teman antar kelompok, dan bertanggung jawab atas kelompok lainnya. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat kelemahan yang perlu diperbaiki dalam menerapkan pembelajaran kooperatif TSTS. Kelemahan tersebut terletak pada lemahnya kerjasama kelompok serta lemahnya kualitas diskusi yang dilakukan kelompok dalam memberikan informasi kepada kelompok lain. Sehingga dalam menjalankannya, seorang guru harus dapat mengontrol aktivitas diskusi siswa agar berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Strategi GNT dapat melengkapi penerapan teknik kooperatif TSTS. Strategi GNT merupakan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara aktif dan memfasilitasi siswa agar mencatat secara efektif. Dalam strategi ini, pada prinsipnya setiap siswa mencatat secara terbimbing dengan mengisi bagian- bagian kosong sebuah handout saat presentator biasanya guru mengajar dengan teknik ceramah. Bagian-bagian kosong yang siswa isi merupakan poin-poin kunci, sehingga catatan tersebut dapat bermakna dan bermanfaat. Dengan diberikan tugas mencatat beberapa poin penting dalam TSTS, diharapkan kualitas diskusi siswa akan meningkat. Kegiatan mencatat bagi siswa saat pembelajaran merupakan kegiatan aktif yang baik. Kegiatan mencatat yang siswa lakukan dapat menjaga konsentrasi selama pembelajaran berlangsung. Catatan yang telah dibuat juga dapat dijadikan bahan yang efektif untuk menghadapi ulangan atau ujian semester. Belajar pada akhirnya akan mengubah seseorang, sehingga didapatkan kemampuan baru yang sebelumnya tidak dimiliki. Perubahan itu terjadi secara permanen, dan inilah yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar terjadi pada tiga ranah atau domain, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar yang baik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah penerapan strategi pembelajaran di dalam kelas. Strategi GNT yang diaplikasikan pada teknik kooperatif TSTS diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan sebelumnya maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: ”Teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dengan Guided Note Taking GNT berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa ”. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan yang terletak di Jl. Pendidikan No. 49 Ciputat pada semester ganjil tahun pelajaran 20142015. Penelitian dilakukan di kelas X pada bulan November 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen quasi- experimental designs. Jenis rancangan kuasi eksperimen ini diambil karena peneliti memberikan perlakuan tertentu dalam suatu kelompok penelitian. Perlakuan yang dimaksud adalah penerapan teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS dengan Guided Note Taking GNT sebagai variabel bebas terhadap hasil belajar sebagai variabel kontrol pada kelas eksperimen. 1 Sedangkan kelas kontrol diberikan teknik kooperatif TSTS tanpa GNT. Adapun desain penelitian yang digunakan yakni randomized posttest-only control group design dengan bagan rancangan sebagai berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Variabel bebas Pasca-tes Acak A KE X O Acak B KK - O Keterangan: KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol X : Perlakuan 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 19. O : Post-test 2 Desain perlakuan yang diberikan terhadap kelas ekspermen dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang terdapat pada TSTS dan GNT. Tahapan- tahapan tersebut dituangkan dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Desain perlakuan yang dilakukan pada kelas eksperimen secara singkat dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Desain Perlakuan Menggunakan TSTS dengan GNT Tahapan TSTS GNT 1. Pembagian Kelompok 2. Diskusi Kelompok Kelompok menyiapkan guided note tugas presentator dengan bantuan LKS 1 dari guru. 3. Bertamu Stay dan Stray Stayer memberikan lembar guided note dan menyampaikan informasi, sedangkan tamu strayer menerima lembar guided note dan menerima informasi 4. Kembali ke kelompok masing- masing untuk membahas hasil kerja. Guru memberi LKS 2 sebagai alat bantu pegumpulan hasil kerja kelompok. 5. Membacakan hasil kerja kelompok 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, h. 206.

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 4 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 10 20

PenGARUH MOdel PeMBelAJARAn kOOPeRATIF TIPe TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TeRHAdAP HASIl BelAJAR IPA

0 0 5