Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN
R., Purmiati, Akhdinirwanto,W., dan Ashari, H. Penerapan Metode Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Peningkatan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP
Negeri 7 Purworejo. Radiasi. 1, 2012.
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi
Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana, 2009.
Ruseffendi. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito, 2005.
Sahertian, P. A., Mataheru, Prans. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1985.
Salinan Lampiran Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA. Jakarta: Kemdikbud, 2013.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2011.
Sanjaya, Wina.
Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar
Proses Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2012.
Saraswati, I.D., Soedjoko, E., Susilo, B.E. Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Minat. Unnes
Journal of Matematics Education. 1, 2012.
Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia, 2013.
Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif . Bandung: Nusamedia Nuansa Media, 2013.
Slavin, Robert E. Cooperatie Learning Theory, Research, and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon, 1995.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media, 2009.
Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Soepeno, Bambang. Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Sudarman, Paryati. Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta, 2012.
----- Statistik Non Parametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2007. Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2009. Sukino. Menulis itu Mudah Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal.
Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012. Sulisworo, Dwi and Suryani, Fadiyah
. ”The Effect of Cooperative Learning, Motivation and Information Technology Liter
acy to Achievement”, International Journal of Learning and Development. 4, 2014.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Taniredja, T., Haridli, E.M., Harmianto, S. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta, 2013.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikn KTSP.
Jakarta: Kencana, 2010.
Warsono dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Wiersma, William dan Jurs, Stephen G. Research Methods in Education Ninth Edition. Boston: Allyn and Bacon, 2009.
Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, 2009. Yusri. Statistika Sosial Aplikasi dan Interpretasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Zaini, H., Munthe, B., Aryani, S.A. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
56
Lampiran 1
KISI-KISI PERTANYAAN DAN HASIL WAWANCARA
A.
KISI-KISI PERTANYAAN WAWANCARA
1. Metode apa yang biasa dipakai dalam pembelajaran?
2. Mengapa menggunakan metode tersebut? hasil belajar ranah apa yang ingin
dicapai? 3.
Jika menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, Berdasarkan pertimbangan apakah Anda memilih pembelajaran kooperatif?
4. Pernahkan Anda memilih tipe kooperatif untuk mencapai K2 berdasarkan
kemampuan sosial? 5.
Pembelajaran kooperatif apa yang sering dipraktekkan? 6.
Mengapa memilih strategimetodeteknik tersebut? 7.
Pernahkah mencoba teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS? 8.
Bagaimana perbedaan antara penerapan TSTS dengan metode yang Anda gunakan? 9.
Menurut pengalaman Anda, lebih mudah menerapkan metode yang mana antara TSTS dengan metode yang Anda gunakan?
10. Kesulitan kemudahan apa yang Anda alami saat menerapkan TSTS?
11. Dalam menerapkan TSTS, adakah kesulitan dalam mempraktekkan stay dan stray-
nya? B.
HASIL WAWANCARA
Narasumber 1 : Noor Lailah Sahlan, S.Pd
Jabatan : Guru Biologi kelas XI dan XII di SMAN 1 Kota
Tangerang Selatan
12. Metode apa yang biasa dipakai dalam pembelajaran?
Jawab: Karena kurikulum yang diterapkan sekarang adalah kurikulum 2013, ya metode yang dipakai berbagai macam. Ada diskusi, demonstrasi, Tanya
jawab, ceramah, dan lain sebagainya. 13.
Mengapa menggunakan metode tersebut? hasil belajar ranah apa yang ingin dicapai?
Jawab: Karena dapat melihat kemampuan daya pikir siswa, yaitu kemampuan siswa dalam meganalisis materi. Hal ini bertujuan agar siswa menjadi lebih
kreatif dan inovatif. Hasil belajar siswa yang ingin dicapai tentu bersifat
menyeluruh, afektif, kognitif, dan psikomotornya. Untuk mencapai hal itu, saya biasa melakukan praktikum dan demonstrasi juga.
Biasanya di K13 ada tiga jam pelajaran. Jam pelajaran pertama saya menjelaskan, sedangkan jam kedua dan ketiga siswa ditugaskan untuk diskusi
di perpustakaan secara berkelompok. Perpustakaan itu tempatnya lengkap. Banyak referensi buku-buku, kemudian siswa juga bisa akses materi-materi
dari internet karena fasilitas jaringannya sudah tersedia. 14.
Jika Anda menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, berdasarkan pertimbangan apakah Anda memilih pembelajaran kooperatif?
Jawab: agar siswa lebih interest terhadap materi, dan untuk mencapai hasil belajar ranah afektif juga pada saat diskusi karena kita bisa melihat sikap
siswa ada saat diskusi tersebut. 15.
Poin afektif apa yang ditargetkan ada pada diri siswa? Jawab: Jadi setelah mempelajari biologi, diharapkan siswa dapat
mempraktikkan atau mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari pada dirinya sendiri. Misalnya, karena sudah mengetahui bahwa bakteri
penyebab penyakit ada dimana-mana, maka jika akan makan, siswa mencuci tangan terlebih dahulu. Contoh lain misalnya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan lain sebagainya. 16.
Sikap apa yang Anda nilai dalam diskusi? Jawab: kemampuan siswa dalam bertanya, mengutarakan materi yang
temannya sampaikan, menjawab, mengamati dengan baik, dan mendengarkan penjelasan temannya.
17. Pernahkah mencoba teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS?
Jawab: Pernah, tapi dalam pelaksanaannya siswa tidak berdiskusi dengan baik. Hal ini karena guru memilih kelompok secara acak, sementara siswa tidak
mau diacak. Biasanya siswa mau berkumpul dengan teman-teman yang sudah dekat. Misalnya dekat rumahnya, persahabatannya sudah erat, jadi diskusi itu
nyaman antar siswanya. Sementara dalam TSTS, antar-siswanya tidak nyaman karena heterogen. Jadi saya sesuai keinginan siswanya aja, yang penting
suasana menjadi aktif, inovatif, dan hidup.
Narasumber 2 : Meli Yunerti, S.Si
Jabatan : Guru Biologi Kelas X IPA di SMAN 8 Kota Tangerang
Selatan
1. Metode apa yang biasa dipakai dalam pembelajaran?
Jawab: Berbagai macam metode, seperti diskusi informatif, diskusi kelompok, dan lain-lain yang termasuk kooperatif learning-lah.
2. Mengapa menggunakan metode tersebut? hasil belajar ranah apa yang ingin
dicapai? Jawab:. Agar anak menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga
kebanyakan model yang dipakai adalah dskusi. Tujuannya ya ingin mencapai tiga anah hasil belajar, kognitif, psikomotor anak, juga afektifnya.
3. Jika Anda menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, berdasarkan
pertimbangan apakah Anda memilih pembelajaran kooperatif? Jawab: Ya seperti yang saya jelaskan tadi, tujuannya memang agar siswa bisa
lebih aktif dalam pembelajaran. 4.
Pernahkan Anda memilih tipe kooperatif untuk mencapai K2 berdasarkan kemampuan sosial?
Jawab: Pasti. Guru memah harus mengembangkan sikap sosial siswa. 5.
Pembelajaran kooperatif apa yang sering Anda praktikkan? Jawab: Macam-macam, tergantung materi apa yang akan disampaikan. Bisa
menggunakan Problem Based Learning PBL, dan lain-lain. 6.
Kesulitan atau kemudahan apa yang Anda dapatkan saat mengajar dengan menggunakan kooperatif lerning?
Jawab: Untuk hal positifnya, para siswa lebih mudah menerima materi pelajaran karena mereka berusaha menggali informasi terkait materi yang
dipelajari tersebut. Namun kesulitan yang dihadapi adalah biasanya diskusi itu kurang kondusif. Anak-anak ada yang aktif dan ada yang tidak aktif. Ada yang
mengobrol dengan temannya, main-main HP, ya macem-macem lah. Kalau hal itu sudah terjadi, mereka akhirnya sulit memahami materi bahasan pada
saat itu.
7. Apa yang Anda lakukan menghadai kondisi siswa yang tidak kondusif
tersebut? Jawab: Ya pada akhirnya, saya harus menjelaskan lagi setelah siswa
berdiskusi. Kalo tidak dijelaskan, mereka kesulitan memahami materi. 8.
Pernahkah Anda mencoba menggunakan teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS?
Jawab: Belum pernah
Narasumber 3 : Hadi Prastyo, S.Si
Jabatan : Guru Biologi Kelas X dan XI IPA di SMAN 1 Kota
Tangerang Selatan
1. Metode apa yang biasa dipakai dalam pembelajaran?
Jawab: metodenya banyak, strategi juga banyak. Contohnya Problem Base Learning PBL, Project Base Learning PjBL, Portofolio, sesuai dengan
kurikulum 2013 dan sering mengikuti silabus yang telah ada. 2.
Mengapa menggunakan metode tersebut? hasil belajar ranah apa yang ingin dicapai?
Jawab:. Karena menurut saya metode itu yang paling realistis, memancing keingin tahuan siswa. Jadi kalo siswa diberikan tugas, mencari tahu sendiri,
siswa akan lebih tertarik. Ada dua yang ditargetkan. Pengetahuan dan keterampilan. Sekarang udah gak
boleh pake istilah afektif, pake-nya istilah pengetahuan, keterampian, dan sikap. Maka kalo saya menerapkan metode saya di kelas, saya akan dapatkan
dua bentuk nilai. Satu nilai pengetahuan dan satu nilai keterampilan. Sikap tidak bisa dari situ.
3. Jika Anda menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, berdasarkan
pertimbangan apakah Anda memilih pembelajaran kooperatif? Jawab: Melibatkan semua komponen. Artinya setiap siswa berpartisipasi aktif,
semua sistem bergerak terhadap proses pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai. Siswa mendapat keterampilan dan juga pengetahuan di
akhir pembelajaran.
4. Pernahkan Anda memilih tipe kooperatif untuk mencapai K2 berdasarkan
kemampuan sosial? Jawab: Jadi sebetulnya sikap itu akan terbentuk jika mereka terbiasa. Contoh,
mereka akan terbiasa berbicara di depan forum ketika mereka terbiasa menjelaskan di depan kelas. Ketika siswa tidak terbiasa bekerja sama, mereka
akan terbiasa bekerjasama jika diterapkan kerjasama dalam pembelajaran. Itu science effect dari pembelajaran.
5. Mengapa Anda lebih suka siswa berdiskusi terlebih dahulu, kemudian
presentasi sementara metode-metode lain masih banyak? Jawab: Sebetulnya bukan fokus memilih itu. Tapi siswa akan lebih enjoy,
lebih tertarik dengan materi itu. Mereka akan terpacu, tertantang keingintahuannya. Bahkan rasa tertantang itu terbukti dengan keterampilan
siswa menjawab pertanyaan secara tuntas, atau bisa bertanya sesuatu di luar kemampuan temannya.
6. Kesulitan atau kemudahan apa yang Anda dapatkan saat mengajar dengan
menggunakan kooperatif lerning? Jawab: biasanya terjadi pada proses merancang pertanyaan yang berbobot
pada siswa. Kadang siswa itu membuat pertanyaan yang tidak fokus pada bahasan hari itu. Jadi lebih melebar dan detai pada hal lain. Contoh, bahasan
pada hari itu adalah tentang metagenesis tanaman paku. Di dalam bagan kan tercantum meiosis dan mitosis. Nah, siswa itu kadang menanyakan secara
detail itu justru pada meiosis dan mitosisnya, bukan pada metagenesisnya. Jadi bahasannya melebar.
7. Apa yang Anda lakukan menghadapi kondisi tersebut?
Jawab: Solusi yang saya lakukan adalah dengan menugaskan siswa untuk membaca dan merangkum sebelum diskusi. Biasanya saya menugaskan siswa
mencari 20 pertanyaan yang berhubungan dengan pokok materi. 8.
Sikap apa yang Anda nilai dalam kelas saat berdiskusi? Jawab: untuk penilaian sikap dalam rangka memenuhi penilaian yang dituntut
oleh kurikulum, sikap yang dinilai dalam diskusi biasanya kerapihan siswa, kebersihan, sopan santun, sikapnya gaduh atau tidak saat diskusi. Tapi
penilaian sikap ini tidak terlalu lebar seperti penilaian pengetahuan dan keterampilan. Penilaiannya hanya sekitar satu atau dua lembar salam satu
semester. Jadi tidak begitu signifikan. 9.
Pernahkah Anda mencoba menggunakan teknik kooperatif Two Stay Two Stray TSTS?
Jawab: Belum pernah
62
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA N 1 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas Semester : X MIA 1 Ganjil
Topik Materi Pokok : Archaebacteria dan Eubacteria
Pertemuan Ke : 1 satu
Alokasi Waktu : 3 JP 3 x 45`