BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya pendidikan yang semakin maju, dalam kehidupan di masyarakat senantiasa terjadi proses belajar mengajar baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Dari proses pembelajaran ini maka peserta didik akan memperoleh hasil belajar yang merupakan dampak langsung
dari peristiwa belajar maupun proses belajar mengajar antara pelajar dan pengajar. Dalam proses belajar dimana dosen sebagai pengajar dan pendidik
sedangkan mahasiswa sebagai komponen dalam sistem pengajaran, para dosen dituntut memenuhi kualifikasi dan kompetensi-kompetensi tertentu, misalnya
sikap, nilai dan sifat-sifat pribadi sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Tidak disangkal bahwa setiap dosen menginginkan mahasiswanya memiliki pengetahuan, dan ketrampilan serta memahami dan mengamalkan budi
pekerti yang sesuai dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh atau dengan istilah kependidikannya mempunyai efek kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk
memenuhi maksud tersebut diatas maka dosen perlu memahami tugas-tugas dan tanggung jawabnya. Peter Amstrong yang ditulis kembali oleh Nana Sujana
1998; 18 membagi tugas gurudosen dalam 5 bidang tanggung jawab, yakni; pertama, tanggung jawab dalam pengajaran. Kedua, tanggung jawab dalam
memberikan bimbingan. Ketiga, tanggung jawab dalam mengembangkan
1
kurikulum. Keempat, tanggung jawab dalam mengembangkan profesi. Kelima, tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat.
Ilmu anatomi merupakan salah satu dari serangkaian mata pelajaran yang diajarkan di D III Keperawatan mulai semester satu. Pada jenjang ini semua
mahasiswa harus mempelajari mata pelajaran anatomi sebagai dasar ilmu medic sebelum mengambil mata pelajaran keperawatan lebih lanjut. Meskipun mata
pelajaran anatomi merupakan bagian pengembangan dari ilmu biologi di SMU, namun sebagian besar mahasiswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari
ilmu anatomi ini. Bagi mahasiswa D III Keperawatan yang berasal dari sekolah kejuruan SMK banyak yang merasa asing terhadap mata pelajaran ini dan
menjadi mata pelajaran yang sulit dan tidak diminati walaupun sebagian mahasiswa menganggap sebagai mata pelajaran yang menarik.
Pembelajaran anatomi memiliki tiga domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor yang harus dikembangkan. Domain kognitif menekankan
pembelajaran yang berkaitan dengan fakta, konsep dan generalisasi yang dapat diperoleh melalui sumber-sumber sekunder atau dengan melibatkan prosedur
empiris. Domain afektif menekankan sikap, nilai, minat, motivasi dari apresiasi terhadap IPA umumnya dan ilmu anatomi pada khususnya. Domain psikomotorik
menekankan pada ketrampilan fisik yang diperlukan untuk melaksanakan tugas- tugas laboratorium sehingga untuk pembelajaran ilmu anatomi diperlukan metode
yang tepat dan sesuai dengan karakteristik ilmu anatomi. Pembelajaran ilmu anatomi hendahnya menggunakan metode mengajar
yang melibatkan proses ilmiah pada diri mahasiswa, salah satunya adalah praktik laboratorium dengan menggunakan phantom. Tidak semua pokok bahasan harus
menggunakan metode tersebut tetapi mahasiswa dapat diberikan pembelajaran dengan media VCD untuk dikenalkan dengan materi ilmu anatomi yang berupa
gambar-gambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh manusia secara utuh.
Dalam pembelajaran anatomi, menggunakan teknologi seperti media VCD dan multimedia merupakan cara yang praktis, baik untuk menyampaikan materi
pelajaran secara langsung kepada mahasiswa maupun untuk memberikan materi tambahan yang telah disampaikan. Proses pembelajaran selama ini tergantung
pada penyajian dosen yang kadang kurang bervariasi dalam menggunakan media pembelajaran. Padahal media pembelajaran berkembang pesat seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi. Soekartawi 1995; 16 mengemukakan bahwa setiap pengajar mempunyai
cara tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat dimengerti karena setiap pengajar mempunyai kapasitas mengajar yang berbeda-
beda. Selanjutnya juga dikatakan bahwa “didalam melaksanakan tugasnya seorang pengajar memerlukan tiga hal penting, yaitu: a. Bagaimana cara
mengajar yang baik dan benar, b. Alat bantu mengajar apa yang dipakai, c. Cara evaluasi apa yang digunakan.
Proses belajar-mengajar dapat dipandang sebagai sistem instruksional. Menurut Benaty yang dikutip kembali oleh Sunarwan 1999; 3 dinyatakan
bahwa; “In the most general sense, system means a konfigurations of part or components connected joined together in a web of relationships”. Artinya kurang
lebih demikian; secara umum sistem diartikan sebagai seperangkat bagian atau komponen yang saling berinteraksi, berinterdependensi dan berinteraksi yang
menyebabkan terjadinya keadaan seimbang, saling bergantung sehingga merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Selanjutnya juga dinyatakan bahwa setiap sistem mempunyai tiga aspek utama, yaitu tujuan, proses dan isi.
Gagne 1979 yang ditulis kembali oleh Atwi Suparman 1997: 8 mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang
mempengaruhi siswa sehingga terjadi proses belajar. Lebih lanjut Atwi Suparman 1997: 8 menyatakan bahwa kegiatan instruksional merupakan komposisi bagian-
bagian dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai dengan baik pula. Dari uraian-uraian diatas adalah
jelas bahwa kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen
diantaranya: siswa, gurudosen, tujuan, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Sejalan dengan kemajuan teknologi, media pembelajaran berkembang
begitu pesat mulai dari media yang sederhana visual sampai dengan media yang lebih kompleks multimedia. Tampilnya lambang-lambang visual untuk
memperjelas lambang verbal memungkinkan mahasiswa mudah memahami konsep-konsep ilmu anatomi yang dipelajari dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengetahui keefektifan penggunaan media VCD dan overhead projector OHP sebagai media pembelajaran anatomi
dan diharapkan mahasiswa akan lebih mudah memahami makna pesan konsep yang dipelajari dalam proses pembelajaran.
Sejumlah teori telah dikembangkan untuk menjelaskan pentingnya media dalam pembelajaran. Salah satu diantaranya yang dikenal luas yaitu “The Cone of
Experience” kerucut pengalaman yang di cetuskan oleh Edgar Dale Heinich,
Molenda, Russell, Smaldino: 1996: 16. Menurut teori ini, seseorang dapat belajar melalui tiga hal, yaitu: mengalami sendiri secara langsung pengalaman langsung,
dramatisasi, demonstrasi, karyawisata, mengamati orang lain berbuat pameran, TV, radio, membacamenggunakan lambang lambang visual dan verbal. Dale
dalam Azhar Arsyad 2000: 7 menggambarkan tingkat pengalaman perolehan hasil belajar sebagai sesuatu proses komunikasi. Dalam proses komunikasi
terdapat materipesan yang akan disampaikan dan diharapkan dikuasai
mahasiswa, dosen sebagai sumber pesan yang menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu encoding dan mahasiswa sebagai penerima pesan
decoding. LevieLevie dalam Azhar Arsyad 2000: 8 mereview hasil-hasil
penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang
lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubungkan fakta dan konsep. Dilain pihak, stimulus verbal memberi
hasil belajar yang lebih apabila belajar pembelajaran melibatkan ingatan yang berurutan sekuensial. Palvio dalam Azhar Arsyad 2000: 9 tentang konsep
hipotesis koding ganda dual coding hypothesis mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal kemudian
menyimpannya dalam bentuk proposisi image dan lainnya untuk mengolah image non verbal yang kemudian disampaikan dalam bentuk proposisi verbal.
Berdasarkan konsep diatas, belajar dengan indra ganda pandang dan dengar akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa. Mahasiswa akan lebih termotivasi
dalam belajar dari pada jika materi pelajaran di berikan hanya dengan stimulus
pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Hal ini sesuai dengan materi mata pelajaran anatomi yang banyak berisikan gambar-gambar sehingga dengan
disampaikan dalam bentuk VCD maka dalam pembelajaran akan melibatkan indra ganda stimulus gambar dan stimulus kata.
Disamping peranan metode mengajar yang merupakan faktor ekstern mahasiswa yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar mahasiswa, terdapat
beberapa faktor intern atau faktor dari dalam diri mahasiswa sendiri yang turut memberikan pengaruhnya terhadap prestasi atau hasil belajar siswa. Salah satu
faktor intern adalah motivasi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Sardiman, A.M 1990: 75 mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan motivasi belajar adalah: Keseluruhan daya penggerak dari dalam diri mahasiswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dari batasan pengertian mengenai motivasi tersebut dapatlah dimengerti
bahwa motivasi belajar mahasiswa akan mendorong mahasiswa untuk belajar. Dorongan dari diri mahasiswa yang berasal dari dalam dirinya inilah yang harus
senantiasa ditumbuhkan agar keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar ilmu anatomi tercapai. Hilangnya motivasi belajar pada
mahasiswa akan berpengaruh pada penguasaan materi anatomi sehingga mahasiswa merasa malas, merasa kesulitan, bahkan merasa asing dan
menganggap tidak menarik karena pemberian materi anatomi yang menoton dan kurang atraktif. Pada prinsipnya mahasiswa akan cukup tertarik apabila
penyampaian materi pelajaran disampaikan oleh dosen dengan cara bervariasi dan atraktif sehingga tidak membosankan.
Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik bila ditunjang oleh barbagai factor, anatara lain adalah media pembelajaran. Media merupakan salah
satu factor yang menentukan keberhasilan pembelajaran karena dapat membantu dosen dalam menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pokok bahasan ilmu anatomi ini merupakan pokok bahasan yang cukup
sulit bila hanya disajikan dengan mengunakan media OHP, akan lebih menarik apabila disajikan dengan penggunaan media pembelajaran berupa VCD.
Penggunaan media VCD maka akan dapat disajikan materi berupa gambar- gambar mulai dari sel, jaringan, organ, system organ dan struktur tubuh manusia
secara utuh dengan lebih jelas dan menarik. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan prestasi mahasiswa karena disini mahasiswa tidak hanya
menghayal saja tetapi dapat melihat secara langsung sel, jaringan, organ dan system organ sesuai dengan aslinya. Selain itu mahasiswa juga dapat belajar
mandiri dirumah karena dapat memutar VCD tersubut dirumah dan juga dapat menentukan sendiri hasil apa yang telah dicapai, perilaku-perilaku khusus apa
yang ingin dikuasai dan sebagainya. Dengan demikian arah serta tujuan belajar yang akan dicapai oleh mahasiswa dapat diukur dan dipersiapkan secara baik oleh
mahasiswa sendiri. Dalam dunia pendidikan, pentingnya pengukuran prestasi belajar tidak
dapat disangsikan lagi. Saefuddin Azwar 2000 : 13 menyatakan:
Pendidikan merupakan suatu sistem yang komplek yang melibatkan berbagai faktor dan aspek secara keseluruhan, maka usaha-usaha untuk senantiasa
meningkatkan prestasi belajar siswa perlu selalu ditingkatkan. Dalam proses belajar-mengajar peranan prestasi tidak saja menjadi ukuran
keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti suatu pelajaran tertentu, namun lebih dari itu prestasi belajar dapat dipakai sebagai umpan balik mengenai keberhasilan
dosen dalam melaksanakan sistem pembelajaran. Peranan prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai pertimbangan perlakuan kepada mahasiswa yang
bersangkutan, dengan demikian setelah mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa para dosen dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada para
mahasiswa sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya tersebut. Dengan demikian prestasi belajar dalam proses belajar dapat dipandang sebagai barometer
keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran tertentu dan sebagai ukuran keberhasilan dosen dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Prestasi belajar
sendiri dalam proses belajar mengajar tidak saja dipandang dari sudut pandang kognitif saja, melainkan lebih dari itu dapat terdiri dari kemampuan afektif dan
kemampuan psikomotor, sehingga dalam melaksanakan proses belajar mengajar diharapkan para dosen dapat memperhatikan semua aspek tersebut.
Selama ini Prodi DIII keperawatan STIKes Satria Bhakti belum memanfaatkan secara maksimal perkembangan sistem VCD dan multi media
sebagai media pembelajaran utama untuk memperbaiki produktivitas, efisiensi dan keefektifan pembelajaran. VCD yang ada jarang digunakan untuk mengajar
mata kuliah anatomi tetapi dalam kegiatan pembelajaran selalu menggunakan OHP untuk mata kuliah anatomi.
Sampai sekarang pembelajaran anatomi lebih banyak menggunakan Overhead Projector OHP sebagai media pembelajaran yang penyajiannya
kurang menarik dan belum mampu menyajikan gambar-gambar anatomi organ secara tiga dimensi sedangkan fasilitas laboratorium juga belum difungsikan
sebagaimana mestinya. Kebanyakan mahasiswa beranggapan bahwa ilmu anatomi merupakan mata kuliah yang sukar, yang berakibat pada prestasi belajar
mahasiswa dalam mata kuliah anatomi relatif rendah, terlihat dari rata-rata nilai UAS tahun ajaran 2007-2008 adalah nilai D 29, C 51, B 12 dan
A 8. Sebagai dosen anatomi harus berusaha mencari alternatif untuk mengurangi bahkan menghilangkan anggapan mahasiswa tersebut. Dosen yang
kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mengelola kelasnya sehingga prestasi belajar mahasiswa berada pada tingkat
optimal. Penelitian ini juga meninjau motivasi sebagai suatu variabel karakteristik
mahasiswa karena perbedaan hasil belajar ilmu anatomi apakah dipengaruhi oleh motivasi mahasiswa tersebut terhadap materi kuliah anatomi masih dipertanyakan.
Melihat perlunya media pembelajaran untuk membantu mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep ilmu anatomi, maka perlu diadakan penelitian yang
berkaitan dengan variable tersebut. Namun informasi deskriptif dan pengaruh penggunaan media VCD dan Overhead Projector OHP terhadap prestasi belajar
ilmu anatomi yang dilihat dari motivasi mahasiswa belum tersedia. Disamping itu jika ternyata hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka keefektifan pengaruh
antar variable tersebut cukup berarti, maka dapat dilihat berapa besar pengaruh dari masing-masing variable dalam memprediksi prestasi belajar ilmu anatomi.
Untuk itulah diajukan penelitian tentang “Pengaruh media terhadap prestasi belajar di tinjau dari motivasi Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Prodi D III
Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk Pelajaran 20082009”.
B. Identifikasi Masalah