Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi

luntur, atau pindah ke transparansi yang menindihnya, e bila peletakannya tidak benar visual dilayar akan mendapat distorsi bentuk berubah.

4. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi belajar seringkali dihubungkan dengan kegiatan belajar. Orang seringkali mengaitkannya dengan masalah psikologi pendidikan. Dalam psikologi pendidikan, terdapat beberapa teori atau konsep mengenai motivasi belajar. Teori para ahli tersebut didasari oleh sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini perhatian dikhususkan pada motivasi belajar disekolah, sehigga pembahasan didalamnya dimaksudkan untuk memahami beberapa pengertian motivasi baik ditinjau dari segi psikologi maupun ditinjau dari segi pendidikan. Salah satu teori motivasi yang diketengahkan disini adalah pendapatnya David Mc.Clelland, Abraham Maslow Wand dan Brown yang dikutip kembali oleh Wahjosumidjo. Wahjosumidjo 1985: 171-209 mengemukakan bahwa pengertian motivasi berikut ini: Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis yang timbul sebagai akibat faktor dari dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut unsur instrinsik atau faktor dari luar disebut ekstrinsik. Untuk lebih memahami mengenai proses-proses timbulnya motivasi dapat diperhatikan gambar motivasi sebagai proses psikologis seperti dalam gambar 3 berikut ini: 2 1 3 4 5 6 7 Gambar 1. Motivasi sebagai proses psiokologis Sumber : Wahjosumidjo 1985: 175 Dari gambar tersebut dapat diamati bahwa motivasi belajar dimulai adanya dorongan. Dorongan itu bersifat rangsangan dari dalam maupun rangsangan dari luar. Setelah seseorang menerima rangsangan maka dari dalam dirinya akan tumbuh pilihan-pilihan untuk berbuat sesuatu. Motivasi merupakan unsur yang paling penting bagi pengajaran efektif atau pengajaran yang berhasil. Seseorang akan berhasil dalam belajar apabila pada dirinya ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar disebut motivasi. Selanjutnya Berelson dan Steiner dalam Wahjosumidjo 1985: 177-178 mengemukakan bahwa: a motive is an inner state that energizes, activities or move hence motivation, and that directs or channels behavior to ward goals. Rangsangan Seseorang dengan dorongan Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik Alternatif perilaku Penentuan perilaku Perilaku Sedangkan Duncan dalam Wahjosumidjo 1985: 178 mengemukakan bahwa: From a managerial perspective, motivation refers to any concious attempt to influence behavior toward the accomplishment of organizational goals. Maksudnya kurang lebih demikian Motivasi adalah suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan dari pendapat Berelson dan Steiner, motif pada hakekatnya merupakan terminologi umum yang memberikan makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan. Hubungan antara kebutuhan, keinginan dan kepuasan dapat dilukiskan sebagai mata rantai yang disebut Need-want- satisfaction chain, seperti terlihat dalam gambar 4 berikut ini: 1 2 3 4 5 6 7 8 Gambar 2. Motif sebagai suatu rantai Sumber : Wahjosumidjo 1985 : 180 Gambar tersebut memberikan pengertian sebagai berikut: 1 Kebutuhan yang timbul pada diri seseorang dan kebutuhan mengandung arti luas, seperti kebutuhan fisik, makan, rumah dan kebutuhan psikis. 2 Apabila dalam diri seseorang timbul suatu kebutuhan tertentu kebutuhan tersebut akan menyebabkan lahirnya daya dorong tertentu. 3 Akibat daya dorong, lahirlah keinginan dalam diri seseorang. 4 Lahirnya keinginan dari dalam diri seseorang akan menyebabkan timbulnya suatu sebab. Needs Give rise to Wants Which cause Needs Which Give rise to Actions Which Results to Statisfactions 5 Akibat sebab yang timbul, lahirlah ketegangan. 6 Ketegangan itu sendiri juga akan menjadi sebab timbulnya sesuatu. 7 Sesuatu yang timbul akibat adanya ketegangan dalam diri seseorang tersebut ialah disebut perilaku atau perbuatan. 8 Perilaku yang ditampilkan seseorang timbul karena mengharapkan adanya kepuasan yang dapat dinikmati. Wahjosumidjo 1985 mengemukakan bahwa secara garis besar menurut jenisnya teori motivasi terbagi atas: teori kepuasan content teori dan teori berdasarkan proses process theory 1 Teori kepuasan content teory Teori ini menekankan pentingnya pengetahuan terhadap faktor-faktor dalam diri bawaan. Tokoh-tokoh dalam teori ini antara lain: Maslow, Gregor, Herzberg, Me. Clelland. 2 Teori proses Teori ini mencoba untuk memberikan jawaban atas pertanyaan : a. Bagaimana bawahan dalam hal ini siswa itu bisa dimotivasi b. Dengan tujuan apa bawahan itu bisa dimotivasi. Disamping kedua teori tersebut, Wahjosumidjo 1985:181-183 mengutarakan beberapa teori motivasi yang lainnya, yaitu: 1 Teori instrumental, terdiri dari a. Teori tukar-menukar exchange theory b. Teori harapan expertancy theory 2 Teori kebutuhan. Yakni suatu teori mengenai motivasi yang didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan manusia, sehingga menimbulkan suatu dorongan atau motif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Beberapa ahli memberikan pandangannya mengenai motivasi. Diantaranya adalah: 1 Teori hedonisme Suatu pandangan yang mengatakan bahwa manusia pada hakekatnya adalah makluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesukaan dan kemewahan. Apabila dihadapkan pada pilihan-pilihan, maka manusia akan cenderung memilih arah tindakan yang akan memperbesar kesenangan dan menghindarkan diri pada arah tindakan yang tidak menyenangkan yang akan mengakibatkan sakit, menderita, atau kematian. Implikasi dari teori ini, adanya anggapan bahwa banyak pegawai yang tidak mau bekerja dengan baik, yang malas bekerja, suka menghindarkan pekerjaan yang sulit. Oleh sebab itu manusia perlu dimotivasi secara tepat agar mau bekerja dengan baik, dengan memenuhi kesenangannya. 2 Teori naluri Teori naluri menghubungkan kelakuaan manusia dengan macam-macam naluri. Pada dasarnya manusia mempunyai tiga naluri pokok, yaitu naluri mempertahankan diri, naluri mengembangkan diri dan naluri mengembangkan jenis. Kebiasaan-kebiasaan manusia senantiasa dipengaruhi oleh tiga faktor ini, untuk itu, manusia perlu dimotivasi dengan memfokuskan naluri mana yang menjadi fokus perhatiannya. 3 Teori reaksi yang dipelajari Teori lain menyebutkan bahwa kelakuan manusia tidak berdasarkan naluri- naluri, melainkan atas pola-pola kelakuan yang dipelajari, dimana seseorang itu hidup. Sehingga seseorang yang ingin memotivasi harus mengetahui karakteristik dan latar belakang kehidupannya. 4 Teori daya pendukung Aliran daya pendorong merupakan kompromi antara naluri dan aliran reaksi yang dipelajari. Oleh karena itu dalam meningkatkan motivasi seseorang harus memegang dua prinsip, pertama atas naluri dan atas reaksi yang dipelajari dari kebudayaan dimana seseorang itu timbul. 5 Teori kebutuhan Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakekatnya adalah antuk memenuhi kebutuhannya. Beberapa para ahli yang memberikan perhatian pada masalah kebutuhan ini antara lain ialah: Abraham Maslow, Frederick Herzberg, David Mc Clelland dan Victor Vroom. Abraham Maslow dan Herzberg berusaha membuat teori-teori motivasi secara keseluruhan. Sedangkan Mc. Clelland memberikan sumbangannya pada identifikasi kebutuhan tertentu, hasil kerja dan kebutuhan bagi pengembangan perusahaan dan industri Wahjosumidjo, 1985: 183. Sardiman, A.M 1990, hal:73 memberikan batasan mengenai pengertian motivasi, berikut ini: motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan dengan daya penggerak dari dalam diri subyek untuk menentukan aktivitas-aktivitas tertentu. Sedangkan Mc. Donald dalam Sardiman 1990: 73 mengemukakan bahwa: Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari definisi Me. Donald ini dapat diambil beberapa pengertian diantaranya: 1 Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri seseorang. Karena menyangkut perubahan energi pada diri manusia, maka akan melibatkan fisik manusia. 2 Motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3 Motivasi akan dirangsang dengan tujuan, jadi dalam hal ini motivasi merupakan respon dari suatu aksi. Meskipun motivasi muncul dari dalam diri seseorang, namun kemunculannya karena terdorong oleh fakor dari luar diri manusia.

b. Kebutuhan dan teori tentang motivasi