E. Uji coba Instrumen
Instrumen penelitian yang telah selesai disusun kemudian diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya beda butir-butir soal dalam instrumen penelitian. Hasil analisis uji coba dijadikan pertimbangan untuk memutuskan apakah suatu butir soal dalam
instrumen penelitian layak atau tidak layak untuk digunakan sebagai instrumen pengumpulan data pada penelitian yang sesungguhnya. Ujicoba instrumen dalam
penelitian ini adalah sebai berikut:
a. Tempat dan Waktu Uji Coba
Uji coba instrument penelitian berupa kuesioner angket dan tes dilakukan di Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti Nganjuk yaitu pada
bulan Oktober 2008.
b. Subyek Uji Coba
Subyek uji coba instrument penelitian berupa kuesioner angket dan tes adalah 40 mahasiswa semester II Prodi D III Keperawatan STIKes Satria Bhakti
Nganjuk. Dilakukan uji coba penelitian try out untuk mengetahui item-item pernyataan dalam angket apabila ada kelemahan pada instrument penelitian dan
mengetahui apakah instrument penelitian memenuhi syarat sebagai alat pengambilan data, antara lain validitas dan reliabilitas serta mengetahui taraf
kesukaran dan daya pembeda pada butir instrument penelitian berupa tes.
c. Uji Coba Penelitian
Hal-hal yang berhubungan dengan masalah uji coba dapat dikemukakan dalam setiap variable penelitian sebagai berikut:
1 Variable pertama, penerapan pendekatan pembelajaran media VCD dan Overhead Projector OHP.
Guna memperoleh keyakinan bahwa desain penelitian yang digunakan cukup baik maka uji validitas yang digunakan adalah:
a Validitas Internal Validitas internal dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan
eksperimental benar-benar menyebabkan perubahan pada variable terikat. Variable yang harus dikendalikan dan dilakukan uji validitas adalah pengaruh
pengukuran dan pengaruh subyek yang berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan pengontrolan tempat penelitian, penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol,
pemilihan sampel, tema pembelajaran, dosen yang mengajar dan subyek penelitian.
b Validitas Eksternal Validitas eksternal dalam penelitian ini dilakukan melalui keseragaman
antara bahan materi pelajaran anatomi dari bahan ajar yang diajarkan kepada mahasiswa, dosen pengajar dan kesamaan kedua kelompok kelas.
2 Variable kedua, motivasi belajar mahasiswa a Uji Validitas
Uji validitas merupakan kriteria seberapa jauh alat pengukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala yang hendak diukur sehingga pengukur benar-
benar mengukur apa yang ingin diukur.
1 Uji validitas instrument Uji validitas instrument angket motivasi belajar mahasiswa
menggunakan validitas isi content validity yang memandang dari segi alat pengukur yaitu sejauh mana isi alat pengukur dianggap dapat mengukur hal-hal
yang mewakili keseluruhan isi. Isi alat pengukur diturunkan dari teori motivasi belajar yang dituangkan dalam kisi-kisi instrument motivasi belajar mahasiswa.
2 Uji validitas butir Uji validitas butir untuk mengetahui validitas angket motivasi belajar
dengan menggunakan validitas konstruk construct validity, yaitu apabila butir- butir soal mampu mengukur aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.
Untuk menguji validitas butir, skor pada butir soal dikorelasikan dengan skor total butir soal menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.
r
xy
= }
}{ {
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 72 Keterangan :
r
xy
= Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y N
= Jumlah skor variable X ΣXY
= Jumlah perkalian variable X dan Y ΣX 2
= Jumlah kuadrat X ΣY2
= Jumlah kuadrat Y Hasil uji validitas butir motivasi belajar dengan menggunakan rumus
product moment dari pearson menunjukkan bahwa dari 45 butir soal angket motivasi belajar mahasiswa, jumlah butir soal yang di nyatakan tidak valid
sejumlah 5 sehingga jumlah butir soal menjadi 40, hal ini menunjukkan derajat validitas yang lebih besar dari koefisien
α= 0,05 data hasil olahan SPSS uji validitas lampiran 4 hal 160.
b Uji Reliabilitas Merupakan keajekan alat ukur untuk mengukur kelompok tertentu dengan
hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji yang digunakan adalah koefisien Alfa Cronbach, dengan
rumus: r
11
=
2
1 1
1 t
p p
k k
Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 109
Keterangan : r
11
= Realibilitas instrument yang dicari
∑
2 і
= Jumlah varians skor tiap butir soal
k =
Banyaknya butir t
2
= Variants total
Besarnya koefisien tingkat kepercayaan berkisar antara 0,000 sampai 1,000 yaitu dapat diperhatikan pada tabel 6 dengan rincian sebagai berikut:
Table 6. Interpretasi koefisien reliabilitas motivasi
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Hasil uji reabilitas butir motivasi belajar mahasiswa menghasilkan derajat reabilitas yang lebih besar dari koefisien
α= 0,05 data hasil olahan SPSS uji validitas lampiran 5 hal. 176, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa butir-
butir angket motivasi belajar adalah reliable atau dapat dipercaya. 3 Uji coba tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi
a Uji Validitas 1 Uji validitas instrument
Uji validitas instrument menggunakan validitas isi yaitu cara menyusun instrument tes berdasarkan kisi-kisi tes dan tujuan pembelajaran Anatomi.
2 Uji validitas butir Uji
validitas butir
menggunakan validitas
konstruk dengan
mengkorelasikan butir yang dimaksud dengan skor total. Skor pada butir dipandang sebagai X dan skor total sebagai Y. Untuk mengetahui validitas
masing-masing butir soal digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson.
Hasil uji validitas butir prestasi belajar mata pelajaran anatomi
menunjukkan bahwa dari 50 butir soal tes prestasi belajar mata pelajaran anatomi, jumlah butir soal yang dinyatakan tidak valid sejumlah 10 butir sehingga jumlah
item butir soal memjadi 40, hal ini menunjukkan derajat validitas yang lebih besar dari koefisien
α= 0,05 data hasil olahan SPSS uji validitas lampiran 4 hal 177.
b Uji Reliabilitas Merupakan keajekan alat ukur untuk mengukur kelompok tertentu dengan
hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji yang digunakan adalah koefisien Alfa Cronbach, dengan
rumus: r
11
=
2
1 1
1 t
p p
k k
Sumber : Suharsini Arikunto, 2005 : 109
Keterangan : r
11
= Realibilitas instrument yang dicari
∑
2і
= Jumlah varians skor tiap butir soal
k =
Banyaknya butir t
2
= Variants total
Interpretasi dari koefisien reliabilitas dapat diperhatikan pada tabel 7. Tabel 7. Interpretasi koefisien reliabilitas prestasi
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas butir prestasi belajar mahasiswa menghasilkan derajat reliabili
tas yang lebih besar dari koefisien α= 0,05 data hasil olahan SPSS uji
reliabilitas lampiran 5 hal. 178, sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa butir- butir soal prestasi belajar mahasiswa adalah reliable atau dapat dipercaya.
Setelah melakukan analisis sementara validitas dan reliabilitas dari uji coba instrumen try out, hasilnya dapat diperhatikan dalam tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Tabel hasil analisis validitas dan reliabilitas dalam penelitian
VARIABEL Σ
SOAL Σ
VALID Σ
INVALID r
11
KET
Motivasi 45
40 No: 11, 18, 28, 31, 39
5 0.870
Tinggi Prestasi
50 45
No: 4, 11, 14, 21, 33, 44, 46, 47, 49, 50
10 0,945
Tinggi
c Analisis Butir Soal 1 Indeks kesukaran soal
Soal tes yang baik adalah soal tes yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang mahasiswa mempertinggi
usaha memecahkan soal tes. Sebaliknya soal tes yang terlalu sukar menyebabkan hilangnya semangat mencoba karena di luar kemampuan. Bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya soal tes disebut indeks kesukaran. Rumus yang dipergunakan untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
P = JS
B
Sumber : Suharsimi Arikunto, 2005: 208 Dimana:
P : Indeks kesukaran soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Banyak responden yang mengikuti tes
Setelah diperoleh nilai p dari hasil perhitungan lalu diadakan interpretasi dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks kesukaran soal seperti pada tabel
9 berikut ini: Tabel. 9. Interpretasi indeks kesukaran soal
P Interpretasi
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70- 1,00 Mudah
Hasil rangkuman indeks kesukaran lampiran 7 hal. 195 dapat disimpulkan bahwa; 1 soal dengan P 0,00 sampai 0,30 yang disebut soal sukar
dalam analisis butir soal ini tidak ditemukan; 2 soal dengan P 0,30 samapi 0,70 yang disebut soal sedang dalam analisis butir soal ini berjumlah 30 soal; 3 soal
dengan P 0,70 sampai 1,00 yang disebut soal mudah dalam analisis butir soal ini berjumlah 15 soal. Sehingga indeks kesukaran dalam butir-butir soal dapat
memenuhi persyaratan untuk melakukan penelitian dengan instrument tes. 2 Indeks daya beda soal
Daya pembeda soal dalam tes adalah kemampuan soal tes untuk membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan membedakan
antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks daya beda adalah sebagai berikut:
D =
A A
J B
-
B B
J B
= P
A
- P
B
Sumber: Suharsini Arikunto, 2005: 213 Keterangan :
J
A
= Banyaknya peserta kelompok atas J
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
P
A
=
A A
J B
= Proporsi peserta kelompok atas menjawab benar
P
B
=
B B
J B
= proporsi peserta kelompok bawah menjawab benar Interpretasi dengan mengkonsultasikannya pada tabel indeks daya
bedadiskriminasi seperti pada label 8 berikut ini: Tabel 10. Interpretasi indeks daya beda soal
D Interpretasi
0,00-0,20 Jelek
0,20-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
0,70- 1,00 Sangat baik
Hasil rangkuman indeks diskriminasi lampiran 6 hal 198 dapat disimpulkan bahwa; 1 Daya pembeda antara 0,00 sampai 0,20 yang berarti jelek
dalam analisis butir soal ini tidak ditemukan; 2 Daya pembeda antara 0,20 samapi 0,40 yang berarti cukup dalam analisis butir soal ini berjumlah 15 soal;
3 Daya pembeda antara 0,40 samapi 0,70 yang berarti baik dalam analisis butir soal ini berjumlah 25 soal; 4 Daya pembeda antara 0,70 sampai 1,00 yang berati
baik sekali dalam analisis butir soal ini berjumlah 5 soal; 5 Daya pembeda negative yang berarti tidak baik dalam analisis butir soal ini diketemukan.
Sehingga indeks diskriminasi dalam butir soal tes dapat memenuhi persyaratan penelitian dengan instrument tes.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi