60
VI.
ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL
6.1. Aspek Pasar
6.1.1. Analisis Peluang Pasar
6.1.1.1. Permintaan
Data mengenai permintaan daging itik di tingkat industri secara pasti belum diketahui. Akan tetapi informasi dari berbagai sumber misalnya media
menyatakan bahwa permintaan daging itik tinggi dan semakin meningkat. Semakin banyaknya tempat makan yang menyediakan menu bebek itik
merupakan salah satu indikasi adanya peningkatan permintaan terhadap daging itik.
Pada Peternakan Maju Bersama peluang pasar diperoleh dari adanya kesempatan untuk menjalin kontrak dengan restoran di wilayah Jakarta.
Permintaan dari restoran di Jakarta mencapai 100 ekor itik per hari dari satu restoran. Sedangkan cukup banyak restoran yang berada di Jakarta yang tengah
menjadi incaran Peternakan Maju Bersama untuk menjadi pelanggan. Permintaan juga datang dari pedagang pengepul dan pengusaha rumah makan dan warung
tenda yang menyediakan menu bebek. Semua permintaan itik dan potensi kesepakatan kontrak dari pelanggan
yang datang belum mencapai kesepakatan karena peternakan belum mampu menyediakan itik sesuai dengan permintaan secara kontinu. Hal ini dikarenakan
peternakan masih belum siap di sektor produksi. Kendala utama adalah skala usaha yang masih kecil dan peternakan belum berproduksi dengan baik karena
masih dalam tahap belajar dan menghitung-hitung keuntungan dan kerugian perusahaan. Selain itu, faktor persaingan juga memegang peranan penting. Hal ini
dikarenakan perusahaan pesaing umumnya merupakan perusahaan yang memiliki skala yang lebih besar dan telah berproduksi dengan baik.
6.1.1.2. Penawaran
Untuk penawaran itik di tingkat industri juga belum terdapat data yang lengkap. Namun berdasarkan pemberitaan di berbagai media baik elektronik
ataupun cetak menginformasikan bahwa penawaran daging itik lebih kecil
61 dibandingkan dengan permintaannya. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya
informasi yang menyatakan bahwa sebagian besar restoran yang menyediakan menu bebek kesulitan memperoleh bahan baku daging itik.
Penawaran di tingkat perusahaan yaitu pada Peternakan Maju Bersama, ditunjukan dengan kemampuan peternakan melakukan produksi. Kemampuan
produksi tersebut didasarkan dari kapasitas kandang yang dimiliki yaitu 2.000 ekor itik per siklus produksi. Satu siklus produksi membutuhkan waklu yaitu 10
minggu. Pada tahun ke-0 peternakan melakukan produksi percobaan dengan
memelihara 900 ekor bibit. Hasil dari produksi percobaan tersebut ternyata jauh dari perkiraan karena hanya berhasil memanen itik sebanyak 135 ekor. Semua
hasil panen dijual dalam bentuk itik hidup. Hal itu dikarenakan bobot badan yang tidak memenuhi standar apabila dijadikan karkas. Harga jual juga sangat rendah
yaitu Rp 10.000 per ekor. Rendahnya harga diakibantkan bobot itik yang terlalu ringan. Evaluasi sementara menduga kegagalan panen pada produksi percobaan
tersebut akibat pemberian pakan broiler yang terlalu sedikit. Umur panen itik yang mencapai 10 minggu memungkinkan peternakan
berproduksi selama lima kali dalam satu tahun. Berdasarkan pola produksi yang telah direncanakan maka produksi yang dapat dilakukan pada tahun ke-2 hingga
ke-5 sebanyak lima siklus produksi per tahun. Dalam satu siklus produksi perusahaan memelihara sebanyak 2.000 ekor itik sesuai dengan kapasitas
kandang. Dengan demikian dalam satu tahun dari tahun ke-2 hingga ke-5 peternakan dapat memproduksi itik sebanyak 10.000 ekor. Dengan memerhatikan
tingkat hidup SR= Survival Rate itik yang terjadi yaitu sebesar 75 persen maka dalam satu tahun jumlah itik yang dipanen sebesar 7.500 ekor. Dengan demikian
penawaran itik di Peternakan Maju Bersama pada tahun ke-2 hingga ke-5 yaitu sebesar 7.500 ekor itik per tahun.
Pada tahun ke-1, peternakan hanya dapat melakukan produksi sebanyak empat siklus produksi. Jumlah itik yang dipelihara sebanyak 2.000 ekor per siklus
produksi dikalikan empat siklus produksi sehingga menjadi 8.000 ekor. Apabila SR yang ditetapkan oleh pihak manajemen sebesar 75 persen maka jumlah itik
yang dipanen sebesar 6.000 ekor. Dengan demikian penawaran itik di tingkat
62 Peternakan Maju Bersama pada tahun ke-1 sebesar jumlah yang dipanen tersebut
yaitu 6.000 ekor.
6.1.2. Analisis Pesaing