Penentuan Tingkat Diskonto Laporan Laba Rugi

33 tidak merata. Untuk tujuan itu, tingkat suku bunga dilakukan melalui proses ”discounting”.

3.1.8. Penentuan Tingkat Diskonto

Untuk menghitung nilai sekarang diperlukan tingkat diskonto discount rate atau lebih tepatnya dalam analisis bisnis adalah Opportunity Cost of Capital OCC. Menurut Nurmalina et al. 2009 pertimbangan pemilihan OCC yaitu: 1 The Marginal Cost of Money dari bisnis yang dianalisis. Seringkali merupakan tingkat bunga pinjaman apabila modal bisnis merupakan modal pinjaman, baik dari seseorang individu maupun dari lembaga keuangan atau non keuangan. Dalam hal ini tingkat bunga pinjaman dapat digunakan sebagai OCC bisnis. Apabila modal bisnis merupakan modal sendiri, maka OCC yang digunakan dapat berupa tingkat bunga deposito dan surat berharga misalnya sukuk dan ORI. Ababila sumber modal merupakan kombinasi antara modal sendiri dan modal pinjaman, maka dipergunakan rata-rata tertimbang antara keduanya. Formulasi yang bisa digunakan yaitu: OCC i x Rp X r x Rp Y Rp X Rp Y x Dimana: i = tingkat bunga pinjaman I per tahun Rp X = modal pinjaman Rp Y = modal sendiri r = OCC modal sendiri r per tahun 2 Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh pengusaha pemilik juga bisa digunakan sebagai OCC. Kalau pemilik bisnis mengharapkan tingkat pengembalian modal rate of return sebesar 20 persen maka OCC bisnis adalah 20 . 3 Tingkat pengembalian rate of return dari bisnis alternatif yang terbaik yang dapat atau ingin dilakukan the next best alternatif. Apabila bisnis alternatif selain dari bisnis yang dianalisis diperkirakan akan memberikan tingkat pengembalian modal sebesar 25 persen, maka paling tidak bisnis yang sedang 34 dianalisis harus dapat mengembalikan modal sebesar 25 persen. Maka OCC bisnis adalah 25 persen.

3.1.9. Kriteria Kelayakan Investasi

Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi Nurmalina et al. 2009. Menurut Nurmalina et al. 2009 beberapa kriteria investasi diantaranya adalah nilai bersih kini Net Present Value = NPV, rasio manfaat biaya Net Benefit Cost Ratio = Net BC, tingkat pengembalian internal Internal Rate of Return = IRR, dan jangka waktu pengembalian modal investasi Payback Period = PP.

3.1.9.1. Net Present Value NPV

Net present value NPV suatu usaha menunjukan manfaat bersih yang diterima usaha selama umur usaha pada tingkat suku bunga tertentu. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Dalam menghitung NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Menurut Nurmalina et al. 2009 Net present value NPV atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan dalam perhitungan NPV adalah satuan mata uang.

3.1.9.2. Net Benefit Cost Ratio Net BC

Net Benefit Cost Ratio Net BC menyatakan besarnya pengembalian terhadap setiap satu satuan biaya yang telah dikeluarkan selama umur usaha. Net BC merupakan angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif. Menurut Nurmalina et al. 2009 Net Benefit-Cost Ratio Net BC adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Nilai Net BC menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan mata uang. 35

3.1.9.3. Internal Rate of Return IRR

Menurut Gittinger 1986 IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh usaha untuk sumberdaya yang digunakan. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk dijalankan. Internal Rate of Return IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan present value kas keluar yang diharapkan, atau didefinisiskan juga sebagai tingkat bunga yang menyebabkan Net Present Value NPV sama dengan nol. Perhitungan IRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek setiap tahunnya, yang dapat digunakan kembali untuk mendanai biaya-biaya operasional dan investasi proyek baru, sekaligus untuk menunjukkan kemampuan proyek dalam mengembalikan pinjaman. Perhitungan IRR pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount rate yang lebih tinggi yang menghasilkan NPV negatif. Hubungan antara NPV dengan IRR dapat dituliskan seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Hubungan antara NPV dan IRR melalui Metode Interpolasi Sumber: Nurmalina et al. 2009 diolah NPV NPV + NPV - NPV occ IRR OCC i 1 i 2 i = Discount Rate 36

3.1.9.4. Payback Period PP

Payback period atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu usaha untuk diusahakan karena modal yang kembali dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain. Suatu investasi dianggap layak apabila PP lebih kecil dari umur usaha. Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi akan kembali. Proyek yang memiliki nilai PP kecil atau cepat, dinyatakan baik dan kemungkinan besar akan dipilih. Jika sampai pada saat proyek berakhir belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan. Nurmalina et al. 2009 menyebutkan bahwa metode PP ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu: 1 diabaikannya nilai waktu uang time value of money dan 2 diabaikannya cash flow setelah payback period. Metode PP ini merupakan metode untuk melengkapi penilaian investasi.

3.1.10. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu proses keuangan yang mencantumkan penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan laba diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan penjualan, barang yang dikembalikan, dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya adalah biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku Nurmalina et al. 2009. Komponen lain dalam laporan laba rugi adalah adanya biaya penjualan, biaya umum, dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan, termasuk pengeluaran operasi bukan tunai, yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak. 37 Berdasarkan laporan laba rugi dapat dihitung besarnya Harga Pokok Produksi HPP dan titik pulang pokok atau Break Even Point BEP. Harga pokok produksi HPP merupakan cara penentuan harga berdasarkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk dan besarnya harga pokok produksi merupakan acuan yang digunakan oleh produsen dalam penetapan harga jual produk. Break Even Point BEP adalah suatu keadaan yang berada pada titik impas yaitu pada saat tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran perusahaan sehingga pada saat itu, perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Nilai BEP dapat diketahui melalui pendekatan grafik seperti pada Gambar 2. Keterangan: P = Price Harga Y = Kuantitas Produk TR = Total Revenue Penghasilan Total TC = Total Cost Biaya Total VC = Variable Cost Biaya Variabel FC = Fixed Cost Biaya Tetap Titik Impas = Break Even Point BEP Gambar 2. Break Even Point BEP Sumber: Mulyadi 2001

3.1.11. Analisis Nilai Pengganti Switching Value