30 mendatangkan keuntungan yang layak bagi perusahaan atau pemiliknya. Dalam
pengkajian aspek finansial diperhitungkan besarnya dana yang diperlukan, sumber pendanaan, keuntungan yang didapatkan dan dampaknya bagi perekonomian
Nurmalina et al. 2009.
3.1.4. Teori Biaya dan Manfaat
Biaya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang langsung maupun tidak langsung mengurangi tujuan proyek atau bisnis, sedangkan manfaat adalah segala
sesuatu yang, baik langsung maupun tidak langsung, membantu tercapainya suatu tujuan dari suatu proyek Gittinger 1986.
Menurut Kuntjoro 2002 biaya dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1
Biaya modal, merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang. Contoh dari biaya modal adalah: tanah, bangunan dan
perlengkapannya, pabrik dan mesin-mesinnya, biaya pendahuluan sebelum operasi, biaya penelitian, dan sebagainya.
2 Biaya operasional, disebut juga biaya modal kerja, merupakan kebutuhan dana
yang dikeluarkan pada saat proyek mulai dilaksanakan. Biaya ini didasarkan pada situasi produksi, artinya biaya dibutuhkan sesuai dengan tahapan operasi.
Contoh dari biaya operasional adalah biaya bahan mentah, tenaga kerja, biaya perlengkapan, dan biaya penunjang.
3 Biaya lainnya, merupakan biaya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek,
seperti pajak, bunga pinjaman, dan asuransi. Menurut Kadariah 1999 manfaat dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu: 1
Manfaat langsung direct benefit, yaitu manfaat yang langsung dirasakan dalam suatu proyek, seperti kenaikan dalam produksi fisik, perbaikan mutu
produk, perubahan dalam bentuk grading and processing dan keuntungan dari mekanisasi.
2 Manfaat tidak langsung indirect benefits, yaitu manfaat yang timbul atau
dirasakan di luar proyek karena adanya realisasi dari suatu proyek.
31 3
Manfaat yang tidak dapat diukur intangible benefits, yaitu suatu manfaat yang sulit dinilai dengan uang, seperti perbaikan lingkungan hidup dan
kesehatan masyarakat, perbaikan pemandangan karena adanya taman, dan perbaikan distribusi pendapatan.
3.1.5. Penentuan Umur Proyek
Penentuan umur proyek diperlukan untuk mengetahui sampai sejauhmana batasan waktu pengembalian atas modal investasi yang telah dikeluarkan pada
awal proyek usaha. Selain itu, umur proyek juga berguna untuk mengetahui kapan perusahaan harus melakukan reinvestasi terhadap aset yang terbesar dari
usaha sehingga dapat menjadi suatu peringatan bagi perusahaan sebelum aset tersebut harus direinvestasi.
Untuk menentukan umur proyek terdapat beberapa pedoman yang dapat digunakan antara lain Kadariah et al. 2001:
1 Sebagai ukuran umum dapat diambil suatu periode jangka waktu yang kira-
kira sama dengan umur ekonomis suatu aset. Aset yang dijadikan patokan penentuan umur usaha adalah aset yang memiliki nilai investasi terbesar atau
yang memiliki umur ekonomis terlama. 2
Untuk proyek yang memiliki modal yang sangat besar, umur proyek yang digunakan adalah umur teknis. Dalam hal ini untuk proyek tertentu umur
teknis dari unsur-unsur pokok investasi adalah lama, tetapi umur ekonomisnya dapat jauh lebih pendek karena absolence ketinggalan jaman karena
penemuan teknologi baru yang lebih efisien.
3.1.6. Penyusunan Cash Flow