Analisis Laba Rugi TINJAUAN PUSTAKA

115 u Biaya Bensin Bensin digunakan sebagai bahan bakar pada mesin rucah pakan. Dalam satu minggu dibutuhkan sekitar dua liter bensin untuk pemeliharaan itik sebesar 1.000 ekor. Bensin digunakan pada umur pemeliharaan itik 4- 10 minggu sehingga kebutuhan bensin dimulai dari umur enam minggu juga atau selama enam minggu. Untuk pemeliharaan itik 2.000 ekor diperlukan bensin sebanyak 24 liter. Harga bensin yaitu Rp 4.500,00. Biaya untuk bensin dalam satu siklus produksi sebesar Rp 108.000,00. Pada tahun ke-0 bensin yang digunakan sebanyak 10,8 liter sehingga biaya untuk bensin sebesar Rp 48.600,00. Pada tahun ke-2 hingga ke-5 dilakukan sebanyak lima siklus produksi sehingga biaya untuk bensin yang diperlukan sebesar Rp 540.000,00 per tahun. Pada tahun ke-1 jumlah produksi yang dilakukan sebanyak empat siklus produksi sehingga biaya bensin yang diperlukan sebesar Rp 432.000,00. v Biaya Variabel Listrik Biaya variabel listrik yaitu biaya listrik yang digunakan dalam induk buatan. Biaya ini disesuaikan dengan jumlah induk buatan yang digunakan dan induk buatan yang digunakan disesuaikan dengan jumlah itik yang diproduksi. Oleh karena itu biaya biaya listrik dibedakan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Untuk pemeliharaan 2.000 ekor itik diperlukan biaya listrik sebesar Rp 250.000,00 per siklus produksi. Pada tahun ke-0 biaya listrik sebesar Rp 112.500,00. Pada tahun ke-2 hingga ke-5 dilakukan sebanyak lima siklus produksi sehingga biaya untuk listrik yang diperlukan sebesar Rp 1.250.000,00 per tahun. Pada tahun ke- 1 jumlah produksi yang dilakukan sebanyak empat siklus produksi sehingga biaya listrik yang diperlukan sebesar Rp 1.000.000,00.

7.2. Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi dilakukan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya. Laba bersih merupakan hasil dari penerimaan dikurangi biaya 116 tetap dan biaya variabel. Selain itu, terdapat komponen yang dapat mengurangi laba bersih yaitu biaya penyusutan dan pajak penghasilan. Biaya penyusutan merupakan biaya atas barang-barang investasi yang nilainya disusutkan setiap tahunnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung penyusutan yaitu dengan menggunakan metode perhitungan garis lurus. Formulasi penghitungan penyusutan dilakukan seperti di bawah ini: Penyusutan per Tahun Nilai Beli Nilai Sisa Umur Pakai Nilai beli merupakan harga beli suatu peralatan atau barang investasi. Umur pakai merupakan umur ekonomis dari peralatan investasi tersebut. Nilai sisa merupakan nilai suatu barang investasi apabila telah habis umur pakainya. Peralatan investasi pada Peternakan Maju Bersama dianggap tidak memiliki nilai sisa nilai sisa = 0 karena peralatan investasi tersebut tidak memiliki nilai jual ketika sudah habis umur ekonomisnya. Pada Peternakan Maju Bersama besarnya penyusutan per tahun dari tahun ke-1 hingga ke-5 sebesar Rp 6.505.250,00. Pada tahun ke-0 biaya penyusutan sebesar Rp 5.779.916,67. Perbedaan ini dikarenakan pada tahun ke-0 hanya dilakukan produksi percobaan dimana pada produksi percobaan tidak menggunakan peralatan pasca panen karena itik yang dipenen dijual dalam bentuk itik hidup. Oleh karena itu, pada tahun ke-0 tidak terdapat penyusutan atas peralatan pasca panen. Rincian biaya penyusutan dapat dilihat dalam Lampiran 8. Besarnya tarif pajak penghasilan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2008 tentang pajak yang ditetapkan tarif pajak penghasilan sebesar 25 persen. Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan dimulai pada tahun ke-1 karena pada tahun ke-0 laba perusahaan bernilai negatif. Total pajak penghasilan yang harus dibayarkan selama umur proyek yaitu Rp 62.767.270,83. Berdasarkan proyeksi laba rugi pada Peternakan Maju Bersama menunjukan bahwa pada tahun ke-0 terjadi rugi sebesar Rp 29.751.046,67. Pada tahun ke-2 hingga ke-4 laba perusahaan sama setiap tahunnya yaitu Rp 39.782.812,50. Pada tahun ke-1 laba perusahana sebesar Rp 29.049.562,50. Pada tahun ke-5 laba perusahaan sebesar Rp 39.903.812,50. Selama umur proyek, total 117 laba bersih yang didapatkan perusahaan sebesar Rp 158.550.765,83. Rata-rata laba bersih per tahun sebesar Rp 26.425.127,64 dan rata-rata laba bersih per bulan sebesar Rp 2.202.093,97. Rincian proyeksi laba rugi dapat dilihat dalam Lampiran 9.

7.3. Analisis Kelayakan Investasi