5. Protein Penanda Vaskularisasi CD31 6. Pewarnaan Histopatologi

membran. Sel yang mengalami apoptosis akan menciut dan akan membentuk badan apoptosis. Sel yang mengalami nekrosis akan terlihat bengkak dan kemudian mengalami lisis. Sel yang mengalami apoptosis lisosomnya utuh, sedangkan sel yang mengalami nekrosis terjadi kebocoran lisosom. Pengamatan dengan mikroskop akan memperlihatkan bahwa kromatin sel yang mengalami apoptosis bertambah kompak dan membentuk massa padat yang seragam. Sel yang mengalami nekrosis, kromatinnya bergerombol dan terjadi agregasi. Pada pemeriksaan histologis, tidak terlihat adanya sel-sel radang di sekitar sel yang mengalami apoptosis. Pada nekrosis, terlihat respon peradangan yang nyata di sekitar sel-sel yang tersebut. Sel yang mengalami apoptosis biasanya akan dimakan oleh sel yang berdekatan atau berbatasan langsung dengannya dan beberapa makrofag. Sel yang mengalami nekrosis akan dimakan oleh makrofag. Apoptosis terjadi secara biokimia sebagai respon dari dalam sel, yang mungkin merupakan proses yang fisiologis. Nekrosis terjadi karena trauma nonfisiologis Twite 2005. Perbedaan apoptosis dan nekrosis disajikan pada Gambar 8 Gewies 2003. Gambar 8 Perbedaan proses apoptosis dan nekrosis pada sel Gewies 2003

2. 5. Protein Penanda Vaskularisasi CD31

Sel-sel dasar pada sistem imun meliputi limfosit, APC antigen-presenting cells dan sel efektor. Limfosit terdiri atas dua kelas, yaitu sel T dan sel B. Sel T Sel hidup Apoptosis sel menyusut, kromatin memekat Sel menguncup Sel yang mengalami apoptosis terfagositosis, tanpa inflamasi Nekrosis sel membengkak Sel menjadi bocor Sel dan inti sel mengalami lisis, menyebabkan inflamasi dan B ini memperlihatkan adanya molekul pada membran yang disebut molekul CD cluster of differentiation. Molekul CD berperan untuk membantu fungsi sel imun. Molekul ini berperan dalam menyajikan penegasan fungsi dari bagian suatu sel limfosit karena adanya proses yang normal ataupun abnormal Sommer 2005. CD cluster of differentiation merupakan molekul permukaan sel yang diekspresikan pada berbagai jenis sel sistem imun yang ditunjukkan dengan penomoran CD Baratawidjaja 2006. CD merupakan molekul tambahan pada membran. Molekul tersebut dihasilkan oleh sel T dan B. Molekul ini membantu fungsi sel imun. Molekul ini berperan dalam menyajikan penegasan secara fungsional dari bagian suatu sel limfosit karena adanya proses yang normal ataupun abnormal Sommer 2005. CD31 merupakan salah satu jenis CD, yang berperan sebagai molekul adhesi sel serta mediator interaksi, baik antara leukosit dan endotelial maupun endotelial dan endotelial Baratawidjaja 2006. CD31 merupakan molekul adhesi sel yang diekspresikan pada trombosit platelet dan pertemuan antarsel endotelial Biorbyt 2010. CD31 disebut juga PECAM-1 platelet-endothelial cell adhesion molecule 1. CD31 diekspresikan secara luas pada sel endotelial dan sel hematopoietik Pascual et al. 2001. CD31 terwarnai pada sel endotelial pada pembuluh darah dalam dan tepi kulit, pembuluh limfatik serta semua luka atau tumor yang terkait dengan darah dan pembuluh darah Reis et al. 2005. Gambar CD31 pada limfosit disajikan pada Gambar 9. Gambar 9 CD31 pada limfosit Cruse dan Lewis 2004

2. 6. Pewarnaan Histopatologi

Pada umumnya, jaringan tidak dapat menahan warna setelah diproses, sehingga penambahan warna pada jaringan melalui proses pewarnaan dapat memudahkan dalam pengamatan komponen jaringan dengan mikroskop. Pemilihan warna yang tepat sangat membantu untuk identifikasi jaringan, komponen-komponennya serta diagnosis kondisi patologik. Pengetahuan tentang struktur, reaksi kimia dan pereaksi harus dimiliki dan dipahami dalam pengamatan jaringan Panigoro et al. 2007.

2. 6. 1. Pewarnaan HE hematoksilin-eosin

Dokumen yang terkait

Aktivitas anti tumor ekstrak etanol selaginella pada sel tumor kelenjar mamari mencit (Mus musculus) C3H

0 7 53

Pengaruh Produk Daun Cincau Hijau Cyclea Barbata L. Miers Dan Premna Oblongifolio Merr Terhadap Kapasitas Antioksidan Sel Limfosit Mencit C3H Bertumor Kelenjar Susu

0 22 117

Pengaruh Ekstrak Daun Cineau Hijau Cyclea barbatar L. Miers dan Premna oblongifolia Merr Terhadap Aktivitas Enzim Antioksidan dan Pertumbuhan Tumor Kelenjar Susu Meneit C3H

0 8 140

Aktivitas antitumor dan immunomodulator dari produk cincau hijau Cyclea barbata L.Miers dan Premna oblongifolia Merr. terhadap pertumbuhan tumor Kelenjar Susu Mencit C3h

0 20 100

Mechanism of antitumor activity of green gel leaf (premna oblongifolia merr.) Powder on breast tumor cells transplanted c3h mice

0 14 196

Aktivitas antikanker bubuk gel daun cincau hijau melalui jalur apoptosis dan antiproliferasi pada mencit C3H yang ditransplantasi sel kanker payudara

7 37 243

Pengaruh Pemberian Bubuk Daun Cincau Hijau (Premna oblongifolia Merr) Terhadap Gambaran Histopatologis Jaringan Hati Mencit C3H yang Ditransplantasi Sel Tumor Kelenjar Susu

1 17 81

Pengaruh ekstrak cincau hijau cyclea barbata l. miers terhadap aktivitas enzim superoksida dismutase dan katalase pada mencit c3h bertumor kelenjar susu

0 3 5

Aktivitas antitumor dan immunomodulator dari produk cincau hijau Cyclea barbata L.Miers dan Premna oblongifolia Merr. terhadap pertumbuhan tumor Kelenjar Susu Mencit C3h

0 5 90

Pengaruh Ekstrak Daun Cineau Hijau Cyclea barbatar L. Miers dan Premna oblongifolia Merr Terhadap Aktivitas Enzim Antioksidan dan Pertumbuhan Tumor Kelenjar Susu Meneit C3H

0 3 130