trimer reseptor kematian merekrut molekul adaptor melalui DD death domains, jangkauan kematian pada sitoplasma. Adaptor tersebut juga memiliki DED yang
merekrut prokaspase-8, menuju DISC. Prokaspase-8 diaktivasi dengan pelepasan otoproteolitik sehingga membentuk kaspase-8 aktif yang memiliki heterotetramer
dengan dua subunit kecil dan dua subunit besar. Kaspase-8 selanjutnya akan mengaktivasi kaspase eksekusioner untuk melakukan eksekusi dalam apoptosis
Gewies 2003.
Gambar 6 Jalur apoptosis ekstrinsik Gewies 2003 Gambar 7 menjelaskan jalur apoptosis instrinsik yang diatur di
mitokondria. Jalur tersebut meliputi prokaspase-9 yang diaktivasi oleh bagian mitokondria proapoptotik, yaitu apoptosom. Apoptosom merupakan kompleks
protein sitosol sinyal kematian yang dibentuk pada saat pelepasan sitokrom-c dari mitokondria. Dalam hal ini, proses dimerisasi molekul prokaspase-9 pada
rangkaian Apaf-1 akan mengaktivasi prokaspase-9 menjadi kaspase-9. Jika satu kaspase insiator telah teraktivasi, maka selanjutnya akan mengaktivasi kaspase
eksekusioner secara proteolitik, yaitu untuk prokaspase-3, prokaspase-6 dan prokaspase-7. Ketiga prokaspase tersebut selanjutnya akan melepaskan substrat
protein yang spesifik, termasuk prokaspase itu sendiri, sehingga menghasilkan
Aktivasi Reseptor
kematian Ligan
Adaptor
aktif Membran sel
mediasi dan amplifikasi sinyal kematian. Pada akhirnya, eksekusi kematian sel dengan rangkaian morfologis dan biokimia akan terjadi Gewies 2003.
Gambar 7 Jalur apoptosis intrinsik Gewies 2003
2. 4. 3. Enzim Kaspase-3
Kaspase-3 merupakan target biokimia dalam aplikasi sistem pemisahan enzim apoptosis. Kaspase-3 adalah salah satu jenis kaspase efektor yang berperan
dalam aktivasi proteolitik selama apoptosis. Sasaran morfologis kaspase-3 terhadap apoptosis adalah perubahan ukuran inti sel. Sel yang sehat memiliki inti
sel yang besar, sedangkan inti sel pada proses awal apoptosis telah menyusut piknosis sebelum pada akhirnya terfragmentasi. Salah satu jenis senyawa
pemicu apoptosis pada suatu populasi sel secara eksperimental adalah staurosporin, yang dapat meracuni sel. Staurosporin merupakan salah satu jenis
alkaloid alami Foitzik et al. 2009.
2. 4. 4. Perbedaan Apoptosis dengan Nekrosis
Apoptosis dan nekrosis merupakan proses kematian sel. Apoptosis adalah kematian sel per sel, sedangkan nekrosis melibatkan sekelompok sel. Membran
sel yang mengalami apoptosis akan mengalami penonjolan-penonjolan ke luar tanpa disertai hilangnya integritas membran. Hal ini berbeda dengan sel yang
mengalami nekrosis. Hal ini karena sel tersebut mengalami kehilangan integritas
Aktivasi Kaspase melalui Jalur Mitokondria
Stimulus apoptotik
Pelepasan sitokrom-c
Pembentukan apoptosom
Aktivasi Kaspase-3
Aktivasi dan Pembentukan Apoptosom
Dimer aktif Kaspase-3
Pro-kaspase-9
membran. Sel yang mengalami apoptosis akan menciut dan akan membentuk badan apoptosis. Sel yang mengalami nekrosis akan terlihat bengkak dan
kemudian mengalami lisis. Sel yang mengalami apoptosis lisosomnya utuh, sedangkan sel yang mengalami nekrosis terjadi kebocoran lisosom. Pengamatan
dengan mikroskop akan memperlihatkan bahwa kromatin sel yang mengalami apoptosis bertambah kompak dan membentuk massa padat yang seragam. Sel
yang mengalami nekrosis, kromatinnya bergerombol dan terjadi agregasi. Pada pemeriksaan histologis, tidak terlihat adanya sel-sel radang di sekitar sel yang
mengalami apoptosis. Pada nekrosis, terlihat respon peradangan yang nyata di sekitar sel-sel yang tersebut. Sel yang mengalami apoptosis biasanya akan
dimakan oleh sel yang berdekatan atau berbatasan langsung dengannya dan beberapa makrofag. Sel yang mengalami nekrosis akan dimakan oleh makrofag.
Apoptosis terjadi secara biokimia sebagai respon dari dalam sel, yang mungkin merupakan proses yang fisiologis. Nekrosis terjadi karena trauma nonfisiologis
Twite 2005. Perbedaan apoptosis dan nekrosis disajikan pada Gambar 8 Gewies 2003.
Gambar 8 Perbedaan proses apoptosis dan nekrosis pada sel Gewies 2003
2. 5. Protein Penanda Vaskularisasi CD31
Sel-sel dasar pada sistem imun meliputi limfosit, APC antigen-presenting cells dan sel efektor. Limfosit terdiri atas dua kelas, yaitu sel T dan sel B. Sel T
Sel hidup
Apoptosis sel menyusut, kromatin memekat
Sel menguncup Sel yang
mengalami apoptosis
terfagositosis, tanpa inflamasi
Nekrosis sel membengkak
Sel menjadi bocor Sel dan inti sel
mengalami lisis, menyebabkan
inflamasi