5. SIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Simpulan
Uji fitokimia pada daun cincau hijau P. oblongifolia Merr. segar, menunjukkan sembilan hasil uji yang positif, yaitu alkaloid, saponin, fenol
hidrokuinon, molisch, benedict, biuret, ninhidrin, flavonoid dan tanin. Uji fitokimia pada bubuk daun cincau hijau P. oblongifolia Merr., menunjukkan enam
hasil uji yang positif, yaitu alkaloid, saponin, fenol hidrokuinon, molisch, benedict dan tanin.
Pada uji aktivitas antioksidan berdasarkan penangkapan radikal bebas DPPH terhadap ekstrak daun cincau hijau P. oblongifolia Merr. segar, maka
dapat diketahui bahwa ekstrak metanol daun segar memiliki IC
50
sebesar 2,4771x10
6
µgml. Nilai IC
50
Pada pengujian aktivitas bubuk daun cincau hijau P. oblongifolia Merr. secara in vivo, dapat disimpulkan bahwa bahwa secara umum pertumbuhan mencit
mengalami penurunan dan kenaikan berat badan. Pertumbuhan mencit C3H dijelaskan dengan delta sebagai selisih angka rata-rata berat badan pada tiap
pengukuran dengan angka rata-rata berat badan pada pengukuran pertama. Rata- rata delta berat badan pada tiap kelompok mencit tersebut menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata p0,05. Hal ini didukung oleh perhitungan jumlah konsumsi pakan dengan peningkatan dosis bubuk daun cincau hijau yang hasilnya
tidak berbeda nyata p0,05. Dengan demikian, pada awal perlakuan, penurunan dan kenaikan berat badan pada pertumbuhan mencit C3H merupakan kondisi yang
nomal. ekstrak metanol bubuk daun adalah 16,90 µgml.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak metanol bubuk daun cincau hijau lebih efektif dalam menangkap radikal bebas DPPH
dibandingkan ekstrak metanol daun segarnya. Aktivitas antioksidan daun cincau hijau P. oblongifolia Merr. segar dan bubuk daunnya ditunjang oleh hasil uji
fitokimia. Senyawa-senyawa fitokimia seperti alkaloid, saponin, fenol hidrokuinon serta tanin tergolong senyawa antioksidan, sehingga senyawa-
senyawa tersebut mampu menangkap radikal bebas DPPH. Aktivitas antioksidan berkorelasi positif dengan aktivitas antikanker.
Pada masa setelah transplantasi tumor, berat badan mencit secara umum mengalami kenaikan karena terdapat pertumbuhan jaringan tumor. Penurunan
dan kenaikan berat badan pada pertumbuhan mencit C3H merupakan hal yang diduga sudah dipengaruhi oleh hasil transplantasi tumor. Rata-rata delta berat
badan antara kelompok A dan E menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata p0,05, demikian halnya dengan rata-rata delta berat badan antara kelompok B
dan C. Pertumbuhan mencit kelompok A dan E nyata lebih besar p0,05 dibandingkan mencit kelompok B dan C. Hal ini dapat diduga bahwa dosis 2,64
pada pakan mencit kelompok E dan transplantasi tumor menjadikan pertumbuhannya masih dapat disetarakan dengan mencit kelompok A yang
pakannya mengandung dosis 0 dan tidak ditransplantasi tumor. Rata-rata delta berat badan mencit kelompok E dan A berbeda nyata
p0,05 dengan mencit kelompok B. Dalam hal ini, mencit kelompok B memiliki rata-rata jumlah konsumsi pakan yang menurun dibandingkan mencit
kelompok lain A, C, D dan E yang mengalami kenaikan. Hal ini diduga karena pakan dengan dosis bubuk daun cincau hijau 0 dan perlakuan transplantasi
tumor menjadi faktor yang meningkatkan stres pada mencit kelompok B sehingga mengalami penurunan rata-rata jumlah konsumsi pakan. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh nyata dari transplantasi tumor terhadap jumlah konsumsi pakan dan pertumbuhan mencit.
Pada analisis jaringan tumor, mencit kelompok E pakan dengan dosis bubuk daun cincau hijau sebanyak 2,64 memiliki profil jaringan tumor yang
terdiferensiasi. Hal ini ditunjukkan oleh skor HE yang relatif paling rendah dibandingkan skor HE jaringan tumor pada kelompok kontrol positif dan semua
kelompok perlakuan. Skornya adalah 3,00+0,00 pada mencit dengan rata-rata berat dan volume terkecil dan 4,00+0,00 pada mencit dengan rata-rata berat dan
volume terbesar pada kelompok E. Skor tersebut menunjukkan bahwa sel pada jaringan masih memiliki kemiripan sel pada jaringan asal. Selanjutnya, skor
penanda vaskularisasi CD31 tertinggi terdapat pada mencit kelompok E. CD31 juga dapat dideteksi karena adanya sel plasma dan area nekrotik pada jaringan
tumor. Hal ini diduga karena adanya dosis bubuk daun cincau hijau tertinggi 2,64 pada pakan meningkatkan jumlah sel plasma serta terjadinya nekrosis
pada jaringan tumor. Pada penanda apoptosis, skor tertinggi yang terlokalisasi terdapat pada mencit kelompok D pakan mengandung bubuk daun cincau hijau
dosis 1,76. Dosis bubuk daun cincau hijau 1,76 berpotensi lebih baik dalam meningkatkan jumlah kaspase-3 untuk mengaktivasi terjadinya apoptosis
dibandingkan dosis 0,88 dan 2,64. Hal ini berkorelasi dengan rata-rata berat dan volume tumor mencit kelompok D yang nilainya terkecil dibandingkan
mencit kelompok B, C dan E. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa apoptosis berperan mengurangi rata-rata berat dan volume tumor menjadi lebih kecil.
5. 2. Saran