dan B ini memperlihatkan adanya molekul pada membran yang disebut molekul CD cluster of differentiation. Molekul CD berperan untuk membantu fungsi sel
imun. Molekul ini berperan dalam menyajikan penegasan fungsi dari bagian suatu sel limfosit karena adanya proses yang normal ataupun abnormal
Sommer 2005. CD cluster of differentiation merupakan molekul permukaan sel yang
diekspresikan pada berbagai jenis sel sistem imun yang ditunjukkan dengan penomoran CD Baratawidjaja 2006. CD merupakan molekul tambahan pada
membran. Molekul tersebut dihasilkan oleh sel T dan B. Molekul ini membantu fungsi sel imun. Molekul ini berperan dalam menyajikan penegasan secara
fungsional dari bagian suatu sel limfosit karena adanya proses yang normal ataupun abnormal Sommer 2005.
CD31 merupakan salah satu jenis CD, yang berperan sebagai molekul adhesi sel serta mediator interaksi, baik antara leukosit dan endotelial maupun
endotelial dan endotelial Baratawidjaja 2006. CD31 merupakan molekul adhesi sel yang diekspresikan pada trombosit platelet dan pertemuan antarsel endotelial
Biorbyt 2010. CD31 disebut juga PECAM-1 platelet-endothelial cell adhesion molecule 1. CD31 diekspresikan secara luas pada sel endotelial dan sel
hematopoietik Pascual et al. 2001. CD31 terwarnai pada sel endotelial pada pembuluh darah dalam dan tepi kulit, pembuluh limfatik serta semua luka atau
tumor yang terkait dengan darah dan pembuluh darah Reis et al. 2005. Gambar CD31 pada limfosit disajikan pada Gambar 9.
Gambar 9 CD31 pada limfosit Cruse dan Lewis 2004
2. 6. Pewarnaan Histopatologi
Pada umumnya, jaringan tidak dapat menahan warna setelah diproses, sehingga penambahan warna pada jaringan melalui proses pewarnaan dapat
memudahkan dalam pengamatan komponen jaringan dengan mikroskop. Pemilihan warna yang tepat sangat membantu untuk identifikasi jaringan,
komponen-komponennya serta diagnosis kondisi patologik. Pengetahuan tentang struktur, reaksi kimia dan pereaksi harus dimiliki dan dipahami dalam pengamatan
jaringan Panigoro et al. 2007.
2. 6. 1. Pewarnaan HE hematoksilin-eosin
Pada umumnya, pewarnaan jaringan menggunakan dua macam pereaksi. Hal ini untuk memudahkan dalam memahami perubahan patologik dengan
mewarnai organel sel dan organisme secara terpisah Panigoro et al. 2007. Metode HE merupakan metode pewarnaan yang paling sederhana dan banyak
digunakan. Metode HE barangkali merupakan teknik pewarnaan dua warna yang digunakan dalam jumlah sedikit. Hal ini karena hampir semua tipe sel, komponen
alum-hematein hanya mewarnai nukelus. Prosedur pewarnaan ini telah lebih sering digunakan daripada pewarnaan yang lain dalam pembelajaran histologi dan
oleh para ahli patologi Kiernan 1990. Pada pewarnaan HE, struktur selular dan perubahan patologik dapat diamati dengan mudah. Hal ini karena sitoplasma
organel diwarnai oleh eosin menjadi merah muda. Inti sel diwarnai oleh hematoksilin menjadi ungu Panigoro et al. 2007. Perbedaan warna ini penting
dalam mempelajari anatomi dan patologi jaringan secara mikroskopis agar dapat dibedakan inti sel dengan sitoplasma dan struktur ekstraseluler Kiernan 1990.
2. 6. 2. Pewarnaan IHK imunohistokimia
Imunohistokimia merupakan salah satu metode kuantitatif untuk mendeteksi reaksi antigen-antibodi sebagai manifestasi interaksi antigen-antibodi
primer. Hal ini termasuk penggunaan antibodi berlabel fluoresen seperti imunofluoresensi, berlabel enzim seperti imunoperoksidase, berlabel penanda
elektron-dense seperti label imunoferitin, serta berlabel penanda radioaktif seperti otoradiografi Bellanti 1993.
Istilah imunohistokimia lebih disukai sebagai teknik pemeriksaan imunologis pada potongan jaringan. Imunohistokimia telah digunakan secara
luas, dalam penelitian biologi serta diagnosis histopatologi dan mikrobiologi. Imunohistokimia sangat aplikatif dengan penggunaan cahaya, fluoresen dan
mikroskop elektron. Pereaksi yang digunakan adalah antibodi poliklonal atau monoklonal. Penggunaan pereaksi antibodi dalam aplikasi imunohistokimia harus
diujikan pada potongan jaringan. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam analisis dengan metode imunohistokimia adalah spesifitas, akurasi, presisi,
sensitivitas dan efisiensi Brandtzaeg et al. 1997. Penambahan warna melalui proses pewarnaan dapat memudahkan dalam
pengamatan komponen jaringan dengan mikroskop. Pemilihan warna yang tepat sangat membantu untuk identifikasi jaringan, komponen-komponennya serta
diagnosis kondisi patologik. Pengetahuan tentang struktur, reaksi kimia dan pereaksi harus dimiliki dan dipahami dalam pengamatan jaringan
Panigoro et al. 2007. Potongan jaringan yang berparaffin tidak dapat menyerap air karena
adanya infiltrasi paraffin ke dalam jaringan. Langkah pertama dalam pewarnaan histopatologik adalah pengeluaran paraffin dari potongan jaringan
berparaffin deparaffinisasi sehingga jaringan dapat menyerap pereaksi hidrasi Panigoro et al. 2007.
Antigen unmasking merupakan salah satu teknik sebagai bagian dari metode pewarnaan IHK. Teknik ini dilakukan karena berawal dari terjadinya
penutupan antigen sebagai efek dari fiksasi kimia, pemrosesan dan interaksi media embedding. Pada mulanya, hal ini menjadi suatu masalah serius dalam metode
IHK. Selanjutnya, beberapa metode dikembangkan untuk dapat membuka unmasking atau memperoleh kembali antigen seutuhnya sebagai target dalam
metode IHK. Teknik pengembalian antigen antigen retrieval techniques atau pembukaan antigen antigen unmasking secara signifikan mampu meningkatkan
sensitivitas dalam deteksi epitop dengan metode IHK. Antigen unmasking juga bermanfaat untuk metode lain yang menggunakan sistem deteksi dengan
pelabelan histokimia, antara lain flow cyotmetry, hibridisasi in situ, uji TUNEL terminal deoxynucleotidyl transferase-mediated nick labelling serta histokimia
asam nukelat D’Amico et al. 2008.