37 3. Penyajian data, terutama adalah penyusunan data berdasarkan urutan
kejadian secara kronologis untuk mempermudah analisis data dan evaluasi proses
4. Analisis data, meliputi analisis data yang berhubungan dengan kasus awal, pengajuan contoh teoritik, dan penyelesaian penelitian. Analisis kasus awal
berupa kegiatan coding yang terdiri atas open coding, axial coding, selective
coding. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membuat konsep dan kategori, mengembangkan hubungan antara kategori dan subkategori, serta untuk
mengintegrasikan kategori dalam membangun kerangka kerja teoritik. Kegiatan pengajuan kasus teoritik dilakukan secara berulang hingga teori
matang dan jenuh sehingga dapat mempertajam kerangka kerja teoritik. Penyelesaian penelitian dapat dilakukan bila penambahan atau peningkatan
data yang diperoleh tidak menambah informasi baru lagi. 5. Perbandingan literatur dilakukan atas teori yang muncul dengan literatur
yang sudah ada, baikl yang bertentangan maupun yang berselaras. Ini penting dilakukan untuk menyempurnakan definisi konstruk dan peningkatan
validitas eksternal dan validitas internal.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan triangulasi data, yakni penggunaan beragam sumber data yang meliputi komunikasi dialogis, riwayat hidup topikal,
serta data sekunder dalam bentuk penelusuran dokumen, laporan, catatan sejarah dan lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan disesuaikan
dengan strategi studi kasus berupa komunikasi dialogisdialektis dan emansipatoris antara peneliti dengan tineliti. Dalam upaya emansipasi atau
penyadaran dan saling berbagi pengalaman, maka model komunikasi yang dibangun bersifat konvergen. Komunikasi konvergen sebagai suatu proses di
mana masing-masing partisipan memberikan dan berbagi informasi satu sama lain untuk memperkaya pemahaman bersama Eiler 1994. Dalam pemahaman
yang serupa, Rogers 1986 menyebutkan bahwa konvergensi adalah kecenderungan pada dua orang atau lebih individu untuk bergerak kesatu
pemikiran, atau bagi individu bergerak kepada yang lainnya, dan menyatukan fokus dan perhatian bersama. Teknik pengumpulan data ini memungkinkan
peneliti dan tineliti memaknai berbagai aspek kehidupan yang terjadi dalam
38 kehidupan masyarakat terutama dalam aplikasi pengetahuan lokal pada praktik-
praktik pertanian di lahan rawa pasang surut. Unit analisis dalam penelitian ini adalah komunitas petani.
Teknik pengumpulan data berupa riwayat hidup topikal juga digunakan untuk menggali data, terutama pada tahapan atau fase masuknya modernisasi
pertanian dalam kehidupan individu atau tineliti yang dipilih pada masing-masing tipe lahan rawa pasang surut tipe A, B, C, dan D. Selain informan petani, juga
dilakukan dialog dengan penyuluh pertanian atau petugas pertanian dan pejabat dinas pertanian pada level kabupaten dan propinsi.
Informan penelitian juga mempertimbangkan aspek gender dengan pertimbangan bahwa dalam kegiatan usahatani di laha rawa pasang surut
wanita juga berperan penting, seperti dalam kegiatan pembibitan, tanam dan pemeliharaan. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja
purposive dengan metode
snowball sampling. Menurut Patton 2006, pengambilan informan dengan metode ini merupakan pendekatan untuk menempatkan
informasi yang kaya dari informan kunci atau kasus kritis. Dalam grounded
research, masalah informan penelitian tidak didasarkan pada jumlah populasi, melainkan pada keterwakilan konsep dalam beragam bentuknya. Teknik ini
dilakukan dengan pengambilan informan berdasarkan konsep-konsep yang terbukti berhubungan secara teoritik dengan teori yang sedang disusun. Dengan
demikian, pengambilan informan dihentikan apabila; a tidak ada lagi data baru yang relevan, b penyusunan kategorinya telah terpenuhi; dan c hubungan
antar kategori sudah ditetapkan dan dibuktikan. Pengumpulan data lainnya berupa data sekunder yang bertujuan untuk
menganalisis perkembangan kegiatan modernisasi pertanian yang pernah dilakukan melalui berbagai dokumen dan laporan atau bentuk lainnya yang
terdapat pada instansi pemerintah terutama dinas pertanian, BPS dan Balai Penyuluhan Pertanian.
Keterkaitan antara topik masalah penelitian, tujuan, hipotesis, konsep utamahubungan antar konsep, informasi atau data yang dikumpulkan, teknik
pengumpulan data, dan sumber data dapat diringkaskan seperti Tabel 3 berikut.
39
Tabel 3 Keterkaitan permasalahan dengan metode penelitian Topik
permasalahan Tujuan
Hipotesis Konsep utama
Hubungan antar konsep
Informasi atau data yang dikumpulkan
Teknik pengumpulan data
Sumber data Proses
Pembentukan dan
pengembangan pengetahuan
lokal Menganalisis
sejarah pembentukan dan
pengembangan sistem
pengetahuan lokal, termasuk mengkaji
sejarah lokal perkembangan
pertanian padi sawah di lahan
rawa pasang surut Pengetahuan lokal
komunitas petani padi di lahan rawa
pasang surut berkembang sebagai
respon timbal balik antara sistem sosial
masyarakat dengan ekosistem setempat
melalui proses koevolusi
• Pengetahuan lokal
• Sistem sosial • Lahan rawa
pasang surut • Koevolusi
• Sejarah lokal perkembangan
pertanian di lahan rawa pasang
surut.
• Sejarah pengembangan
sistem pengetahuan lokal
• Makna dan bentuk pengetahuan lokal
dalam konteks pengelolaan lahan
rawa pasang surut
• Faktor-faktor pendorong dan
penghambat dalam
pengembangan pengetahuan lokal
• Komponen sistem sosial yang
berperan dalam pengembangan
pengetahuan lokal • Penelusuran
dokumen atau catatan sejarah
tentang sejarah pengembangan
lahan rawa pasang surut
dan sistem pengetahuan
lokal petani di lahan rawa
pasang surut
• Dialog dengan petani dan
informan kunci baik secara
perorangan maupun dalam
bentuk diskusi kelompok
berupa FGD
• Riwayat hidup topikal dari
petani di lahan rawa pasang
surut • Dokumen dan
hasil peneilitian pada Balai
Penelitian Tanaman
Rawa Balittra, Dinas pertanian
propinsi dan kabupaten
• Tokoh masyarakat
seperti kepala desa, kepala
padang atau kepala handil
dan petani yang
mengetahui tentang sejarah
pengembangan pengetahuan
lokal dan sejarah lokal
pengembangan lahan rawa
pasang surut
40
Topik permasalahan
Tujuan Hipotesis
Konsep utama Hubungan antar
konsep Informasi atau data
yang dikumpulkan Teknik
pengumpulan data Sumber data
Kontestasi antara sains
dengan pengetahuan
lokal Menganalisis
proses kontestasi antara
pengetahuan lokal dengan sains
Kontestasi antara sains dengan
pengetahuan lokal menghasilkan bentuk
hibridisasi, koeksistensi dan
dominasi • Dominasi
• Koeksistensi • Hibridisasi
• Sains • Hegemoni
• Tindakan
komunikatif • Pertanian
modern • Sejarah
pengembangan pertanian modern
sejak fase revolusi hijau di lahan rawa
pasang surut
• Model atau bentuk kontestasi antara
pengetahuan lokal dengan sains
• Pandangan masyarakat
tentang eksistensi pengetahuan lokal
dalam era modernisasi dan
globalisasi saat ini
• Makna dominasi dan kesadaran
masyarakat tentang hegemoni
yang dirasakan.
• Pengaruh institusi sosial yang lebih
tinggi politik, ekonomi, dan
ideologis thd pengembangan
pengetahuan lokal • Dialog dengan
petani dan informan kunci
baik secara perorangan
maupun dalam bentuk diskusi
kelompok berupa FGD
• Dialog dengan aparat
pemerintah yang terlibat dalam
pembangunan pertanian,
terutama pengembangan
pertanian modern di lahan
rawa pasang surut
• Riwayat hidup topikal dari
petani di lahan rawa pasang
surut • Tokoh
masyarakat seperti kepala
desa, kepala padang atau
kepala handil dan tokoh
masyarakat lainnya yang
mengetahui tentang
introduksi pertanian
modern dan sains di lahan
rawa pasang surut
• Petugas penyuluh
pertanian dan BPP, aparat
dinas pertanian Propinsi Kalsel
dan Kabupaten Barito Kuala,
Peneliti dari Balittra
Lanjutan
41
Topik permasalahan
Tujuan Hipotesis
Konsep utama Hubungan antar
konsep Informasi atau data
yang dikumpulkan Teknik
pengumpulan data Sumber data
• Harapan dan kondisi ideal yang
diinginkan dalam pengelolaan lahan
rawa pasang surut untuk perbaikan
kehidupan dan upaya untuk
mewujudkannya.
Respon sistem sosial
Menganalisis respon sistem
sosial terhadap kontestasi antara
pengetahuan lokal dengan sains
Respon sistem sosial akibat kontestasi
antara pengetahuan lokal dengan sains
terjadi melalui proses koadaptasi
• Sistem sosial • Kontestasi
• Koadaptasi • Gambaran sistem
sosial yang meliputi teknologi,
pengetahuan, populasi,
organisasi sosial, nilai dan norma
sebelum dan setelah era
revolusi hijau dalam kehidupan
masyarakat
• Peranan dan eksistensi sistem
sosial sebelum era revolusi hijau dan
setelah masuknya revolusi hijau
dalam kehidupan masyarakat
• Dialog petani dan informan
kunci baik secara
perorangan maupun dalam
bentuk diskusi kelompok
berupa FGD
• Data sekunder menyangkut
perkembangan penduduk
termasuk sejarah
perkembangan program
transmigrasi di lahan rawa
pasang surut • Tokoh
masyarakat seperti kepala
desa, kepala padang atau
kepala handil dan tokoh
masyarakat lainnya yang
mengetahui tentang
dinamika sistem sosial
terkait dengan pengelolaan
lahan rawa pasang surut
• Data kependudukan
dari BPS serta Lanjutan
42
Topik permasalahan
Tujuan Hipotesis
Konsep utama Hubungan antar
konsep Informasi atau data
yang dikumpulkan Teknik
pengumpulan data Sumber data
• Model atau bentuk bentuk kontestasi
dominasi, eksistensi dan
hibridisasi antara pengetahuan lokal
dengan sains dalam pertanian di
lahan rawa pasang surut
• Bentuk dan proses koadaptasi sistem
sosial terhadap modernisasi
pertanian data
perkembangan trasmigran dan
UPT di lahan rawa pasang
surut Lanjutan
43
3.8 Analisis Data