BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Grand Theory
2.1.1. Student Involvement Theory Teori Keterlibatan
Student involvement theory diperkenalkan pertama kali oleh Alexander Astin pada tahun 1985. Teori ini menjelaskan bagaimana mengembangkan
outcome dari pendidikan tinggi dilihat dari bagaimana mahasiswa terlibat dalam pembelajaran. Student involvement theory menurut Hoffman 1996:5 kurang
berfokus pada apa yang dilakukan oleh pendidik namun lebih berfokus pada apa yang dilakukan mahasiswa, sehingga menyebabkan mahasiswa menjadi peserta
aktif dalam pembelajaran Utami, 2015:13. Student involvement theory dapat menjelaskan sebagian besar pengetahuan
empiris tentang pengaruh lingkungan terhadap perkembangan mahasiswa, dan mampu merangkul prinsip-prinsip dari sumber yang sangat beragam seperti
psikoanalisis dan teori belajar klasik Astin, 1999:518. Oleh karena itu, student involvement theory dapat digunakan oleh perguruan tinggi dan fakultas untuk
merancang lingkungan belajar yang lebih efektif. Astin 1999: 519 menyebutkan bahwa motivasi merupakan aspek penting
dari keterlibatan, namun dalam hal ini Astin lebih menekankan pada aspek perilaku. Teori keterlibatan memiliki lima asumsi dasar, yaitu:
1. Keterlibatan mengacu pada investasi energi fisik dan psikologis dalam
berbagai “obyek”. Obyek ini bisa jadi pengalaman mahasiswa.
15
2. Apapun obyeknya, keterlibatan siswa terjadi di sepanjang kontinum.
Mahasiswa yang berbeda menunjukkan tingkatan keterlibatan berbeda pada obyek tersebut dan siswa yang sama mewujudkan tingkatan keterlibatan
berbeda pada obyek yang berbeda di waktu yang berbeda. 3.
Keterlibatan memiliki fitur kuantitatif dan kualitatif. 4.
Jumlah pembelajaran siswa dan pengembangan pribadi terkait dengan setiap program pendidikan berbanding lurus dengan kualitas dan kuantitas
keterlibatan siswa dalam program tersebut. 5.
Efektivitas dari setiap kebijakan pendidikan atau praktik berkaitan langsung dengan praktik untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa.
Konsep inti dari teori ini terdiri dari tiga unsur, yaitu input, environment dan outcome I-E-O.
Gambar 2.1. Model Astin I-E-O
Sumber : Astin 1993 dalam Yanto; Mula; dan Kavanagh 2011:4 Gambar 2.1. memperlihatkan hubungan antar komponen dalam teori Astin
I-E-O. Anteseden ditunjukan dalam gambar bahwa outcome mahasiswa
ditentukan oleh input dan environment. Pada waktu yang sama, faktor-faktor input memiliki hubungan yang akan mempengaruhi environment dan mempengaruhi
outcome. Astin juga menjelaskan bahwa hubungan antara environment dan outcome tidak dapat dipisahkan pengaruhnya dari input Kelly, 1996 dalam