dalam instrumen dapat diwakili dengan memiliki kepercayaan diri yang lebih baik; c sub indikator stabil dalam instrumen dapat diwakili dengan
menjadi lebih dewasa dalam berperilaku; d untuk sub indikator arif dan bijaksana, demokratis, berwibawa, jujur, sportif, mengembangkan diri
secara mandiri dan berkelanjutan tidak digunakan dalam instrumen penelitian karena keterbatasan penelitian. Pengalaman ketika PPL dirasa
masih kurang jika digunakan untuk mengetahui pengusaan sub kompetensi tersebut. Penguasaan sub kompetensi tersebut dapat diketahui ketika sudah
praktik langsung menjadi seorang guru. 3.
Kompetensi sosial ayat 6 Kompetensi sosial termasuk aspek afektif yang merupakan
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk :
a. Berkomunikasi lisan, tulis, danatau isyarat secara santun. b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta
didik. d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku. e. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
Berdasarkan sub indikator di atas dalam instrumen penelitian hanya digunakan empat karena untuk sub indikator bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik dan sub indikator bergaul
secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku dalam instrumen dapat diwakili dengan menjalin
komunikasi yang efektif dengan warga sekolah. 4.
Kompetensi profesional ayat 7 Kompetensi profesional termasuk aspek kognitif yang merupakan
kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-
kurangnya meliputi penguasaan : a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Berdasarkan sub indikator tersebut digunakan pemahaman dan penguasaan materi secara luas, serta kemampuan dalam membuat urutan
materi sebagai instrumen penelitian. b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan,
yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata pelajaran yang
akan diampu. Berdasarkan sub indikator tersebut digunakan pengembangan media
pembelajaran yang relevan dan pemahaman pertanyaan yang diajukan peserta didik sebagai instrumen penelitian.
2.4.1.5. Indikator Kesiapan Menjadi Guru
Untuk menjadi guru mahasiswa harus menguasai kompetensi keguruan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 74 tahun 2008 pasal 3 tentang Guru dalam merumuskan indikator untuk mengetahui kategori kesiapan mahasiswa menjadi guru, yaitu :
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Profesional
4. Kompetensi Sosial
2.5. Penelitian Terdahulu
Swabey; Castleton; dan Penney 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Meeting the Standards? Exploring Preparedness for Teaching menyatakan bahwa
dalam pendidikan guru untuk menumbuhkan kesiapan menjadi guru membutuhkan pengalaman mengajar awal.
Penelitian menunjukkan bahwa tidak hanya dibutuhkan struktur dukungan untuk memulai menjadi guru tetapi juga
membutuhkan kelibatan pengalaman mengajar awal untuk siap menjadi guru. Yanto; Mula; dan Kavanagh 2011 dalam penelitiannya yang berjudul
Developing Student’s Accounting Competencies Using Astin’s I-E-O Model : An Identification of Key Educational Input Based on Indonesian Student Perspectives
berhasil membuktikan bahwa berdasarkan model Astin I-E-O, input student motivation, student previous achievement, demographic characteristics, learning
facilities and class size mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
environment student
engagement. Environment
student engagement
selanjutnya secara signifikan mempengaruhi oucomes Student’s Accounting
Competency. Fasina dan Fagbeminiyi 2011 dalam penelitiannya yang berjudul The Role
of Parents in Early Childhood Education: A Case Study of Ikeja, Lagos State, Nigeria menemukan bahwa peran orang tua berupa pegasuhan dan dukungan
emosional memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan anak, khususnya kinerja akademik anak. Peran orang tua sangat penting dalam
pendidikan anak dan membantu untuk memperluas cakrawala anak, meningkatkan hubungan sosial, dan meningkatkan harga diri serta kepercayaan diri.
Bukaliya 2012 dalam penelitiannya yang berjudul The Potential Benefits
And Challenges of Internship Programmes In An ODL Institution: A Case For The Zimbabwe Open University menyatakan
program magangpraktik mengajar memberikan kontribusi secara signifikan dan positif terhadap peningkatan
pengetahuan dan tingkat motivasi mahasiswa. Vardardottir 2012 dalam penelitiannya yang berjudul Peer Effects and
Academic Achievement menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara teman sebaya dengan prestasi akademik. Penelitian ini membuktikan bahwa siswa
yang ditempatkan dalam kelas dengan rekan-rekan yang memiliki kemampuan akademik tinggi akan meningkatkan prestasi akademik mereka sendiri.
Rafiq, dkk 2013 dalam penelitiannya yang berjudul Parental Involvement and Academic Achievement; A Study on Secondary School Students of Lahore,
Pakistan menemukan adanya hubungan positif antara keterlibatan orang tua dan keberhasilan pendidikan anak.
Ni’mah dan Oktarina 2014 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Minat Profesi Guru, Locus Of Control Internal, Peran Guru Pamong, dan Prestasi
Belajar Terhadap Kesiapan Mahasiswa Menjadi Guru Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNNES menunjukkan bahwa ada pengaruh prestasi
belajar terhadap kesiapan mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi.
2.6. Kerangka Berpikir dan Pengembangan Hipotesis
2.6.1. Kerangka Berpikir
Perkembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia dari tahun ke tahun telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, namun
perkembangan tersebut masih belum dapat bersaing dalam dunia Internasional. Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh berbagai indikator, salah satunya
adalah indikator pembangunan pendidikan. Dalam pembangunan pendidikan kualitas pendidik cukup memberikan peran. Pendidik yang berkulitas akan
menghasilkan outcome yang berkualitas. Mengingat kebutuhan guru yang cukup tinggi di Indonesia, jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang berupaya menghasilkan calon guru yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan guru tersebut. Namun, pada
kenyataannya masih terjadi kesenjangan antara kualitas lulusan dengan tuntutan kualitas tenaga pendidik. Hal ini mengindikasikan tingkat kesiapan lulusan
Pendidikan Ekonomi untuk menjadi guru masih belum optimal.