2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak- tidaknya tiga tujuan pembelajaran yang disarikan dalam Ibrahim, dkk
2000:7-8 sebagai berikut: a.
Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep yang sulit.
b. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Mengajarkan untuk saling menghargai satu sama lain.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Widanarto 2006:17 mengemukakan manfaat pembelajaran kooperatif: a.
Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi. b. Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan
perilaku selama bekerjasama. c. Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri,
meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif, sehingga siswa tahu kedudukannya dan belajar untuk menghargai satu
sama lain.
d. Meningkatkan prestasi belajar dengan menyelesaikan tugas akademik,
sehingga membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
4. Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Anita Lie, 2002:31-35 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperatif learning. Untuk mencapai hasil
yang maksimal, lima unsur pembelajaran gotong royong harus diterapkan.
a. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu
menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok bisa menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan
mereka. b.
Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat lansung dari unsur yang pertama. Jika tugas
dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan
yang terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk
membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala
saja. Lebih jauh lagi, hasil kerja sama ini jauh lebih besar daripada jumlah hasil masing-masing anggota.
Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.