6 Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemapuan siswa
untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7 Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.
8 Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Disamping keunggulan, pembelajran kooperatif juga memiliki keterbatasan, diantaranya:
1 Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif
memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami
filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh
siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya,
keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
2 Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari
guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3 Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan
kepada hasil kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah
prestasi setiap individu siswa. 4
Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran dalam berkelompok memerlukan periode waktu yang
cukup panjang, dalam hal ini tidak mungkin tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
5 Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu, idealnya dalam pembelajran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar
bagaimana membangaun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua
hal itu dalam pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
C. Teams Games Tournament TGT
1. Pengertian TGT
Winastwan Gora 2010:61 mengungkapkan pengertian Teams Games Tournament TGT
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda.
Slavin 2008:163 mengatakan bahwa TGT Secara umum sama dengan STAD yang membedakan keduanya adalah
di dalam TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa
berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara dengan mereka.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang
dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja
sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar Kiranawati, 2007. Tersedia: http:rudy-unesa.blogspot.com201107pembelajaran-
kooperatif-tipe-teams.html 10 Juli 2012
Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok, guru memberikan LKS kepada setiap
kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan
tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk memberikan jawabannya atau menjelaskannya, sebelum mengajukan
pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah
menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja turnamen,
dimana setiap meja turnamen terdiri atas lima sampai enam orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Dalam setiap meja
permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal kelompok yang sama. Siswa dikelompokan ke dalam satu meja turnamen secara homogen dari
segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat
nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap siswa dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatatan skor. Skor
kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor
kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.