38
manfaatnya sebagai penunjang peningkatan keterampilan membacakan teks berita dengan intonasi yang epat serta artikulasi dan volume suara yang jelas pada siswa-
siswi kelas VIII A MTs Negeri 1 Semarang. Model pembelajaran Bermain Peran dapat memacu kreatifitas, motivasi, dan
ekspresi siswa untuk mencoba pengalaman baru sebagai pembaca berita. Sedangkan media audio digunakan sebagai bentuk awal pemodelan pembacaan
berita yang sesuai dengan intonasi yang baik serta artikulasi dan volume suara yang jelas bagi siswa-siswi tersebut.
2.3 Kerangka Berpikir
Membaca nyaring pada hakikatnya adalah menafsirkan lambang-lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan ujaran
pembicaraan yang hidup. Supaya dapat membaca nyaring, pembaca harus patuh terhadap kaidah-kaidah dalam membaca nyaring. Aturan-aturan tersebut meliputi
pelafalan, jeda, intonasi, ekspresi, dan lain-lain. Keterampilan membacakan teks berita menjadi salah satu keterampilan
berbahasa yang patut ditingkatkan. Keterampilan ini memiliki manfaat yang begitu besar, yakni siswa dapat mengembangkan kemampuan menangkap
informasi sekaligus menyampaikan informasi secara benar kepada orang lain dengan memerhatikan beberapa aspek pembacaan secara tepat. Pembelajaran
membacakan teks berita menggunakan model bermain peran melalui media audio rekaman pembacaan teks berita dinilai efektif utuk meningkatkan keterampilan
tersebut.
39
Bermain peran role playing dalam pembelajaran membacakan teks berita berfungsi meningkatkan kemampuan berpikir dan berkonsentrasi anak,
meningkatkan kemampuan kognitif, dan berlatih bersosialisasi. Pada tindakan pembelajaran, guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi serta
memberikan pemodelan terhadap siswa dengan tepat guna. Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa model bermain peran dan
media audio rekaman pembacaan teks berita dapat menarik minat siswa dan memudahkan siswa dalam pembelajaran membacakan teks berita. Dengan kata
lain model dan media ini dapat meningkatkan keterampilan membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas
siswa. Maka dari itu, penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan membacakan teks berita menggunakan model pembelajaran bermain
peran melalui media audio rekaman pembacaan teks berita.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dan ilustrasi yang dipaparkan di atas, hipotesis tindakan dari penelitian ini yakni terlaksananya proses pembelajaran membacakan teks
berita menggunakan model pembelajaran bermain peran melalui media audio rekaman pembacaan teks berita pada siswa kelas VIII-A MTs N 1 Semarang yang
kondusif, intensif, dan reflektif; terdapat peningkatan keterampilan membacakan teks berita menggunakan model pembelajaran bermain peran melalui media audio
rekaman pembacaan teks berita pada siswa kelas VIII-A MTs N 1 Semarang, dan terdapat perubahan sikap serta perilaku pada siswa kelas VIII-A MTs N 1
40
Semarang setelah mengikuti pembelajaran membacakan teks berita menggunakan model pembelajaran bermain peran melalui media audio rekaman pembacaan teks
berita.
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian mengenai pembelajaran membacakan teks berita menggunakan model bermain peran dan media audio rekaman pembacaan teks berita ini
merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan Subyantoro, 2009.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua siklus, setiap siklus dilaksanakan
melalui empat
tahap yakni
perencanaan, tindakan,
pengamatanobservasi, dan refleksi. Berikut ini adalah bagan untuk
menggambarkan rangakaian siklus dan masing-masing tahapannya.
ObA P
RP
R T R
T
O O
Bagan 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I Siklus II