guru dan anak terjalin dengan komunikatif. Aspek aktivitas belajar siswa, siswa di kelas VC cenderung diam, mereka membutuhkan pancingan dari guru. Walaupun
rasa ingin tau mereka tinggi tetapi mereka masih malu dalam bertanya untuk menemukan jawabannya. Aspek pengelolaan kelas, dalam hal ini guru dapat
mengatur kelas dengan baik, ketika ada anak yang tidak memperhatikan dan bergurau, guru dengan tegas menegur anak tersebut walaupun kadang dengan
nada yang sedikit keras. Aspek penggunaan media, dalam aspek ini guru hanya menggunakan
media-media sederhana seperti gambar, media yang digunakan dapat dikatakan tidak menarik bagi siswa. Aspek cara menutup pelajaran, guru menutup pelajaran
dengan mengajak anak untuk berdoa bersama, selain itu juga mengigatkan siswanya untuk piket sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Aspek evaluasi,
untuk aspek terakhir ini guru melakukan evaluasidengan memberikan soal-soal kepada siswa, selain dari buku siswa guru juga membuat soal secara mandiri.
b. Pembahasan Hasil Observasi Di Kelas
Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan guru dalam memberikan pembelajaran di kelas masih monoton dan terpaku pada guru saja, siswa kurang
aktif dalam kegiatan pembelajaran karena guru belum mampu menyediakan berbagai media pembelajaran yang menarik dan mengundang minat serta
semangat siswa dalam belajar. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan oleh Kemp dan Dayton dalam Kustandi, 2011:23 bahwa media dapat menciptakan
pembelajaran yang tidak kaku, menarik, interaktif, dan meningkatkan kualitas hasil belajar.
B. Deskripsi Produk Awal
1. Konsep Produk
Produk media pembelajaran dikembangkan dengan menggunakan program Adobe Premiere Pro dengan menampilkan sebuah media video pembelajaran
yang menarik dan kreatif serta dekat dengan aktivitas anak-anak dalam kegiatan sehari-hari. Produk media tersebut dikembangkan agar siswa dapat memahami
materi yang disampaikan dengan jelas. Produk media video tematik tersebut memadukan video, suara, dan teks.
2. Pembuatan Story Board
Peneliti kemudian membuat story board setelah konsep produk dibuat. Story board merupakan sebuah gambaran yang dibuat sesuai dengan alur cerita yang
akan dikembangkan. Dalam story board peneliti mencoba menggambarkan secara sederhana mengenai tokoh, adegan, dan percakapan dalam video. Penggunaan
story board ini digunakan oleh peneliti agar mempermudah proses produksi video.
3. Pengumpulan Bahan
Setelah membuat sebuah story board selanjutnya peneliti mulai mengumpulkan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan video sesuai dengan
materi kelas V tema 2 subtema 1 pembelajaran 3 kurikulum 2013. Bahan materi didapat dari berbagai sumber yang mendukung seperti buku guru dan siswa, selain
itu peneliti juga mencoba untuk mencari materi di internet.
4. Pembuatan dan Pemrograman
a. Pembuatan Pembukaan Media Video
Tahap awal pembuatan produk yaitu dengan membuat judul media video yang diletakkan di awal media. Dalam judul peneliti menuliskan tema,
subtema, serta pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti, tampilan selanjutnya adalah menampilkan identitas pembuat media video tematik
tersebut, lalu menampilkan tokoh dan setting dalam video.
Gambar 4.1 Tampilan Awal Pembukaan Video Tematik
Gambar 4.2 Tampilan Identitas Pembuat Video