STRUKTUR DAN FUNGSI PERNAPASAN
maka laring ini memiliki katup yang dapat membuka dan menutup yang disebut epiglotis, seperti terlihat pada Gambar
6.5. Katup ini berfungsi untuk mengatur jalannya udara dan makanan. Itulah sebabnya saat kita menelan makanan tidak
mungkin bersamaan dengan menghirup udara.
Trakea berada di daerah leher dan disusun oleh tulang rawan yang berbentuk seperti cincin dengan panjang ± 10
cm. Dinding trakea terdiri atas jaringan ikat dan memiliki otot polos, pada bagian tengah terdapat bulu-bulu halus
yang berfungsi untuk mengeluarkan debu atau kotoran. Trakea memanjang ke bawah dan ujungnya bercabang dua
yang disebut bronkus menuju paru-paru kiri dan kanan. Apabila pada bagian ini kemasukan debu akibatnya terjadi
penyempitan
pada saluran
pernapasan sehingga
menyebabkan seseorang sukar bernapas. Itulah sebabnya seseorang akan merasa bersin jika saluran pernapasan
kemasukan
benda asing
yang mengganggu
pernapasanBatang trakea bagian dalam dilapisi oleh selaput lendir. Antara selaput lendir yang meliputi itu ada sepasang
selaput yang letaknya melintang dari bagian muka ke belakang disebut pita suara.
Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri seperti yang terlihat pada gambar 6.6.
Letak bronkus kanan dan kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini,
sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda 3. Trakea Tenggorokan
4. Bronkus
asing. Itulah sebabnya paru-paru kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis.
Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan menyempit. Hal ini
dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya
penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan
pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan
tersumbat
oleh lendir.
Bronkus kemudian bercabang lagi sebanyak 20-25 kali
percabangan
membentuk bronkiolus.
Pada ujung
bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk
seperti buah anggur.
Paru-paru tersusun atas dua bagian, yaitu paru-paru kiri dan
kanan seperti terlihat pada Gambar 6.6. Organ ini terletak
di dalam rongga dada. Paru- paru kanan berukuran lebih
besar daripada kiri. Berat paru-
paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri sekitar
560 gram. Hal ini disebabkan 5. Paru - paru
Gb. 6.6 Paru –paru
sumber google image
karena paru-paru kanan terdapat tiga bronkiolus, se- dangkan paru-paru kiri terdapat 2 bronkiolus.
Di dalam paru-paru ini bronkiolus bercabang-cabang lagi membentuk gelembung udara yang disebut alveolus.
Alveolus ini memiliki dinding yang elastis dan banyak mengandung kapiler darah, di situlah terjadinya pertukaran
udara secara proses difusi, oksigen akan diikat sedangkan CO
2
dan air
akan dilepaskan.
Adanya alveolus
ini mengakibatkan struktur paru-paru seperti kasur busa yang
memiliki rongga-rongga atau kantung kecil. Alveolus berjumlah 600 juta, sehingga dapat memperluas permukaan
paru-paru. Pada usia 8 tahun, jumlah alveolus seseorang tidak akan mengalami penambahan jumlah. Struktur alveolus
menyerupai setangkai buah anggur, dan sel-selnya bersifat lentur sehingga akan mudah mengembang dan
mengempis untuk menarik dan menghembuskan napas. Kantong-kantong ini bersifat lentur karena dilumasi satu zat
yang disebut surfaktan. Pada seseorang yang menderita emfisema, alveolusnya mengalami gangguan kelenturan
sehingga sulit untuk mengembang dan mengempis. Itulah sebabnya orang tersebut sulit untuk bernapas.
Paru-paru ini dibungkus oleh selaput pembungkus yang disebut pleura, yang tersusun rangkap dua. Di antara kedua
pleura terdapat cairan limfe, yang mempunyai peranan untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika mengembang
dan mengempis.
Silahkan Kerjakan pertanyaan evaluasi pada halaman selanjutnya......
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan betapa pentingnya bernapas itu. Coba Anda jelaskan kembali, mengapa demikian
Udara dapat masuk dan keluar paru-paru karena adanya tekanan udara luar dengan udara dalam paru-paru.
Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh terjadinya perubahan besar-kecilnya rongga udara, rongga perut, dan rongga
alveolus. Perubahan besarnya rongga ini terjadi karena kerja otot-otot pernapasan, yaitu otot antara tulang rusuk dan otot
diafragma.
Proses pernapasan meliputi dua tahap berikut.
Pada proses ini terjadi pengisapan oksigen dari luar ke dalam paru-paru, proses ini dapat dilihat pada Gambar 6.7.Bila
otot diafragma berkontraksi, maka diafragmanya akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum, otot antartulang
rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini akan menambah besarnya
rongga dada. Mendatarnya diafragma dan terangkatnya
tulang rusuk menyebabkan rongga dada bertambah
besar,
diikuti mengembangnya
paru- paru, sehingga udara luar
masuk melalui hidung.