○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Drs. MUCHAMAD ZAENURI, M.Si.
1. Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan Latihan membentuk dan menambah pengetahuan
seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan trampil cepat dan tepat
2. Gizi dan Kesehatan Gizi dan kesehatan yang baik meningka tkan kesehatan dan kesegaran
fisik dan mental seseoran dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sema- kin baik gizi dan kesehatan maka semakin tingi pula tingkat produk-
tivitasnya. 3. Penghasilan dan jaminan sosial
Pengahadialn dan jaminan sosial dalam arti imbalan dan penghar- gaan dapat menjadi pendorong untuk lebih kuat bekerja atau lebih
produktif. Karena hal ini ada kaitannya dengn pemenuhan langsung dengan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan pokok yang
akhirnya akan meningkatkan produktifitas kerjanya. 4. Kesempatan Kerja
Tingkat produktivitas seorang pegawai sangat tergantunga pada ke- sempatan kerja karyawan yang terbuka padanya. Kesempatan yang
sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang diperoleh akan sangat berpengaruh dalam mengembangka n diri.
5. Manajemen Pada hakekatnya prinsip manajemen adalah efesiensi dan produkti-
vitas. Pencapaian tujuan dari manajemen tersebut dengan mnggu nakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorga-
nisasian, motivasi dan pengawasan. 6. Kebijakan Pemerintahan
Usaha untuk meningkatkan produktivitas sangat sensitif terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah terurtama di bidang pro-
duksi, investasi, perizinan usaha, teknologi, monetr, fiskal, harga dan
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○
Manajemen SDM di Pemerintahan
lain-lain. Kebijakan pemerintah tentang hal tersebut sangat mempe- ngaruhi terhadap produktivitas kinerja pegawai.
3. Pengaruh Motivasi Dalam Meningkatkan Produktivitas kerja
Produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan baik terhadap sumber-sumber
dalam memperoduksi suatu barang atau jasa. Produktivitas sangat penting peranannya dalam organisasi, karena jika tingkat produktivitasnya tinggi
maka tujuan dalam organisasi tersebut akan tercapai. Untuk mening- katkan hasil produktivitas kerja yang baik, pegawai harus memiliki kete-
rampilan dan kinerja kerja yang baik. Karena jika pegawai tidak memiliki keterampilan dan kinerja yang baik maka produktivitas kerja tidak akan
tercapai. Untuk meningkatkan produktivitas perlu digunakan faktor-faktor
yaitu perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan dan pemberdayaan sumber daya manusia agar dapat menunjang tercapainya
produktivitas di dalam organisasi tersebut. Ishak dan Hendri 2003: 28 menyatakan manfaat motivasi yang
paling utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja daat meningka. Dengan adanya motivasi diharapkan pekerjaan
dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Dan para pegawai akan me- rasa senang akan melakukan kegiatannya karena motivasi yang diberikan
kepadanya terlaksana dengan baik dan produktivitas kerja dapat meningkat.
Pada dasarnya tingkat motivasi itu berbeda. Motivasi ini ditentukan oleh kekuatan keinginan dan harapan pegawai yang ingin dicapainya.
Seorang pegawai akan termotivasi dan dapat meningkatkan produktivi- tas kerjanya apabila ada imbalan-imbalan yang diberikan dari atasannya.
Bisa berupa dana, penghargaan, piagam dan lain-lain. Seorang pegawai
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Drs. MUCHAMAD ZAENURI, M.Si.
juga akan termotivasi dan meningkatkan produktivitas kerjanya apabila dalam dirinya terdapat keyakinan bahwa keinginan, kebutuhan, harapan
dan tujuannya dapat tercapai juga.
PERTANYAAN UNTUK EVALUASI
1. Sebutkan dan jelaskan beberapa teori manajemen SDM yang utama? 2. Apa yang menjadi teori dasar dari manajemen SDM?
3. Mengapa teori motivasi dan produktivitas kerja penting dalam pembahasan manajemen SDM?
4. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh pada motivasi kerja?
5. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh pada produktivitas kerja?
6. Jelaskan hubungan antara motivasi dengan produktivitas kerja?
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat: 1. Memahami pengaturan manajemen SDM di pemerintahan.
2. Mengetahui lingkup manajemen SDMdi pemerintahan. 3. Memahami model kelembagaan manajemen SDM di pemerintah Indonesia.
4. Mengetahui perbedaan antara pegawai negeri sipil PNS dengan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja PPPK. 5. Menjelaskan perlunya PPPK dalam manajemen aparatur sipl negara.
Deskripsi Singkat
Pengelolaan SDM aparatur di pemerintahan Indonesia diatur melalui peraturan perundangan yang tersusun secara hirarkis yang meliputi undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan presiden, peraturan menteri dan peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia. Menteri yang bertanggung jawab dalam
mengelola SDM aparatur adalah Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi PAN RB, sedangkan
untuk operasionalnya ditindak lanjuti oleh Badan Kepegawaian Negara di tingkat pusat dan Badan Kepegawaian Daerah di tingkat provinsi dan kabupatenkota. Pada
bab ini akan dijelaskan mengenai pengaturan, lingkup dan model manajemen SDM di pemerintahan, serta kelembagaan yang mendukung proses manajemen tersebut.
A. KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDM APARATUR DI INDONESIA
Secara umum kebijakan yang mengatur tentang SDM aparatur tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Kebijakan dan Manajemen SDM di Pemerintah Indonesia