44 sehingga kuantitasnya relatif tidak memiliki kuantitas sebanyak pada profesi
wirausaha, pegawai swasta, maupun pegawai negeri sipil. Walaupun demikian, tidak dapat pula dikatakan bahwa profesi wirausaha, pegawai swasta dan pegawai
negeri sipil tidak memerlukan keterampilan maupun pendidikan secara khusus. Seluruh profesi yang dikategorikan memerlukan adanya keterampilan dan
keahlian. Ditemukannya proporsi yang lebih kecil pada beberapa kategori profesi dalam penelitian ini, hanyalah merupakan sebuah kebetulan yang ditemukan dari
hasil pemetaan karakteristik pelanggan berdasarkan profesi.
4.2.6 Penghasilan Rata-rata Per Bulan Pelanggan
Proporsi pelanggan berdasarkan kategori penghasilan rata-rata per bulan adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Proporsi Penghasilan Rata-rata Per Bulan
Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas pelanggan 69,1 memiliki penghasilan rata-rata per bulannya antara Rp. 2.000.001 sampai dengan
Rp. 5.000.000. Hal ini menarik untuk ditelaah lebih lanjut dengan melihat keterkaitannya dengan profesi pelanggan, dengan menyusunnya ke dalam bentuk
tabel tabulasi silang sebagaimana disajikan pada Tabel 15.
16.60 69.10
10.90 2.30
1 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
1.000.000 - 2.000.000
2.000.001 - 5.000.000
5.000.001 - 10.000.000
10.000.000 - 15.000.000
15.000.000
45
Tabel 15. Tabulasi Silang Profesi Pelanggan Kepala Keluarga dan Penghasilan Rata-rata Per Bulan
Profesi Penghasilan Rata-rata Per Bulan
Total 1.000.000 -
2.000.000 2.000.001 -
5.000.000 5.000.000 -
10.000.000 10.000.001 -
15.000.000 15.000.000
Wirausaha 22
48 13
5 1
89 GuruDosen
3 15
2 20
TNIPolri 15
8 23
Dokter 1
1 Advokat
1 1
2 Akuntan
4 1
5 Seniman
1 1
Peg. Swasta 32
115 8
1 2
158 PNS
3 68
9 1
81 Lainnya
4 1
5 Total
64 266
42 9
4 385
Berdasarkan data pada Tabel 16 di atas, dapat diketahui bahwa untuk kategori penghasilan rata-rata per bulan berkisar dari Rp. 2.000.0001 sampai
dengan Rp. 5.000.000, didominasi pada profesi pegawai swasta 29,87, pegawai negeri sipil 17,66, dan wirausaha 12,47. Selanjutnya perlu
dilakukan uji Chi-Square untuk mengetahui keterkaitan antara penghasilan rata- rata per bulan dengan kategori profesi pelanggan. Hasilnya diketahui nilai
Pearson Chi-Square sebesar 173,101 dengan derajat bebas 36, nilai Asymp. Sig 2-sided 0,000 lebih kecil dari
0,05. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara penghasilan rata-rata per bulan
dengan profesi pelanggan.
4.2.7 Lama Waktu Mengenal dan Mekanisme Pengenalan Pertama Kali Pelanggan dengan Produk Bimoli
Lama waktu atau seberapa lama pelanggan telah mengenal Bimoli, adalah sebagaimana disajikan proporsinya pada Gambar 11 sebagai berikut.
46
Gambar 11. Proporsi Lama Mengenal Bimoli
Dengan demikian diketahui bahwa proporsi seberapa lama pelanggan telah mengenal Bimoli adalah cukup proporsional hampir di setiap kategori, kecuali
pada kategori telah mengenal Bimoli kurang dari setahun, memiliki proporsi terkecil 7,3. Bimoli merupakan pionir dalam produk minyak goreng bermerek
yang masih mendominasi pangsa pasar minyak goreng bermerek di Indonesia. Sehingga sangatlah wajar apabila pelanggan telah mengenal Bimoli dalam rentang
waktu yang cukup lama. Sedangkan cara pelanggan mengenal produk Bimoli pertama kali, adalah sebagaimana disajikan dalam Gambar 12.
Gambar 12. Cara Pelanggan Mengenal Bimoli
7.30 29.90
35.10 27.80
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
1 Tahun 1 - 5 Tahun
5 - 10 Tahun 10 Tahun
8.30 81.60
0.80 3.60
5.70 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00
Referensi Orang Lain
Televisi Radio
Surat Kabar Lainnya
47 Dengan demikian dapat diketahui bahwa media televisi merupakan media
promosi yang paling efektif dalam menginformasikan dan mengkomunikasikan Bimoli kepada pelanggan. Hal ini didukung oleh data pada Gambar 12, yakni
didominasi sebanyak 81,6 pelanggan yang menyatakan pertama kali mengenal Bimoli dengan cara melihat iklan di televisi.
4.3. Gambaran Perilaku Pelanggan Minyak Goreng Bimoli
4.3.1 Frekuensi Pembelian Bimoli dalam 1 Bulan, Kemasan dan Ukuran serta Tempat Pembelian
Frekuensi pembelian Bimoli yang dilakukan oleh pelanggan dalam 1 satu bulan terkait dengan jenis dan ukuran kemasannya, adalah sebagaimana disajikan
tabulasi silangnya pada Tabel 16 sebagai berikut.
Tabel 16. Tabulasi Silang Frekuensi Beli dan Ukuran Kemasan Bimoli
Kemasan dan Ukuran Frekuensi Beli
Total 1 kali
2 - 3 kali 4 - 5 kali
5 kali
Botol 250 ml 11
9 2
1 23
Botol 620 ml 12
8 1
21 Botol 1 Liter
19 53
21 2
95 Pouch 1 Liter
8 33
10 2
53 Botol 2 Liter
20 44
12 4
80 Pouch 2 Liter
32 53
10 3
98 Jerigen 5 Liter
3 4
7 1
15 Total
105 204
63 13
385
Berdasarkan pada hasil tabulasi silang tersebut di atas, maka keterkaitan antara frekuensi pembelian Bimoli dengan kemasan dan ukuran produk dapat
diketahui dengan menggunakan analisis Chi-Square. Hasil luaran SPSS 19.0 menunjukkan nilai Pearson Chi-square sebesar 39,237 dengan derajat bebas 18,
diperoleh nilai Asymp. Sig 2 tailed 0,003 lebih kecil dibandingkan nilai 0.05.
Dengan demikian hal ini menjadi landasan pengambilan keputusan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara frekuensi pembelian dengan kemasan dan
ukuran produk. Hasil selengkapnya dari luaran uji Chi-Square tersebut adalah sebagaimana disampaikan pada Lampiran 6.
Adapun tempat pembelian produk Bimoli yang kerap atau sering dipilih pelanggan adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 13 sebagai berikut.
48
Gambar 13. Proporsi Tempat Pelanggan Kerap Beli Bimoli
Berdasarkan data pada Gambar 13 tersebut di atas, dapat diketahui bahwa tempat-tempat yang biasa dipilih oleh pelanggan dalam membeli Bimoli, lebih
didominasi pembelian di minimarket 50,1. Hal ini sangatlah wajar, mengingat keberadaan minimarket saat ini telah melakukan penetrasi pasar yang luar biasa,
sehingga dapat dengan mudah ditemui di mana saja. Dengan kuantitas produk yang relatif lengkap, atmosfir toko yang relatif nyaman, dan akses yang mudah,
menjadikan minimarket sebagai tempat yang paling sering dikunjungi oleh pelanggan dalam membeli Bimoli.
Keterkaitan antara frekuensi pembelian dengan kemasan dan ukuran produk, serta tempat pembelian yang biasa dipilih pelanggan, dapat disajikan
tabulasi silang datanya sebagaimana disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Keterkaitan Tempat Beli dengan Tabulasi Silang Frekuensi Beli dan Kemasan serta Ukuran Bimoli
7.50 4.70
50.10
15.10 21.60
1 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
Toko Kelontong
Koperasi Minimarket Supermarket Hypermarket
Lainnya
Tempat Beli Ukuran Kemasan
Frekuensi Beli 1 kali
2 - 3 kali 4 - 5 kali
5 kali
Toko Kelontong Botol
≤ 1 Liter 7
4 4
1 Botol 2 Liter
4 1
1 Jerigen 5 Liter
1 Pouch 1 Liter
1 1
1 Pouch 2 Liter
1 2
Total 12
6 9
2