Menurut Johnson and Johnson dalam Isjoni dan Ismail, 2008: 152 pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara
kelompok-kelompok kecil. Di dalam kelompok-kelompok yang telah dibentuk, siswa dapat belajar dan bekerja sama sehingga siswa
memperoleh pengalaman belajar. Berdasarkan uraian pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen
sehingga siswa dapat berdiskusi dan saling membantu dalam memecahkan suatu permasalahan.Selanjutnya siswa dalam kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan membuat laporan.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Menurut Lie 2004 dalam Sugiyanto 2009: 40-42 terdapat elemen-elemen pembelajaran yaitu:
a. Saling ketergantungan positif Saling ketergantungan positif yang diharapkan dari pembelajaran
kooperatif antara lain saling ketergantungan dalam mencapai tujuan, menyelesaikan tugas, mencari sumber, saling ketergantungan peran,
serta saling ketergantungan hadiah. Dengan adanya sifat saling ketergantungan, guru akan mendorong siswa sehingga mereka akan
bekerjasama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka dalam pembelajaran kooperatif adalah
interaksi bersama guru serta teman sebaya.Tujuan dari interaksi ini adalah agar siswa dapat belajar dari sesamanya yang mencerminkan
konsep pengajaran teman sebaya. c. Akuntabilitas individual
Penilaian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi dan dilakukan secara individual. Selanjutnya hasil
penelitian disampaikan kepada kelompok untuk mengetahui mengetahui anggota yang memerlukan bantuan. Dengan demikian
nilai yang diperoleh oleh kelompok merupakan nilai berdasarkan rata- rata hasil belajar setiap anggota kelompok.Penilaian inilah yang
disebut dengan akuntabilitas individual. d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan menjalin hubungan yang dimaksud merupakan keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sopan, mengkritik ide,
mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, dan sebagainya. Ketika siswa tidak mampu menjalin hubungan antar
pribadi, siswa akan memperoleh teguran dari guru dan temannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya interaksi tatap muka yang menghasilkan sifat saling ketergantungan sehingga siswa dapat
menjalin keterampilan hubungan antar pribadi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Dalam pelaksanaannya, terdapa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif. Berikut adalah langkah-
langkah pembelajaran kooperatif menurut Donni Juni Priansa 2015: 253
Langkah Penjelasan
Fase – 1
Pre-test Guru menyiapkan seperangkat alat tes sesuai
dengan materi yang akan disampaikan Fase 2
Menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik
Guru menyampaikan
semua tujuan
pembelajaran yang
ingin dicapai
dan memotivasi peserta didik
Fase 3 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demonstrasi atau melalui
bahan bacaan Fase 4
Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-
kelompok belajar Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok- kelompok belajar dan bagaimana caranya
membantu setiap kelompok belajar agar melakukan transisi secara efisien
Fase 5 Membimbing
kelompok kerja dan belajar
Guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
Fase 6 Pos-test
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikannya Fase 7
Tindak lanjut Guru mencari cara untuk I menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok dengan memberikan rekomendasi
sesuai hasil yang diperoleh
4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
a. Kelebihan
Menurut Sugiyanto 2010:43-44 ada banyak pembelajaran kooperatif seperti:
1 Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterangan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-
pandangan. 3 Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4 Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.
5 Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois. 6 Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa. 7 Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk
memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.
8 Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesame manusia. 9 Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi
dari berbagai perspektif. 10 Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik. 11 Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang
perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
b. Kelemahan
Menurut Johnson and Johson dalam Nurhadi 2004: 64 kelemahan pembelajaran kooperatif antara lain:
1 Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, sementara proses pembelajaran kooperatif memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikiran, dan waktu. 2 Membutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang
cukup memadai. 3 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas.
4 Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang.
5. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Jenis-jenis pembelajaran kooperatif antara lain adalah sebagai berikut. Johnson and Johnson dalam Miftahul Huda, 2012: 87-88
a. Kelompok pembelajaran kooperatif formal cooperative learning group
Pada pembelajaran kooperatif ini siswa bekerja untuk satu atau beberapa sesi pertemuan. Kelompok pada
pembelajaran kooperatif
formal dibuat
berdasarkan prosedur-prosedur
seperti keputusan-keputusan
pra- instruksional, perancangan tugas dan struktur koopertif,
pengawasan kelompok-kelompok
kooperatif, evaluasi
pembelajaran, dan pemrosesan kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kelompok pembelajaran kooperatif informal informal cooperative learning group
Pada pembelajaran kooperatif informal siswa bekerja hanya untuk satu kali pertemuan saja. Kelompok dibentuk
untuk memfokuskan perhatian siswa pada materi yang dipelajari, menciptakan setting dan mood yang kondusif
untuk belajar, memastikan siswa memproses materi yang sudah diajarkan dan menjadi kegiatan penutup di akhir
pelajaran. c. Kelompok besar kooperatif cooperative base group
Kelompok besar kooperatif merupakan kelompok kooperatif dalam jangka panjang dengan keanggotaan stabil.
Tujuan utamanya adalah saling memberi dukungan, dorongan, dan bantuan antar sesama anggota agar saling bisa
berkembang secara akademik, kognitif, dan sosial. d. Gabungan tiga kelompok kooperatif integrated use of
cooperative learning group Jenis pembelajaran koopertif ini adalah gabungan dari
tiga jenis kelompok kooperatif yang dibuat untuk mengefektifkan dan memaksimalkan pembelajaran siswa
untu satu materi pembelajaran atau tugas akademik tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Tipe -Tipe Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin dalam Miftahul Huda 2013: 114-153 tipe pembelajaran kooperatif dibagi menjadi tiga kategori yaitu:
a. Metode Students Teams Learning Metode ini menekankan pentingnya tujuan dan
kesuksesan kelompok yang dapat dicapai hanya jika semua anggota kelompok benar-benar mempelajari materi yang
ditugaskan. Metode Students Teams Learning meliputi: 1 Student Teams Achievement Divisions STAD
Pada tipe ini siswa mempelajari materi bersama teman sekolompoknya kemudian mereka akan diuji
secara invidual melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota akan menjadi skor yang diperoleh
kelompok. 2 Teams Games Tournament TGT
TGT pada umumnya mirip dengan STAD. Pada tipe ini siswa mempelajari materi bersama teman
sekelompoknya kemudian mereka akan diuji secara individual melalui game akademik.
3 Jigsaw II Pada jigsaw II setiap kelompok disajikan
informasi yang sama kemudian masing-masing kelompok menunjuk satu anggota yang dianggap ahli
untuk bergabung dengan kelompok yang lain yang disebut sebagai kelompok ahli. Selanjutnya kelompok
ahli akan berdiskusi kemudian satu orang dari setiap kelompok akan kembali ke kelompok masing-masing
untuk membagikan informasi kepada teman-teman sekelompoknya.
b. Metode Supported Cooperative Learning Metode supported cooperative learning meliputi:
1 Learning Together LT - Circle of Learning CL Dalam
LTCL siswa
ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil
dan masing-masing
kelompok diminta untuk menghasilkan satu produk kelompok.
2 Jigsaw Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa
ditempatkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang. Selanjutnya setiap kelompok diberi materi dan
masing-masing anggota kelompok diberi informasi yang membahas topik ajaran mereka saat ini dengan
setiap kelompok mempelajari informasi yang berbeda. Kemudian setiap anggota kelompok bergabung
bersama anggota-anggota dari kelompok lain untuk mempelajari informasi yang sama kemudian kembali
ke kelompok
sebelumnya untuk
menjelaskan informasi yang mereka diskusikan.
3 Jigsaw III Jigsaw III merupakan pembelajaran kooperti yang
khusus diterapkan pada kelas bilingual dengan kelompok yang terdiri dari siswa yang mempelajari
bahasa inggris sebagai bahasa nasional, siswa yang bahasa nasionalnya bukan bahasa inggris tetapi
terlibat dalam pembelajaran dengan bahasa inggris, dan siswa yang bahasa nasionalnya bukan bahasa
inggris namun mahir berbahasa inggris. 4 Cooperative Learning Structures CLS
Model ini berisi struktur-struktur yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur ini
sebenarnya lebih mirip denga pola pengelolaan kelas pembelajaran koopertif sebagi metode tersendiri.
5 Group Investigation GI Dalam model ini siswa diberi kontrol dan pilihan
penuh untuk merencakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi.
6 Complex Instruction CI Fokus utama pembelajaran kooperatif ini adalah
mengembangkan kepercayaan
pada semua
kemampuan yang dimiliki siswa. Mereka ditempatkan ke dalam kelompok kooperatif dan guru memberikan
keleluasaan pada mereka untuk menentukan proyek yang mereka kerjakan.
7 Team Accelerated Instruction TAI Dalam
model ini
siswa dikelompokkan
berdasaran kemampuannya yang beragam. Kemudian masing-masing
kelompok ditugaskan
untuk menyelesaikan materi pembelajaran atau PR tertentu.
8 Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC
CIRC merupakan model yang dirancang untuk mengakomodasi level kemampuan siswa yang
beragam baik melalui pengelompokan yang homogen maupu yang heterogen.
9 Structured Dyadic Methods SDM SDM merupakan pembelajaran koopertif dengan
kelompok yang terdiri dari 2 orang dengan satu siswa bertindak sebagai guru dan sisa bertindak sebagai
siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Metode-Metode Informal Metode-metode informal meliputi:
1 Spontaneous Group Discussion SGD Pada SGD siswa diminta untuk berdiskusi
berkelompok dan berdiskusi tentang sesuatu. Selanjutnya guru akan memanggil kelompok satu
per satu untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 2 Numbered Heads Together NHT
Pada NHT guru akan meminta siswa untuk duduk berkelompok dan masing-masing anggota
kelompok diberi nomor. Selanjutnya guru akan memanggil suatu nomor dan siswa yang nomornya
sesuai harus mempresentasikan hasil diskusinya. 3 Team Product TP
Pada TP setiap kelompok diminta untuk berkreasi atau menciptakan sesuatu. Namun guru
memberikan peran atau tugas yang berbeda-beda pada masing-masing anggota untuk menciptakan
satu produk kelompok. 4 Cooperative Review CR
Pada CR siswa ditempatkan ke dalam kelompok
kecil untuk
saling mengajukan
pertanyaan yang mencerminkan poin-poin utama dati materi pelajaran.
5 Think Pair Share TPS Pada TPS siswa diminta berpikir sendiri-
sendiri dahulu mengenai jawaban pertanyaan kemudian siswa mendiskusikan bersama pasangan
di sebelahnya untuk memperoleh satu konsensus yang mewakili jawaban mereka berdua.
6 Discussion Group DG – Group Project GP
DGGP dirancang untuk mengerjakan tugas pembelajaran atau proyek tertentu, misalnya
membuat laporan. Pada model ini guru memastikan bahwa setiap anggota mendapat tugas mengerjakan
masing-masing bagian dari laporan tersebut.
F. Numbered Heads Together NHT
Numbered Heads Together NHT adalah pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan oleh Spencer Kagen dalam Abdul Majid, 2013: 192. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dibagi menjadi empat
langkah yaitu: 1. Penomoran
Pada langkah ini guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 3-5 orang dan setiap anggota kelompok
diberikan kartu bernomor sesuai jumlah orang dalam kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam pelaksanaannya, peneliti membagi siswa ke dalam lima kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dalam setiap kelompok.
Selanjutnya peneliti membuat 21 kartu bernomor yang terdiri dari nomor 1 sampai dengan nomor 4.
2. Mengajukan pertanyaan Pada langkah ini guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa dapat bervariasi. Pemberian pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti dimuat
dalam LKS. 3. Berpikir bersama
Setelah guru mengajukan pertanyaan, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan
anggota dalam tim mengetahui jawaban tersebut. 4. Menjawab
Pada langkah ini guru menunjuk suatu kelompok kemuian memanggil suatu nomor tertentu. Siswa yang nomornya sesuai
harus mengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads Together menurut
Donni Juni Priansa 2015: 261 Kelebihan
Kekurangan a. Setiap
peserta didik
menjadi siap semua Kemungkinan nomor yang
dipanggil dapat dipanggil lagi oleh guru.
b. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
Tidak semua
anggota kelompok dipanggil oleh guru.
c. Peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta
didik yang
kurang pandai.
d. Tidak ada peserta didik yang
mendominasi kelompok.
G. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu demi
mencapai tujuan tertentu. Sementara motivasi diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Hamzah B. Uno, 2007: 3
Motivasi diartikan sebagai segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu S. Nasution, 1982: 76. Segala
daya yang dimaksud dapat berupa faktor –faktor untuk yang menjadi
dorongan dalam melakukan sesuatu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mc. Donald Syaiful Bahri Djamarah: 2011, 148 mengatakan motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi yang dimaksud merupakan suatu aktivitas
fisik. ketika seseorang mempuanyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka ia akan melakukan segala upaya untuk mencapainya.
Banyak teori motivasi didasarkan dari asas kebutuhan, salah satunya teori kebutuhan Maslow. Terdapat lima tinkatan dalam teori
kebutuhan Maslow yaitu: Hamzah B. Uno, 2007:40-42 a. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang harus dipuaskan untuk tetap hidup seperti makanan, perumahan,
pakaian, udara, dan sebagainya. b. Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman yang dimaksud merupakan rasa aman dari setiap ancaman fisik atau kehidupan sehingga merasa
terjamin. c. Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial
Kebutuhan cinta dan kasih sayang yang dimaksud dapat berupa hubungan antar pribadi yang mendalam serta
kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial. Sebagai contoh, seseorang bekerja untuk memelihara gaya
hidup dasar, namun di sisi lain pekerjaan juga dinilai sebagai dasar hubungan kemitraan sosial yang ditimbulkannya.
d. Kebutuhan akan Penghargaan Kebutuhan akan penghargaan yang dimaksud merupakan
pengakuan dari orang lain. Sebagai contoh, dalam pekerjaan, seseorang diakui memiliki pekerjaan yang bermandaat,
menyediakan sesuatu untuk dicapai, serta pengakuan umum dan pengormatan.
e. Kebutuhan Aktualisasi diri Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebuthan untuk
mencapai secara penuh potensinya. Teori kebutuhan Maslow dapat digambarkan secara hierarkis
seperti berikut.
Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dalam pribadi seseorang untuk
Cinta Kasih Penghargaan
Aktulisasi diri
Perasaan Aman Kebutuhan Fisiologis