9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
a. Pengertian Kurikulum SD 2013
Berdasarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2003; PP Nomor 19 tahun 2005 tentang sistem pendidikan nasional, kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Daryanto, 2014: 14. Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia
olahraga zaman yunani kuno yang berasal dari kata curut dan curere. Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari atau mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish Sanjaya, 2008: 3.
Secara filosofi
pendidikan nasional
berfungsi untuk
mengembangkan dan membentuk peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan pada fungsi
dan tujuan pendidikan tersebut maka perubahan atau pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa
kini, dan masa yang akan datang Daryanto, 2014: 11. Kunandar 2014:15 menjelaskan bahwa Indonesia sebagai bangsa dan negara akan
terus menjalani sejarahnya. Ibarat sebuah organisme, negara Indonesia lahir, tumbuh, berkembang, dan mempertahankan kehidupannya untuk
mencapai apa yang dicita-citakan di awal kelahirannya. Cita-cita luhur tersebut tercantum dalam UUD 1945 alinea ke empat, yakni melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar Sukmadinata, 2007: 5. Orientasi
kurikulum 2013 akan ada terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap attitude, keterampilan skill, dan pengetahuan
knowledge. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, kurikulum 2013 merupakan suatu pegangan atau pedoman yang berisikan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. b.
Karakteristik dan Implementasi Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 memiliki beberapa ciri yang paling mendasar
Kurinasih dan Sani, 2013: 22 menyatakan sebagai berikut: 1
Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman
sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi.
2 Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis.
3 Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif. 4
Khusus untuk tingkat sekolah dasar, pendekatakan tematik integrative memberi kesempatan siswa untuk mengenal dan
memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. 5
Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam berbagai mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pemerintah melalui kementrian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum baru sebagai penyempurnaan
kurikulum sebelumnya KTSP yang diberi nama kurikulum 2013. Latar belakang lahirnya kurikulum 2013 menurut Kunandar 2014: 21-22
adalah sebagai berikut: a
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN tahun 2010
– 2014, diamanatkan penerapan metodologi pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi
kelulusan ujian teaching to the test, tetapi pendidikan menyeluruh yang memerhatikan kemampuan sosial, watak,
budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa Indonesia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional UAN pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum SD dan menengah
sebelum tahun 2011 yang diterapkan 25 sekolah pada 2012 dan 100 pada 2014.
b Ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyempurnaan dalam
kurikulum sebelumnya KTSP 2006, yakni 1 konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan
usia anak, 2 kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, 3 kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan,
4 kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan belum terakomodasi secara eksplisit di dalam
kurikulum, 5 kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional,
maupun global, 6 standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga
membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru, 7
standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompetensi proses dan hasil dan belum tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala.
Kurikulum 2013 tetap berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh karena itu,
pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari standar kompetensi lulusan SKL. Demikian juga
penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Menurut Kunandar 2014: 24-25 adalah sebagai berikut:
a Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap
spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual, dan psikomotorik
b Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar c
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat d
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan
e Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian
organizing elements kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran yang dikembangkan
untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti
g Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat reinforced, dan memperkaya enriched antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan
organisasi horisontal dan vertikal Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum 2013, kompetensi yang harus dicapai pada tiap akhir jenjang kelas dinamakan kompetensi inti. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan
melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Kompetensi inti
menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikaian, kompetensi inti
berfungsi sebagai unsur pengorganisasi organisasi elemen kompetensi dasar.
c. Alasan Perubahan Kurikulum 2013
Menurut Ladjid 2005: 7 mengatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab terjadinya perubahan kurikulum antara lain: Perluasan dan
pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan dan efektivitas serta efisiensi pendidikan. Berdasarkan
Kemdikbud 2013 dalam Kunandar 2014: 27-29 mengatakan pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1 Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan
merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk
konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya disatu satuan
atau jenjang pendidikan tertentu. 2
Standar kompetensi kelulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari
masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula
atas standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta standar kompetensi satuan
pendidikan. 3
Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan,
keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran.
4 Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurikulum berbentuk kemampuan dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik mastery learning sesuai
dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi. 5
Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan
dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual perserta didik untuk memiliki tingkat
penguasaan diaas standar yang telah ditentukan. Oleh karena itu, beragam program dan pengalaman belajar disediakan
sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik 6
Kurikulum berpusat
pada potensi,
perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan
peserta didik
serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7 Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan
atas dasar
kesadaran bahwa
ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara
dinamis. Oleh karena itu, konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, buadaya, dan
seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8 Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan
kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup.
9 Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlansung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik
untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan
untuk mengembangkan budaya belajar. 10
Kurikulum dikembangkan
dengan memerhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, standar kemampuanSK, dan
kemampuan dasarKD serta silabus. 11
Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian
hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekuarangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
d. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum dari KTSP menuju Kurikulum 2013 tentunya tidak serta merta dilakukan pemerintah tanpa
alasan tertentu yang memberi dampak perubahan positif ke arah yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang dirancangkan pemerintah saat ini memilik
rasional dan elemen perubahan dari kurikulum sebelumnya. Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta selalu dilakukan
perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Perlunya perubahan kurikulum 2013 disorong oleh
beberapa hasil studi Internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam kancah Internasional. Perubahan kurikulum, karena
adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 menurut yang di ungkapkan Mulyasa 2013: 60 ialah antara lain:
1 Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang
ditunjukan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya meliputi tingkat
perkembangan usia anak. 2
Kurikulum belum mengembangakan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.
3 Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek
pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
4 Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran
lonstruktifisitik, keseimbangan soft skills and hard skills, serta jiwa kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam
kurikulum. 5
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional
maupun global. 6
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang
penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7 Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis
kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.
e. Pendekatan Saintifik dan Tematik Integratif
Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah adalah sebuah pendekatan yang berbasis ilmiah dengan merujuk pada kegiatan
menginvestigasi atas sesuatu atau beberapa fenomena, gejala dengan tujuan memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Dalam pendekatan saintifik menekankan kegiatan berbasis metode ilmiah yang meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Pendekatan ilmiah ini mempunyai ciri tertentu yang terdiri dari dimensi
pengamatan, penalaran, penemuan, pengasahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik harus
dilaksanakan dengan menggunakan nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria.
Pada Kurikulum 2013 pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik
integratif menurut Daryanto 2014: 45-46 menjelaskan bahwa tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sentral
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam topik-topik tertentu, sehingga topik tersebut dapat dikembangkan ke dalam konsep-konsep
yang sesuai dengan tema sentralnya. Kurikulum 2013 SDMI menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas IV. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema Majid, 2014: 86. Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran
tematik integratif menurut Majid 2014: 89 adalah sebagai berikut. 1 Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual,
dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari
beberapa mata pelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait.
3 Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran
tematik integratif harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat di dalam kurikulum.
4 Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal. 5 Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, artinya
materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan. Selain itu, Majid 2014: 89-90 menjelaskan bahwa pembelajaran
tematik di sekolah dasar memiliki karakteristik, sebagai berikut. a
Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa. Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru
lebih banyak berperan sebagai fasilitator. b Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa. Dengan
pengalaman langsung,
siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, siswa mampu memahami konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. e
Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes fleksibel dimana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f Menggunakan
prinsip belajar
sambil bermain
dan menyenangkan.
Barringer dalam Abidin, 2014: 125 mengemukakan bahwa “pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa
berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin 2014: 127 juga
menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang
diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir
kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa.
Hosnan 2014: 34 menjelaskan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan. Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain:
1 Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata. 2
Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru- siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran menyimpang dari alur berpikir logis.
3 Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan
mengaplikasikan materi
pembelajaran. 4
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari materi pembelajaran. 5
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Selain merujuk pada kriteria
pendekatan saintifik yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai langkah-langkah pembelajaran dengan
mengacu pada tiga ranah pengembangan yaitu, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
ajar ag ar peserta didik tahu tentang “Mengapa”. Ranah pengetahuan
menggamit tranformasi subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “Apa”. Ranah keterampilan menggamit tranformasi subtansi atau
materi ajar ag ar peserta didik tahu tentang “Bagaimana”. Hasil akhirnya
adalah peningkatan dan kesimbangan antara kemampuan untuk menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manusia yang baik soft skill dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak hard skill dari peserta didik yang
meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik antara lain:
a Mengamati
Menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh
guru. b
Menanya Pada saat kegiatan menanya guru dapat membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan, guru
sebenarnya sedang
menanamkan sikap kepada siswa agar menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
c Menalar
Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara
pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan sebelumnya untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan,
baik untuk mengoreksi atau pun memperoleh pelajaran baru.
d Mencoba
Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba melakukan eksperimen terkait materi pembelajaran untuk menemukan
kesimpulan dan mengetahui secara langsung apa yang sedang mereka pelajari. Selama proses ini berlangsung guru
ikut membimbing peserta didik yang bertujuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang akan
menghambat kegiatan pembelajaran. e
Membentuk Jejaring atau Mengkomunikasikan Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya
hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai
tujuan bersama. Kurniasi dan Sani 2014: 53 juga menjelaskan bahwa pendekatan
saintifik sientifik approach dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mencoba atau mengumpulkan informasi, menalar atau asosiasi, dan membentuk jejaring atau melakukan komunikasi.
Berdasarkan berbagai uraian dan penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik ialah kegiatan pembelajaran yang
dapat membantu atau melatih siswa dalam mengembangkan kemampuan mengamati, mananya, menalar dan mencoba serta mengkomunikasikan
hasil pembelajarannya. Melalui langkah-langkah dalam pendekatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saintifik, kegiatan pembelajaran lebih terstrukur dan terarah, serta membantu meningkatkan kemampuan akademik siswa dalam belajar.
f. Penilaian Otentik
Penilaian merupakan proses penafsiran atas berbagai data tentang hasil belajar siswa. Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui tingkat
penguasaan atau pencapaian tujuan atau indikator pelajaran, dan menentukan tindak lanjut berikutnya yang mungkin diberikan atas tingkat
pencapaian tujuan pelajaran Kosasi, 2014: 133. Penilaian adalah proses pengumpulan
berbagai data
yang bisa
memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa Kunandar, 2013: 35. Penilaian secara menyeluruh meliputi penilaian dalam tiga aspek,
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sikap dinilai sesuai dengan rumusan Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Kompetensi
Inti 1 dan Kompetensi Inti 2. Kompetensi Inti 1 mencakup sikap spiritual, sedangkan Kompetensi Inti 2 mencakup sikap sosial. Aspek pengetahuan
dinilai berdasarkan rumusan Kompetensi Dasar yang terdapat di dalam Kompetensi Inti 3. Aspek keterampilan dinilai sesuai dengan Kompetensi
Dasar yang terdapat di dalam Kompetensi Inti 4. Penilaian pada setiap aspek dapat dilakukan melalui teknik yang
bermacam-macam. Permendikbud
dalam Kosasih
2014: 134
menyebutkan beberapa teknik penilaian sikap, yaitu: observasi, penilaian diri, penilaian antar siswa, dan penilaian dengan jurnal. Penilaian
pengetahuan dapat dilakukan melalui tes lisan, tes tertulis, dan penugasan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedangkan penilaian keterampilan dilakukan melalui penilaian praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.
Kurniasih dan Sani 2013: 61 juga mengajukan pendapat yang sama tentang teknik penilaian dalam Kurikulum 2013. Namun pada aspek
pengetahuan, teknik penilaian hanya berupa tes tulis dan tes lisan, sedangkan aspek keterampilan terdiri dari penilaian performace atau
kinerja, penilaian produk, penilaian proyek, dan portofolio. Di bawah ini adalah penjelasan tentang teknik-teknik penilaian dalam setiap aspek.
1 Sikap
a Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya terkait kompetensi yang hendak dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian diri.
c Penilaian antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait kompetensi
yang hendak dicapai. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian teman sejawat.
d Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2 Pengetahuan
a Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis. Bentuk-
bentuk tes tulis antara lain: pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b Tes lisan
Tes lisan adalah tes yang diberikan oleh guru kepada peserta didik secara lisan diucapkan sehingga peserta didik menjawab
pertanyaan tersebut. c
Penugasan Penugasan diberikan oleh guru untuk mengukur sejumlah
kompetensi siswa
yang kompleks
sehingga tidak
memungkinkan siswa untuk mengerjakannya di dalam kelas. 3
Keterampilan a
Performance atau kinerja Penilaian performance atau kinerja adalah penilaian yang
meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesungguhnya dengan
menerapkan pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan.
b Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni tiga dimensi.
Guru tidak hanya menilai hasil akhir dari pekerjaan siswa namun juga prosesnya.
c Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dengan periode
atau waktu tertentu. Proyek dilakukan melalui tiga tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.
d Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi.
Penilaian portofolio dilakukan selama kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. g.
Perangkat Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 1
Silabus Silabus merupakan salah satu produk nyata yang dapat diamati
sebagai hasil dari aktivitas pengembangan kurikulum. Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu atau kelompok mata pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar Departemen Pendidikan Nasional dalam Akbar 2013: 7. Silabus disusun berdasarkan sistem
pendidikan nasional yang berlaku. Penyusunan silabus dalam Kurikulum 2013 dilakukan oleh pihak pemerintah pusat khususnya Departemen
Pendidikan Nasional. Meskipun demikian, silabus tersebut dapat dikembangkan oleh para guru sesuai dengan kondisi lingkungan belajar di
daerah setempat. Silabus merupakan acuan dalam pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Kosasih 2014: 144 bahwa silabus adalah pedoman rencana
pembelajaran yang fungsinya sebagai acuan pengembangan RPP. Menurut Akbar 2013: 8 ada beberapa komponen yang terdapat dalam silabus
yaitu: a
Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran berisi nama sekolah, mata pelajarantema,
dan kelassemester. b
Standar kompetensi Standar kompetensi sebagai kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik
yang menggambarkan
penguasaan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai sikap dan atau semester. Standar kompetensi dalam silabus diambil dari standar isi yang
telah ditentukan
oleh Kementerian
Pendidikan Nasional
Chamsiatin dalam Akbar 2013: 8. c
Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan atau kompetensi
yang harus dimiliki oleh peserta didik pada mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar disusun berdasarkan standar
kompetensi yang sudah ada. d
Materi pokok Materi pokok adalah inti pelajaran yang harus dipelajari dan
dikuasai oleh peserta didik sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar yang sudah ditentukan.
e Kegiatan Belajar Mengajar KBM
Inti Kegiatan Belajar Mengajar KBM adalah pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar melibatkan proses
mental dan fisik peserta didik dengan teman-temannya, para guru, media, dan sumber pembelajaran, serta lingkungan belajar
yang menunjang pencapaian kompetensi. Kegiatan Belajar Mengajar harus memperhatikan urutan rangkaian kegiatan
belajar, hirarki dalam penyajian materi pelajaran, dan kemampuannya untuk terwujud atau tercermin dalam kegiatan
belajar peserta didik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f Indikator pencapaian kompetensi
Indikator merupakan penanda perubahan nilai, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku yang dapat diukur. Indikator
menjadi acuan dalam penyusunan tujuan pembelajaran. Penyusunan indikator harus memperhatikan penggunaan kata
kerja operasional berdasarkan Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom menyajikan berbagai kata kerja operasional secara
bertingkat-tingkat dalam tiga aspek pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
g Penilaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data dari peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan Chamsiatin dalam Akbar, 2013: 27. Penilaian dilakukan dalam tiga aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
dengan teknik dan bentuk yang berbeda-beda. h
Alokasi waktu Alokasi waktu disusun berdasarkan jumlah minggu efektif dan
jumlah jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dalam setiap minggu.
Penentuan alokasi
waktu perlu
juga mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan dan
kedalaman kompetensi dasar, tingkat kesulitan dan kepentingan kompetensi dasar, dan keberagaman peserta didik.
i Sumber, bahan, dan alat belajar
Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, kejadian atau peristiwa, dan lingkungan. Bahan dan
alat belajar dapat berupa benda-benda yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran, misalnya kapur dan
papan tulis. Selain komponen silabus, terdapat juga prosedur pengembangan
silabus. Silabus yang baik harus memuat beberapa komponen di atas. Agar sebuah silabus memenuhi kelayakan maka guru perlu memperhatikan
beberapa prosedur dalam menyusun dan silabus. Chamsiatin dalam Akbar, 2013: 28 mengatakan dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1
Mengisi kolom identitas silabus 2
Mengkaji standar kompetensi 3
Mengkaji kompetensi dasar 4
Mengidentifikasi materi pokok 5
Mengembangkan pengelaman belajar 6
Merumuskan indikator 7
Menentukan jenis penilaian 8
Menentukan alokasi waktu 9
Menentukan sumber belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian
RPP adalah
rencana pelaksanaan
pembelajaran yang
pengembangannya mengacu pada suatu KD tertentu di dalam kurikulum atau silabus. RPP dibuat sebagai pedoman bagi guru dalam mengajar,
sehingga pelaksanaannya bisa terarah, sesuai dengan KD yang telah ditetapkan Kosasi, 2014: 144.
Dalam istilah RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 lebih dikenal dengan RPPTH Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Harian. Hal ini karena dalam Kurikulum 2013, RPP disusun untuk setiap tema pembelajaran. Satu tema terdiri dari
beberapa subtema. Setiap subtema dijabarkan ke dalam enam pembelajaran dalam satu minggu. Dengan demikian, guru menyusun
enam buah RPPTH dalam satu minggu. Satu RPPTH digunakan dalam satu hari atau dalam satu kali pembelajaran.
Secara umum komponen RPP sama dengan komponen silabus yaitu: tujuan, materi, metode, media dan alat serta penilaian. Namun,
dalam silabus cakupan setiap komponennya masih umum dan luas, sedangkan dalam RPP uraian setiap komponennya sudah khusus dan
terbatas. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa RPPTH
adalah rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang dirancang oleh guru berdasarkan komponen-komponennya dalam mempersiapkan
kegiatan pembelajaran di kelas agar lebih terarah selama satu hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa LKS adalah suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk
pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoretis dan atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa; dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain Prastowo, 2014: 269. Lembar kerja siswa student work sheet
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa Panduan pengembangan bahan ajar. LKS merupakan materi ajar yang
sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.
LKS merupakan salah satu perangkat pembelajaran wajib yang harus digunakan oleh para guru selama proses pembelajaran. LKS yang
disusun oleh guru bertujuan untuk menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan,
menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, melatih kemandirian siswa dalam belajar, dan
memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada siswa. LKS yang baik dan lengkap harus memuat beberapa komponen. Prastowo
2014: 273 menyebutkan delapan unsur LKS secara spesifik antara lain: a
Judul b
Kompetensi Dasar yang akan dicapai c
Waktu penyelesaian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d Peralatan atau bahan yang dibutuhkan
e Informasi singkat
f Langkah kerja
g Tugas yang harus dilakukan
h Laporan yang harus dikerjakan.
4 Instrumen Penilaian
Penilaian dilakukan oleh para guru dalam tiga aspek, yaitu kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotor keterampilan. Setiap
aspek yang dinilai harus menggunakan instrumen yang jelas dan detail. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik Kosasih,
2014: 134. h.
Kelebihan dan Kelemahan Kurikulum 2013 Ada
beberapa hal
yang penting
dari perubahan
atau penyempurnaan kurikulum 2013 ini. kurikulum 2013 ini diterapkan di
negara Indonesia sejak tahun 2013 pada sekolah-sekolah yang ditunjuk oleh pemerintah setempat. Meskipun menerapkan kurikulum 2013 ini
sekolah-sekolah masih mengalami banyak kekurangan. Menurut Kurniasih dan Sani 2013: 40 mengatakan bahwa terdapat keunggulan dan
kekurangan pada kurikulum 2013 sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Kelebihan Kurikulum 2013
a Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif
dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b Adanya penilaian dari semua aspek.
c Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi
pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
d Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional. e
Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
f Banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills,
hard skills, dan kewirausahaan. g
Sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial baik pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
h Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
i Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.
j Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih
rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan.
k Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
l Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan
kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal. m
Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan secara lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan
menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP serta menerapkan pendekatan
scientific secara benar. 2
Kelemahan Kurikulum 2013 a
Guru banyak salah kaprah karena beranggapan bahwa dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan
materi kepada siswa di kelas. b
Banyak guru yang belum siap secara mental dengan adanya Kurikulum 2013 ini.
c Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan
scientific. d
Kurangnya keterampilan guru dalam merancang RPP. e
Guru tidak banyak yang menguasai penilaian otentik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku
guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat.
g Guru tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan Kurikulum 2013 karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas
yang sama. h
Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam Kurikulum 2013 karena
Ujian Nasional masih menjadi faktor penghambat. i
Terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik,
ditambah persoalan guru yang kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang diampu.
j Beban belajar siswa dan guru terlalu berat sehingga waktu
belajar di sekolah terlalu lama.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah