D. Jurnal Penyesuaian
Menurut Suwardjono 2009:161 penyesuaian berarti pencatatan atau pengakuan penjurnalan dan pengakunan data-data transaksi tertentu pada
akhir perioda sehingga jumlah rupiah yang terdapat dalam tiap akun sesuai dengan kenyataan pada akhir perioda tersebut dan statemen keuangan yang
dihasilkan menggambarkan keadaan yang senyatanya pada tanggal statemen neraca. Menurut Niswonger,dkk Kardiman, 2009:83 ada dua bagian pos
yang memerlukan penyesuaian. Bagian pertama adalah pos penangguhan deferral. Pos penangguhan ditandai dengan pencatatan transaksi sedemikian
rupa sehingga menunda pengakuan beban biaya atau pendapatan. Bagian kedua yang perlu diadakan penyesuaian adalah pos akrual. Pos ini timbul
akibat tidak adanya pencatatan beban yang terjadi atau pendapatan yang dihasilkan. Pengertian singkat dari pos ini adalah pos yang timbul sejalan
dengan berlalunya waktu namun tidak dilakukan pencatatan atas pos tersebut. Akun-akun yang lazim disesuaikan pada akhir peride akuntansi
menurut Alam S 2007:229-235 adalah sebagai berikut: 1. Beban dibayar di muka adalah transaksi yang pada saat terjadinya
dianggap sebagai harta, tetapi akan menjadi beban di kemudian hari. Pencatatan beban dibayar di muka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
sebagai harta dan sebagai beban.
2. Pendapatan diterima di muka adalah transaksi yang sejak awalnya dicatat sebagai kewajiban, tetapi akan menjadi pendapatan di kemudian hari
selama periode akuntansi. 3. Piutang penghasilan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak dilihat
dari segi waktu tetapi belum diterima karena belum jatuh tempo. 4. Beban yang masih harus dibayar adalah beban atau kewajiban yang sudah
menjadi beban dilihat dari segi waktu, tetapi belum dibayar dan dicatat. 5. Penyusutan aktiva tetap adalah berkurangnya kemampuan suatu aktiva
tetap memberikan manfaat sejalan dengan perjalanan waktu.
6. Pemakaian perlengkapan adalah pemakaian perlengkapan yang tidak mengalami proses pencatatan selama periode berjalan.
Materi jurnal penyesuaian merupakan materi yang tidak mudah dipahami oleh siswa. Pemahaman konsep dasar harus dimiliki oleh siswa
sebelum latihan soal membuat jurnal penyesuaian. Namun perbedaan penjurnalan dengan dua pendekatan membuat siswa kesulitan dalam
memahami konsep jurnal penyesuaian. Hal ini tentu saja berdampak pada motivasi belajar siswa yang rendah untuk mempelajari materi jurnal
penyesuaian. Akhirnya yang dilakukan oleh siswa hanyalah menghafal jurnalnya saja tanpa memahami konsepnya. Maka dari itu siswa dituntut
untuk aktif dan saling berinteraksi dengan siswa lain dalam mempelajari jurnal penyesuaian. Oleh sebab itu guru dituntut untuk menggunakan model
pembelajaran yang mampu memotivasi dan mengaktifkan seluruh siswa dalam proses pembelajaran saat mempelajari jurnal penyesuaian. Salah
satunya yaitu dengan model pembelajaran kooperatif, karena dengan model ini siswa dapat saling berdiskusi dengan siswa yang lain.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT dipilih karena TGT melibatkan seluruh aktivitas siswa, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan penguatan. Melalui model pembelajaran tersebut, siswa dapat saling mengajar
siswa lain dimana siswa yang telah menguasai materi jurnal penyesuaian dapat mengajarkan kepada siswa yang belum menguasai mengenai materi
jurnal penyesuaian. Selain itu adanya unsur permainan akan membuat siswa merasa rileks dalam belajar sehingga akan memudahkan untuk menguasai
materi jurnal penyesuaian. Menurut Rusman 2011:204 pembelajaran oleh rekan sebaya peer teaching ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh
guru. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa dalam
mempelajari materi jurnal penyesuaian.
E. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi