Teknik Analisis Data Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 1 Yogyakarta

3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung kepada responden. Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data mengenai pendapat siswa dan guru tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian. 4. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku dan arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil belajar siswa, serta rekaman proses tindakan penelitian.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan peningkatan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa di dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu pemaparan deskripsi datainformasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT dalam upaya peningkatan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel. 2. Analisis Komparatif Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua. Dari berbagai tahapan tersebut kemudian dibandingkan bagaimana perubahan tingkat motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa. Pengukuran tingkat perkembangan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang sama disetiap pertemuannya. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya serta membandingkan antara siklus pertama dan sikus kedua dengan target yang ingin di capai. a. Peneliti menetapkan target yang ingin dicapai 80 dengan harapan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT akan meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa. b. Membandingkan mean klasikal mulai dari pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua. c. Membandingkan nilai mean klasikal per variabel dengan target yang diharapkan. d. Membandingkan skor setiap siswa dengan target dari pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua. 52 BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 1 Yogyakarta

SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang di kalangan masyarakat lebih dikenal dengan nama SMA BOSA, berdiri pada awal Agustus 1946 di bawah naungan Yayasan BOPKRI Badan Oesaha Pendidikan Kristen Repoeblik Indonesia. Pada awal berdirinya menempati gedung bekas Holland Chinesche School di Gemblakan 42 sekarang Jalan Mas Suharto 42 dengan nama SMA BOPKRI pagi. Selanjutnya SMA BOPKRI pagi terpaksa harus ditutup pada masa perang kolonial II 19 Desember 1948 – 29 Juni 1949. SMA BOPKRI pagi dibuka kembali pada tanggal 15 Juli 1949 dengan menempati gedung Gondokusuman 29 sekarang Jalan Jenderal Sudirman 57. Selain menempati gedung Gondokusuman 29, SMA BOPKRI pagi juga menempati asrama putra RS Bethesda. Pada tanggal 19 Juni 1950 pengurus Yayasan BOPKRI menerima hibah tanah, gedung, dan peralatan dari Vereneging Schoolen md Bijbel penyelenggara Sekolah Kristen zaman Belanda dan Zending sekolah yang diselenggarakan oleh gereja-gereja Nederland di Indonesia, SMA BOPKRI pagi menempati salah satu gedung di Jalan Pogung sekarang Jalan Wardani 2. Gedung ini adalah bekas Christelijke MULO School yang pada zaman kemerdekaan ditempati oleh Militer Akademi Yogyakarta Mei 1946 – Desember 1948. Alumni Militer Akademi Yogyakarta antara lain Jenderal Susilo Sudarman, Himawan Susanto, Wiyogo Atmodarminto, Acub Zaenal, dan lain-lain. Pada tahun pelajaran 19521953 SMA BOPKRI pagi berganti nama menjadi SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. SMA BOPKRI 1 Yogyakarta menempati gedung di Jalan Wardani 2 pada pagi hari, sedangkan sore harinya gedung ini ditempati oleh SMEA BOPKRI Yogyakarta sekarang SMK BOPKRI 1. Baru pada tahun pelajaran 19961997 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dapat sepenuhnya menempati gedung di Jalan Wardani 2, karena SMEA BOPKRI dipindahkan ke Terban. Dalam perjalanannya yang panjang SMA BOPKRI 1 Yogyakarta selalu berupaya mengembangkan dirinya dengan melakukan pembaharuan di segala bidang agar pelayanan pendidikan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta menjadi semakin berkualitas dan semakin diminati masyarakat. Pada awal periode tahun 80-an, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki 28 ruang kelas yang terdiri atas: Kelas X : 10 kelas Kelas XI : 9 kelas Kelas XII : 9 kelas Pada awalnya jumlah siswa di setiap kelas adalah 40 siswa, bahkan ada kalanya lebih dari 40 siswa. Namun karena tuntutan perkembangan zaman, maka jumlah 40 siswa di setiap kelas dirasa tidak efektif lagi dalam proses pembelajaran, apalagi bila dikaitkan dengan mulai diterapkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Setelah melalui kajian yang mendalam, mulai tahun pelajaran 20012002 SMA BOPKRI 1 Yogyakarta mengambil kebijakan hanya menerima maksimal 24 siswa di setiap kelasnya. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran dapat lebih efektif dan setiap pamong dapat melayani, mendampingi, dan memotivasi setiap siswa. Untuk mendukung kegiatan tersebut, SMA BOPKRI 1 Yogyakarta telah memfasilitasi dirinya dengan sarana prasarana yang sangat memadai sesuai dengan tuntutan perkembangan IPTEK, serta harus berupaya meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan untuk menyiapkan kualitas pelayanannya.

B. Visi, Misi, dan Tujuan SMA BOPKRI 1 Yogyakarta 1. Visi SMA BOPKRI 1 Yogyakarta

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan sosial siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kalasan pada materi jurnal penyesuaian.

0 0 322

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian

0 2 332

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 KALASAN PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN SKRIPSI

0 4 320

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

0 8 321

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 3 289