1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akuntansi merupakan salah satu bidang ilmu yang dipelajari siswa kelas XI dan XII SMA, khususnya bagi mereka yang mengambil jurusan ilmu
sosial. Bidang kajian akuntansi menunjukkan suatu proses yang
berkesinambungan dengan tujuan menghasilkan sebuah informasi yang disebut laporan keuangan. Salah satu bagian dari proses pembelajaran
akuntansi adalah membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan atau disebut juga tahap pengikhtisaran. Cakupan materi pengikhtisaran meliputi neraca
saldo, jurnal penyesuaian, dan kertas kerja. Materi tersebut sangat penting untuk dikuasai karena dengan menguasai materi tersebut siswa akan mudah
memahami materi selanjutnya yaitu mengenai penyusunan laporan keuangan. Paradigma lama proses pembelajaran adalah pembelajaran yang
berpusat pada guru teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, maka paradigma tersebut harus diubah ke
dalam paradigma baru. Dimana dalam paradigma baru, proses pembelajaran yang berlangsung tidak lagi berpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa.
Adanya komunikasi yang intim dan hangat antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, maka akan menimbulkan suasana belajar yang penuh
kegairahan dan kegembiraan. Kegairahan dan kegembiraan belajar tersebut dapat tercipta dengan adanya metode maupun model pembelajaran yang
inovatif dan kreatif. Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan materi tertentu harus dipilih metode maupun model pembelajaran yang paling sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode maupun model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-
pertimbangan antara lain materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia.
Metode dan model pembelajaran yang hendak digunakan oleh guru merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pembelajaran tersebut
berhasil atau tidak, terlebih kalau materi yang diajarkan dianggap sulit oleh siswa. Materi akuntansi bukanlah materi hafalan melainkan membutuhkan
konsep-konsep tertentu untuk dapat memahaminya. Penyampaian materi akuntansi khususnya materi dalam tahap pengikhtisaran tidak cukup hanya
guru yang menjelaskan, untuk memahaminya siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya guru yang dapat dilakukan supaya
siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran yaitu dengan menyusun permainan-permainan akademik yang mengharuskan siswa untuk menjawab
pertanyaan, baik secara individu maupun kelompok. Berdasarkan
pengamatan penulis,
guru umumnya
tidak menyampaikan materi pembelajaran tersebut dengan menggunakan metode
maupun model pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Khususnya di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, guru menyampaikan materi pembelajaran melalui
metode ceramah dan latihan soal. Kurang variasinya guru dalam memilih metode maupun model pembelajaran menyebabkan sebagian besar siswa
kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, seperti siswa mengobrol sendiri dengan siswa yang lain, enggan untuk mengerjakan tugas,
lebih asyik bermain handphone HP, dsb. Selain itu, guru juga jarang menerapkan sistem kerja sama antar siswa dalam proses pembelajaran
sehingga siswa kurang dapat meningkatkan aspek afektif keterampilan sosialnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
maupun model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang memberikan perubahan perilaku pada diri siswa.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut yaitu dengan pembelajaran kooperatif. Menurut
Rusman 2011:202, pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran yang memberi kesempatan bagi siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur
kelompoknya yang bersifat heterogen. Menurut Suprijono 2009:58, model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yang
bercirikan: 1 memudahkan siswa dalam belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan
sesama; 2 pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompetensi menilai. Berbagai macam tipe pembelajaran kooperatif dapat
dipergunakan oleh guru dalam mengajar di kelas yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif masih banyak diuraikan tipe-
tipe yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Tipe pembelajaran yang relatif mudah diterapkan dalam kelas yaitu model pembelajaran tipe teams games tournament TGT. Menurut Slavin
1995:6 menyatakan bahwa: “TGT has many of the same dynamics as STAD, but adds a dimension
of exitement contributed by the use of games. Teammates help one another prepare for the games by studying worksheets and explaining
problems to one another, but when students are playing the games their
teammates cannot
help them,
ensuring individual
accountability.” Sementara itu dalam Slavin 2009:316 menyatakan bahwa:
“Nonsimulation games can also increase motivation to learn a given subject. TGT uses games that can be adapted to any subject. Team
games are usually better than individual games; team games provide an opportunity for teammates to help one another and avoid one
problem of individual games.”
Dengan demikian penerapan model pembelajaran tipe ini diharapkan siswa secara leluasa dapat berkomunikasi dengan teman sebaya dan mampu bekerja
sama dalam kelompok sehingga siswa akan termotivasi dalam belajar. Materi jurnal penyesuaian merupakan materi yang tidak mudah
dipahami oleh siswa. Pemahaman konsep dasar harus dikuasai oleh siswa sebelum membuat jurnal penyesuaian. Perbedaan penjurnalan dengan dua
pendekatan membuat siswa kesulitan untuk menjurnal. Akhirnya yang dilakukan siswa hanyalah menghafal jurnalnya saja. Bagi sebagian besar
siswa yang menganggap materi ini sulit, mereka menjadi mudah putus asa dan tidak termotivasi dalam belajar. Oleh sebab itu guru dituntut supaya dapat
menyusun metode dan model yang menarik untuk menyampaikan materi tersebut. Dengan demikian, siswa menjadi merasa nyaman untuk belajar dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe teams games tournament TGT di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta kelas XI IPS 4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk mengetahui
dan menyelidiki dampaknya terhadap motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa, didukung dengan siswa di kelas tersebut bersifat heterogen.
Penelitian ini dituangkan dalam judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament TGT untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Keterampilan Sosial Siswa pada Materi Jurnal Penyesuaian”, yang akan dilakukan pada siswa kelas XI IPS 4 SMA
BOPKRI 1 Yogyakarta.
B. Batasan Masalah