Definisi Operasional Variabel Penelitian Pengukuran Variabel Penelitian

proses pembelajaran berlangsung. Refleksi dilakukan segera pada akhir jam pelajaran untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran guna menetapkan rencana pembelajaran yang lebih baik pada pertemuan berikutnya. Lembar refleksi guru mitra tersedia di lampiran 10 halaman 162 dan lembar refleksi siswa tersedia di lampiran 11 halaman 163. 3. Siklus Kedua Kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya tindakan yang berbeda. Tindakan pada siklus kedua didasarkan pada hasil refleksi siklus pertama.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan penguatan reinforcement. 2. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. 3. Keterampilan sosial adalah keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif yang berfungsi untuk memperlancarkan hubungan, kerja, dan tugas.

F. Pengukuran Variabel Penelitian

Pengukuran tidak lain dari penunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini peneliti menggunakan semantic defferensial untuk mengukur motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa. Setiap pernyataan mempunyai rentang skor dari angka 1 sampai dengan 7. Pernyataan positif untuk skor variabel motivasi belajar dan keterampilan sosial, apabila responden sangat setuju memiliki skor 7 dan semakin ke bawah yang bermakna sangat tidak setuju memiliki skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif apabila responden sangat setuju memiliki skor 1 dan semakin ke atas yang bermakna sangat tidak setuju memiliki skor 7. Dalam penelitian ini, motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa diukur dengan membandingkan hasil kuesioner pada tahap pra penelitian, siklus I, dan siklus II serta membandingkan siklus I dan siklus II dengan target yang ingin dicapai. Hasil tersebut akan dikonversikan menggunakan pendekatan PAP tipe I dengan pertimbangan bahwa SMA BOPKRI 1 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah unggulan dan memiliki fasilitas pembelajaran yang lengkap. Pendekatan PAP tipe I adalah sebagai berikut Masidjo, 1995:157: Tabel 3.1 Penilaian Acuan Patokan PAP Tipe I Peneliti menggunakan kuesioner tertutup untuk pengukuran motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa yang dibagikan sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament TGT. Berikut ini adalah aspek-aspek yang diamati pada motivasi belajar: Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Dimensi Indikator Pernyataan Positif Negatif Motivasi Intrinsik 1. Adanya keinginan untuk berhasil 1 dan 2 3, 4, dan 5 2. Adanya dorongan untuk belajar 6 3. Adanya kebutuhan dalam belajar 7 dan 8 9 4. Adanya harapan masa depan 10 Motivasi Ekstrinsik 1. Adanya penghargaan dalam belajar 11, 12, 13, dan 14 2. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 15 16 3. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 17, 18, dan 19 20 Keterangan: hasil di atas merupakan pengembangan dari Uno 2007:23 dan kuesioner Eno 2011. Berikut ini adalah aspek-aspek yang diamati pada variabel keterampilan sosial: Interval Skor Kriteria 90 – 100 Sangat baik 80 – 89 Baik 65 – 79 Cukup 55 – 64 Kurang baik Dibawah 55 Sangat kurang baik Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Keterampilan Sosial Dimensi Indikator Pernyataan Positif Negatif Keterampilan berkomunikasi secara efektif 1. Mampu berkomunikasi dengan baik dan efektif 1 2 2. Mampu menyampaikan pendapat dengan jelas 3 3. Memberi umpan balik 4 5 4. Menerima umpan balik 6 Keterampilan berinteraksi dengan orang lain 1. Menjalin hubungan yang baik dengan orang lain 7 8 2. Menunjukkan toleransi 9 3. Menunjukkan penghargaan 10 4. Mendengarkan pendapat orang lain. 11 5. Menerima kritik 12 6. Memberi kritik 13 7. Bertindak sesuai aturan yang berlaku 14 15 Keterangan: hasil di atas merupakan pengembangan dari Thalib 2010:159.

G. Uji Kuesioner

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan sosial siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Kalasan pada materi jurnal penyesuaian.

0 0 322

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan sosial siswa pada materi jurnal penyesuaian

0 2 332

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 KALASAN PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN SKRIPSI

0 4 320

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

0 8 321

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) PADA MATERI PEMBELAJARAN JURNAL UMUM SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 3 289