Subkategori Menunda Melanggar Norma

5 Maksud Penutur Penutur A1 : penutur memiliki maksud membohongi MT. Penutur A2 : penutur memiliki maksud membela diri.

4.2.1.2 Subkategori Menunda

Cuplikan tuturan 3 A3 MT : “Belajar sek le. Ayo TVne dipateni, PRe geg ndang digarap” P : “Mengko sek, Pak” MT : langsung mematikan televisi. Konteks A3: Tuturan ini terjadi di rumah saat jam belajar malam. Penutur sedang asik menonton televisi. MT menyuruh penutur untuk belajar tetapi penutur tidak menghiraukannya dan lebih memilih untuk melanjutkan menonton televisi. MT sudah membuat aturan mengenai jam belajar untuk anaknya penutur kecuali pada saat hari libur jam belajar tidak berlaku. Penutur melanggar aturan yang telah dibuat oleh MT. Cuplikan tuturan 4 A4 MT : “Maghrib, ndang shalat, sinau, TVne ayo dipateni” P : “Mengko Pak Filme jek apik kie.” MT : Mematikan sekering listrik. Konteks A4: Penutur sedang asik menonton salah satu acara di televisi. MT menyuruh penutur untuk mematikan televisi kemudian shalat dan belajar, karena sudah memasuki waktu untuk belajar. Penutur menunda suruhan MT dan memilih untuk menonton televisi. MT ayah telah membuat peraturan untuk tidak menyalakan televisi pada saat maghrib dan dilanjutkan untuk belajar, setelah itu baru boleh menonton televisi. Penutur melanggar aturan yang telah dibuat oleh MT. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik melanggar norma subkategori menunda adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan A3 : Mengko sek, Pak Nanti dulu, Pak Tuturan A4 : Mengko Pak Filme jek apik kie. Nanti Pak Filmnya masih bagus nih. 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan A3 : Penutur berbicara kepada orang yang lebih tua, yakni ayah dari penutur. Tuturan disampaikan penutur dengan cara ketus. Penutur melanggar aturan, yakni tidak belajar pada saat jam belajar, dan penutur lebih memilih menonton televisi. Penutur sudah berkali-kali disuruh untuk belajar oleh MT. Tuturan A4 : Penutur berbicara kepada orang yang lebih tua, yakni ayah dari penutur. Tuturan penutur disampaikan dengan cara ketus. Penutur melanggar aturan, yakni tidak kunjung shalat maghrib kemudian belajar. Penutur lebih memilih melanjutkan menonton televisi. Penutur menjawab suruhan MT dengan tidak memperhatikan MT. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan A3 : Diksi yang terdapat dalam tuturan A3 adalah penggunaan bahasa nonstandar bahasa Jawa. Tuturan A3 merupakan tuturan yang berintonasi berita. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan yang terdapat dalam tuturan A3 adalah tekanan keras pada kalimat Mengko sek, Pak . Tuturan A4 : Diksi yang terdapat dalam tuturan A4 adalah penggunaan bahasa nonstandar bahasa Jawa. Tuturan A4 merupakan tuturan yang berintonasi berita. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan yang terdapat dalam tuturan A4 adalah tekanan keras pada frasa Mengko Pak . 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan A3 : Tuturan ini terjadi di rumah saat jam belajar. Penutur merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun, sedangkan MT merupakan ayah dari penutur, berusia 48 tahun. Penutur sedang asik menonton televisi. MT menyuruh penutur untuk belajar tetapi penutur tidak menghiraukannya dan lebih memilih untuk melanjutkan menonton televisi. MT sudah membuat aturan mengenai jam belajar untuk anaknya penutur kecuali pada saat hari libur jam belajar tidak berlaku. Penutur melanggar aturan yang telah dibuat oleh MT. Tujuan penutur adalah menunda belajarnya dan memilih untuk melanjutkan menonton salah satu acara di televisi. Tindak verbal tuturan tersebut adalah tindak komisif. Tindak perlokusi MT adalah dengan melakukan tindakan mematikan televisi. Tuturan A4 : Penutur merupakan laki-laki berusia 6 tahun, anak dari MT, sedangkan MT merupakan laki-laki berusia 32 tahun, ayah dari penutur. Penutur sedang asik menonton salah satu acara di televisi. MT menyuruh penutur untuk mematikan televisi kemudian shalat dan belajar, karena sudah memasuki waktu untuk belajar. Penutur menunda suruhan mitra tutur dan memilih untuk menonton televisi. MT ayah telah membuat peraturan untuk tidak menyalakan televisi pada saat maghrib dan dilanjutkan untuk belajar, setelah itu baru boleh menonton televisi. Penutur melanggar aturan yang telah dibuat oleh MT. Tujuan penutur adalah menunda suruhan mitra tutur untuk shalat kemudian belajar, penutur lebih memilih untuk melanjutkan menonton televisi. Tindak verbal tuturan tersebut adalah tindak komisif. Tindak perlokusi MT adalah mematikan sekering listrik. 5 Maksud Penutur Tuturan A3 : penutur memiliki maksud menunda belajar. Tuturan A4 : penutur memiliki maksud menunda belajar.

4.2.2 Mengancam Muka Sepihak