Subkategori Memerintah Mengancam Muka Sepihak

2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C7 : Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. MT menyuruh penutur dengan baik. Penutur menjawab suruhan MT dengan ketus sambil berlalu meninggalkan MT. Penutur menolak suruhan MT. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan C7 : Tuturan C7 mempunyai intonasi berita. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada frasa nyendal motor . Diksi: bahasa nonstandar dan bahasa slang pada kata nyendal . 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C7 : Tuturan ini terjadi di rumah, tepatnya di ruang keluarga, pukul 16.30 WIB, tanggal 28 April 2013. Penutur laki-laki berusia 12 tahun, adik dari MT. MT laki-laki berusia 23 tahun, kakak dari penutur. Penutur sudah memakai sarung hendak beribadah shalat dzuhur. MT sedang tiduran di ruang keluarga sambil menonton televisi. MT menegur penutur yang tadinya sudah memakai sarung untuk pergi shalat, tetapi justru melepaskannya kembali karena diajak ayahnya. Tujuan penutur adalah memberitahu kepada MT bahwa motornya sudah hidup. Tindak verbal tuturan C7 adalah tindak representatif. Tindak perlokusi MT diam saja karena adiknya susah dinasihati. 5 Maksud Penutur Tuturan C7: penutur memiliki maksud membela diri.

4.2.3.3 Subkategori Memerintah

Cuplikan tuturan 15 C2 MT : “Gawekno wedang ro jupukno maem, Bu...” P : “Alaaah... jupuk dewe, Pak” MT : mengambil minuman sendiri dengan raut wajah kesal. Konteks C2: Tuturan ini terjadi di rumah. MT pulang kerja melaut dengan keadaan capek, tetapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Penutur merasa kesal karena MT pergi seharian tetapi tidak membawa hasil yang diharapkan. MT meminta penutur untuk mengambilkan makan dan minum. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik melecehkan muka subkategori memerintah adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan C2 : Alaaah... jupuk dewe, Pak Alaaah... ambil sendiri, Pak 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C2 : Penutur berbicara kepada orang yang lebih tua suaminya sendiri. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara ketus. Penutur justru menyuruh MT setelah mendapat suruhan dari MT. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan C2 : Tuturan C2 mempunyai intonasi perintah. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada kata Alaaah dan Pak . Diksi: bahasa nonstandar bahasa Jawa. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C2 : Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur perempuan berusia 32 tahun, istri dari MT. MT laki-laki, suami dari MT, berusia 34 tahun. MT pulang kerja melaut dengan keadaan capek, tetapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Penutur merasa kesal karena MT pergi seharian tetapi tidak membawa hasil yang diharapkan. MT meminta penutur untuk mengambilkan makan dan minum. Tujuan penutur adalah kesal terhadap MT dan menyuruh MT untuk mengambil makanan dan minuman sendiri. Tindak verbal yang terdapat dalam tuturan C2 adalah tindak direktif. Tindak perlokusi MT adalah mengambil sendiri minuman yang dia inginkan. 5 Maksud Penutur Tuturan C2 : penutur memiliki maksud menolak suruhan MT. 4.2.3.4 Subkategori Menegur Cuplikan tuturan 30 C17 P : “Mripatmu ki ndokke sikel?” MT : Diam. P : “Anake nangis neng andinge yo mung meneng wae” Konteks C17: Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur melihat anaknya yang belum genap berusia 1 tahun rewel menangis. MT hanya diam saja, padahal ia tahu bahwa anaknya sedang menangis. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik melecehkan muka subkategori menegur adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan C17 : Mripatmu ki ndokke sikel? Matamu itu ditaruh di kaki 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C17 : Penutur berbicara menggunakan kata-kata kasar. Penutur berbicara kepada istrinya sendiri. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara keras. Penutur dalam keadaan marah. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan C17 : Tuturan C17 mempunyai intonasi tanya. Penutur berbicara dengan nada tinggi. Tekanan keras pada frasa Mripatmu ki . Diksi: bahasa nonstandar bahasa Jawa. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan C17 : Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur laki-laki, suami dari MT. MT perempuan, istri dari penutur. Penutur melihat anaknya yang belum genap berusia 1 tahun rewel menangis. MT hanya diam saja, padahal ia tahu bahwa anaknya sedang menangis. Tujuan penutur adalah memarahi MT karena tidak tanggap dengan keadaan anaknya yang menangis. Tindak verbal tuturan C17 adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT adalah diam saja karena MT merupakan orang yang sabar menghadapi penutur dan MT langsung berusaha menenangkan anaknya yang masih bayi. 5 Maksud Penutur Tuturan C17 : penutur memiliki maksud kesal.

4.2.3.5 Subkategori Menolak