Subkategori Menyinggung Subkategori Mengumpat

mengganti channel acara televisi tersebut. Penutur menolak perintah dari MT karena ia menyukai acara televisi tersebut. Terdapat orang ketiga yang nantinya memarahi penutur karena tindakannya terhadap MT. Tujuan penutur adalah menolak suruhan MT untuk mengganti channel acara di televisi. Tidak verbal penutur adalah tindak komisif. Tindak perlokusi MT pergi mencari orang ketiga ayah, kemudian orang ketiga memarahi penutur. 5 Maksud Penutur Tuturan E7 : penutur memiliki maksud menolak. Tuturan E8 : penutur memiliki maksud menolak.

4.2.5.3 Subkategori Menyinggung

Cuplikan tuturan 47 E1 MT : “Haduh, Bu. Dino iki ra oleh opo-opo, Bu.” P : “Itu kan tanggungjawab suami.” MT : “Wolha kurang ajar.” Konteks E1: Tuturan ini terjadi di rumah. Tuturan ini terjadi saat penutur dan MT sedang bercakap-cakap. Penutur tidak memperhatikan keadaan MT saat menyampaikan tuturannya. MT sedang dalam keadaan letih sepulang dari bekerja. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik menimbulkan konflik subkategori menyinggung adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan E1 : Itu kan tanggungjawab suami. 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E1 : Penutur berbicara dengan suaminya. Penutur berbicara tanpa berpikir ngelantur ceplas-ceplos. Penutur berbicara dengan cara ketus. MT menanggapi tuturan penutur dengan kata-kata kasar sehingga menimbulkan konflik. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E1 : Tuturan E1 mempunyai intonasi berita. Partikel: kan . Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada frasa itu kan dan pada kata suami . Diksi: bahasa populer. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E1 : Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur perempuan, istri dari MT. MT laki-laki berusia 43 tahun, suami dari penutur. Tuturan ini terjadi saat penutur dan MT sedang bercakap-cakap. Penutur tidak memperhatikan keadaan MT saat menyampaikan tuturannya. MT sedang dalam keadaan letih sepulang dari bekerja. Tujuan penutur adalah menegaskan bahwa mencari nafkah merupakan tanggung jawab MT. Tindak verbal penutur adalah tindak representatif. Tindak perlokusi MT tidak terima dengan tuturan penutur, sehingga MT menanggapi tuturan penutur dengan kata-kata kasar. 5 Maksud Penutur Tuturan E1 : penutur memiliki maksud kecewa.

4.2.5.4 Subkategori Mengumpat

Cuplikan tuturan 48 E2 MT : “Itu kan tanggungjawab suami.” P : “Wo lha kurang ajar Asu cenan.” MT : “Huuusss... Omongane, Pak.” Konteks E2: Tuturan terjadi di halaman rumah. Tuturan ini terjadi saat penutur dan MT sedang bercakap-cakap. Penutur menanggapi tuturan MT yang kurang berkenan bagi penutur. Penutur sedang dalam keadaan letih sepulang kerja. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik menimbulkan konflik subkategori mengumpat adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan E2 : Wo lha kurang ajar Asu cenan. Wolha kurang aja Memang anjing. 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E2 : Penutur berbicara kasar kepada istrinya. Penutur berbicara tanpa berpikir ceplas-ceplos. Penutur menyampaikan tuturannya dengan suara keras. MT merasa tidak terima dengan tuturan penutur sehingga MT memberi peringatan kepada penutur. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E2 : Tuturan E2 mempunyai intonasi perintah. Penutur berbicara dengan nada tinggi. Tekanan keras pada frasa kurang ajar dan pada frasa asu cenan . Diksi: bahasa nonstandar bahasa Jawa. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E2 : Tuturan terjadi di halaman rumah. Penutur laki-laki berusia 43 tahun, suami. MT perempuan, istri dari penutur. Tuturan ini terjadi saat penutur dan MT sedang bercakap-cakap. Penutur menanggapi tuturan MT yang kurang berkenan bagi penutur. Penutur sedang dalam keadaan letih sepulang kerja. Tujuan penutur adalah tidak terima dan menanggapi tuturan MT yang kurang berkenan di hati penutur. Tindak verbal penutur adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT menanggapi tuturan penutur dengan peringatan. 5 Maksud Penutur Tuturan E2 : penutur memiliki maksud kesal. 4.2.5.5 Subkategori Menegur Cuplikan tuturan 49 E3 P : “Mbog le noto kayu ora teng jlempah. Nanti kalo ada tamu, nanti kalo ada orang lewat. Wong omah yo neng pinggir d alan.” MT : “Karang nggone yo koyo ngene, rakyo sesok” P : “Welha...malah nesu.” Konteks E3: Tuturan terjadi di halaman rumah pada sore hari. Terdapat rumah kayu di samping rumah. Penutur menasihati MT untuk merapikan tatanan kayunya, karena rumah kayunya berada di samping rumah, sekaligus di pinggir jalan. Tuturan terjadi pada saat MT sedang merapikan kayu dan penutur sedang duduk-duduk di depan rumah. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik menimbulkan konflik subkategori menegur adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan E3 : Mbog le noto kayu ora teng jlempah. Nanti kalo ada tamu, nanti kalo ada orang lewat. Wong omah yo neng pinggir dalan. Menata kayunya jangan acak-acakan. Nanti kalau ada tamu, nanti kalau ada orang lewat. Rumah juga di pinggir jalan. 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E3 : Penutur berbicara kepada istrinya. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara sinis. Tuturan penutur sangat sembrono karena tidak melihat apa yang dilakukan MT dan apa yang dilakukan penutur. MT merasa dirinya disalahkan, sedangkan penutur tidak melakukan apa-apa melainkan hanya duduk santai. MT menyanggah tuturan penutur sehingga terjadi adu mulut. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E3 : Tuturan E3 mempunyai intonasi berita. Partikel: yo . Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan lunak pada kalimat Mbog le noto kayu ora teng lempah . Diksi: bahasa nonstandar bahasa Jawa dan bahasa populer. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E3 : Tuturan terjadi di halaman rumah pada sore hari. Penutur laki- laki, suami. MT perempuan, istri. Terdapat rumah kayu di samping rumah. Penutur menasihati MT untuk merapikan tatanan kayunya, karena rumah kayunya berada di samping rumah, sekaligus di pinggir jalan. Tuturan terjadi pada saat MT sedang merapikan kayu dan penutur sedang duduk-duduk di depan rumah. Tujuan penutur adalah menyindir sekaligus menasihati MT untuk merapikan tatanan kayunya. Tindak verbal penutur adalah tindak direktif. Tindak perlokusi MT adalah tetap melanjutkan merapikan kayunya sambil menanggapi tuturan dari penutur dengan sanggahan. 5 Maksud Penutur Tuturan E3 : penutur memiliki maksud memberitahu.

4.2.5.6 Subkategori Mengancam