Subkategori Menunda Subkategori Menolak

menanggapi penutur dengan ancaman, tetapi penutur pergi begitu saja dengan acuh. Tuturan B9 : Tuturan ini terjadi di rumah, tepatnya di teras rumah sekitar pukul 4 sore pada tanggal 20 April 2013. Penutur laki-laki berusia 42 tahun, tuan rumah kepala nelayan. MT laki-laki berusia 41 tahun, tamurekan penutur. MT sedang bercerita mengenai keluhannya tentang renovasi kapal yang menjadi tanggungan sendiri. Selain penutur dan MT, terdapat juga 2 orang lainnya yang sedang mendengarkan. Tujuan tuturan penutur adalah hanya mengejek MT yang sedang mengeluh. Tindak verbal tuturan penutur adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT adalah menanggapi tuturan penutur dengan sanggahan. 5 Maksud Penutur Tuturan B1 : penutur memiliki maksud menggoda. Tuturan B9 : penutur memiliki maksud mengejek.

4.2.2.3 Subkategori Menunda

Cuplikan tuturan 6 B2 MT : “Tangi-tangi... Mengko bar tangi langsung asah-asah piring.” P : “Mengko ah...” Melanjutkan tidurnya. MT : “Wolhaa... Anak jaman saiki nek dikon ra tau mangkat.” Konteks B2: Tuturan ini terjadi di rumah tepatnya di kamar penutur pada pagi hari. MT membangunkan penutur kemudian menyuruhnya untuk mencuci piring. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik mengancam muka sepihak subkategori menunda adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan B2 : Mengko ahh... Melanjutkan tidurnya. Nanti ahh... 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan B2 : Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. Penutur menunda suruhan dari MT dan malah melanjutkan tidurnya. Tuturan ini disampaikan dengan cara ketus. MT merasa kesal dengan penutur. Penutur tidak menyadari bahwa tuturannya telah mengancam muka MT. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan B2 : Tuturan B2 mempunyai intonasi seru. Terdapat kata fatis ah . Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada frasa mengko ah... . Diksi yang digunakan dalam tuturan B2 adalah bahasa nonstandar bahasa jawa. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan B2 : Tuturan ini terjadi di rumah tepatnya di kamar Penutur pada pagi hari. Penutur laki-laki berusia 16 tahun, anak dari MT. MT perempuan, ibu dari penutur. MT membangunkan penutur kemudian menyuruhnya untuk mencuci piring. Tujuan tuturan penutur adalah menunda suruhan MT. Tindak verbal tuturan penutur adalah tindak komisif. Tindak perlokusi MT adalah bergumam terhadap kelakuan penutur, tetapi penutur malah melanjutkan tidurnya tanpa memperhatikan MT. 5 Maksud Penutur Tuturan B2 : penutur memiliki maksud menghindar.

4.2.2.4 Subkategori Menolak

Cuplikan tuturan 9 B5 MT : “Tukokke iki neng warung” P : “Wegah, males” MT : “Awas koe” Konteks B5: Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur dan MT sedang santai. Penutur disuruh oleh kakaknya MT untuk membelikannya sesuatu. Penutur menolak suruhan MT. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik mengancam muka sepihak subkategori menolak adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan B5 : Wegah, males Tidak mau, malas 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan B5 : Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. Penutur menolak suruhan MT. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara ketus. MT merasa kesal dengan jawaban penutur. Penutur tidak menyadari bahwa tuturannya telah mengancam muka membuat kesal MT. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan B5 : Tuturan penutur mempunyai intonasi seru. Penutur berbicara dengan nada tinggi. Tekanan keras pada kata wegah . Diksi: bahasa nonstandar penggunaan bahasa Jawa. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan B5 : Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur laki-laki berusia 16 tahun, adik dari MT. MT laki-laki berusia 21 tahun, kakak dari penutur. Penutur dan MT sedang santai. Penutur disuruh oleh kakaknya MT untuk membelikannya sesuatu. Penutur menolak suruhan MT. Tujuan penutur adalah menolak suruhan MT. Tindak verbal tuturan penutur adalah tindak komisif. Tindak perlokusi MT adalah menanggapi tuturan penutur dengan ancaman, tetapi penutur tetap santai dan diam saja. 5 Maksud Penutur Tuturan B5 : penutur memiliki maksud menolak. 4.2.3 Melecehkan Muka Miriam A Locher 2008 dalam Rahardi 2012 berpendapat bahwa ketidaksantunan berbahasa itu menunjuk pada perilaku ‘melecehkan’ muka face- aggravate . Perilaku melecehkan muka itu sesungguhnya lebih dari sekadar ‘mengancam’ muka face-threaten . Kategori ketidaksantunan yang melecehkan muka memiliki sebelas subkategori, yaitu subkategori menyindir, menegaskan, memerintah, menegur, menolak, memperingatkan, mengancam, mengusir, menagih, mengejek, dan menasihati. Berikut ini adalah analisis tuturan yang termasuk dalam subkategori tersebut.

4.2.3.1 Subkategori Menyindir