Subkategori Menegaskan Menimbulkan Konflik

4.2.5 Menimbulkan Konflik

Bousfield 2008:3 dalam Rahardi 2012 memberi penekanan pada dimensi ‘kesembronoan’ gratuitous, dan konfliktif conflictive dalam praktik berbahasa yang tidak santun itu. Jadi, apabila perilaku berbahasa seseorang itu mengancam muka. Kemudian ancaman terhadap muka itu dilakukan secara sembrono gratuitous , hingga akhirnya tindakan berkategori sembrono demikian mendatangkan konflik, atau bahkan pertengkaran, dan tindakan tersebut dilakukan dengan kesengajaan purposeful . Kategori ketidaksantunan yang menimbulkan konflik memiliki enam subkategori, yaitu subkategori menegaskan, menolak, menyinggung, mengumpat, menegur, dan mengancam. Berikut ini adalah analisis tuturan yang termasuk dalam subkategori tersebut.

4.2.5.1 Subkategori Menegaskan

Cuplikan tuturan 50 E4 P : “Ngematke matane, bawal ko ngene kok dianggep BS.” MT : “Njajal ayo ditakokke ro liyane iki BS po ora?” Konteks E4: Tuturan ini terjadi di TPI tempat pelelangan ikan. Para nelayan sedang mengelompokkan ikan bawal. Cuplikan tuturan 52 E6 MT : “Banyune ki jek banter kae” P : “Alaah Mboook, mbog rasah gemrumung Ijek banter mau bengi. Kui yo wes tak akonke uwong.” MT : “Ha iyo gek didandani” Konteks E6: Tuturan ini terjadi pada saat penutur berada di dalam rumah dan MT berada di luar rumah hendak mengambil wudhu. Tuturan ini terjadi pada saat jam shalat maghrib. MT memberitahu bahwa pralon airnya masih bocor. Penutur merasa emosi karena MT selalu cerewet. 1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik Wujud ketidaksantunan linguistik menimbulkan konflik subkategori menegaskan adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut. Tuturan E4 : Ngematke matane, bawal ko ngene kok dianggep BS. Perhatikan, bawal seperti ini kok dianggap BS. Tuturan E6 : Alaah Mboook, mbog rasah gemrumung Ijek banter mau bengi. Kui yo wes tak akonke uwong. Alaah Bu, jangan ribut Masih deras tadi malam. Itu juga saya sudah suruh orang. 2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E4 : Penutur berbicara dengan nelayan lainnya. Penutur berbicara kasar dengan orang lain. Penutur menyampaikan tuturannya dengan suara keras dan dengan cara ketus. Tuturan penutur menyebabkan terjadi adu argumen antar nelayan yang berada di sana. Tuturan E6 : Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. Penutur berbicara dengan suara yang keras kepada MT. Penutur menyampaikan tuturannya dengan kesal. MT merasa tidak terima karena suara penutur dianggap terlalu kasar dan keras sehingga mitra tutur menimpali dengan nada yang tinggi pula. 3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E4 : Tuturan E4 mempunyai intonasi berita. Partikel: kok . Penutur berbicara dengan nada tinggi. Tekanan keras pada frasa Ngematke matane dan frasa dianggep BS . Diksi: bahasa nonstandar bahasa Jawa dan penggunaan jargon pada kata BS . Tuturan E6 : Tuturan E6 mempunyai intonasi berita. Partikel: yo . Penutur berbicara dengan nada tinggi. Tekanan keras pada frasa Alaah Mboook dan kata gemrumung . Diksi: bahasa nonstandar bahasa Jawa. 4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E4 : Tuturan ini terjadi di TPI tempat pelelangan ikan. Penutur laki-laki, nelayan. MT laki-laki, nelayan. Para nelayan sedang mengelompokkan ikan bawal. Tujuan penutur adalah menegaskan dan memberitahu kepada MT bahwa bawalnya bukan BS. Tindak verbal penutur adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT adalah menanggapi penutur dengan kata-kata kasar juga. Tuturan E6 : Tuturan ini terjadi pada saat penutur berada di dalam rumah dan MT berada di luar rumah hendak mengambil wudhu. Tuturan ini terjadi pada saat jam shalat maghrib. Penutur perempuan berusia 36 tahun, anak dari MT. MT perempuan berusia 70-80 tahun, nenek ibu dari penutur. MT memberitahu bahwa pralon airnya masih bocor. Penutur merasa emosi karena MT selalu cerewet. Tujuan penutur adalah membela diri. Tindak verbal penutur adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT menanggapi tuturan penutur dengan nada tinggi juga. 5 Maksud Penutur Tuturan E4 : penutur memiliki maksud memberitahu. Tuturan E6 : penutur memiliki maksud kesal.

4.2.5.2 Subkategori Menolak