Untuk mempermudah penelitian, peneliti memberikan batasan-batasan kriteria keluarga nelayan. Keluarga nelayan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah keluarga yang memiliki beberapa atau salah satu ciri berikut. 1
Keluarga yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan di Pantai Trisik dan Pantai Congot, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
2 Keluarga yang tinggal di daerah pesisir, khususnya di kampung nelayan
Pantai Trisik, Desa Banaran dan Pantai Congot, Desa Jangkaran, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang menghasilkan terkumpulnya data merupakan tahapan strategi pertama dalam linguistik menangani bahasa
Sudaryanto, 1988:57. Tujuan dari tahapan ini adalah tertulisnya dan tertatanya data secara sistematis dalam transkripsi tertentu dan pada kartu data tertentu.
Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode simak dan metode cakap. Peneliti mengumpulkan tuturan dari keluarga nelayan dalam berbagai
situasi yang terjadi di dalam keluarga tersebut. Tuturan ini diperoleh dengan memerantikan metode simak, yakni menyimak pertuturan langsung di dalam
keluarga nelayan, yang dipresumsikan di dalamnya terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang mengandung makna linguistis maupun nonlinguistis. Metode
penyediaan data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa Mahsun,
2006:92. Teknik yang digunakan untuk melaksanakan metode simak ini adalah teknik catat dan teknik rekam baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
secara terbuka mauoun secara tersembunyi. Dari catatan dan rekaman pertuturan itulah tuturan-tuturan kebahasaan yang di dalamnya mengandung wujud
ketidaksantunan diperoleh sebagai bahan jadi penelitian ketidaksantunan berbahasa ini.
Metode cakap adalah metode penyediaan data yang dilakukan dengan cara mengadakan percakapan. Metode cakap dapat pula disejajarkan dengan metode
wawancara Rahardi, 2009:34. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu Mulyana, 2008:180. Terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara tak
terstruktur wawancara mendalam dan wawancara terstruktur. Teknik yang digunakan dalam menerapkan metode cakap adalah teknik pancing. Mahsun
2006:95 mengartikan teknik pancing sebagai teknik dasar dari metode cakap, karena dimungkinkan muncul jika peneliti memberi stimululasi pancingan pada
informan untuk memunculkan gejala kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti. Sejalan dengan Mahsun, Rahardi 2009:34 mengemukakan bahwa teknik pancing
merupakan teknik dasar dari metode cakap yang dilakukan dengan cara memancing seseorang atau beberapa orang agar mereka berbicara.
3.4 Instrumen Penelitian