Maksud dan Makna KAJIAN PUSTAKA

2.8 Maksud dan Makna

Rahardi 2003:16 −17 menjelaskan bahwa pragmatik mengkaji bahasa untuk memahami maksud penutur di dalam konteks situasi dan lingkungan sosial- budaya tertentu. Pragmatik dapat dikatakan sejajar dengan semantik dalam beberapa hal karena pragmatik mengkaji maksud penutur dalam menyampaikan tuturannya. Semantik merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji makna bahasa, tetapi makna bahasa itu dikaji secara internal. Jadi, yang membedakan antara pragmatik dan semantik adalah bahwa pragmatik mengkaji makna satuan lingual tertentu secara eksternal, sedangkan semantik mengkaji makna satuan lingual secara internal. Makna yang dikaji dalam pragmatik bersifat terikat konteks context dependent , sedangkan makna yang dikaji secara semantik berciri bebas konteks context independent . Makna yang dikaji di dalam semantik bersifat diadik diadic meaning dapat dirumuskan dengan pertanyaan ‘Apa makna x itu?’, sedangkan dalam pragmatik makna itu bersifat triadik triadic meaning dapat dirumuskan dengan pertanyaan ‘Apakah yang kamu maksud dengan berkata x itu?’. pragmatik mengkaji bahasa untuk memahami maksud penutur, semantik mempelajarinya untuk memahami makna sebuah satuan lingual an sich , yang notabene tidak perlu disangkut-pautkan dengan konteks situasi masyarakat dan kebudayaan tertentu yang menjadi wadahnya. Wijana Muhammad 2008:10 –11 juga menjelaskan bahwa makna berbeda dengan maksud dan informasi karena maksud dan informasi bersifat di luar bahasa. Maksud ialah elemen luar bahasa yang bersumber dari pembicara, sedangkan informasi adalah elemen luar bahasa yang bersumber dari isi tuturan. Maksud bersifat subjektif, sedangkan informasi bersifat objektif. Lebih jelasnya dapat dilihat pada kalimat 6, 7, 8, dan 9 berikut. 6 Anak itu memang pandai. Nilai bahasanya 9. 7 Anak itu memang pandai. Nilai bahasanya saja 4,5. 8 Ayah membeli buku. 9 Buku ini dibeli ayah. Kata “pandai” dalam kalimat 6 bermakna “pintar” karena secara internal memang kata “pandai” bermakna demikian. Kata “pandai” dalam kalimat 7 yang bermakna internal “pintar” dimaksudkan secara subjektif oleh penuturnya untuk mengungkapkan bahwa dia bodoh. Pengungkapannya yang bersifat subjektif inilah yang disebut “maksud”. “Pandai” yang menyatakan “pintar” pada kalimat 6 disebut makna linguistik linguistic meaning, sedangkan “pandai” yang menyatakan “bodoh” pada kalimat 7 disebut makna penutur speaker meaning. Makna linguistik makna menjadi bahan kajian semantik, sedangkan makna penutur maksud menjadi bahan kajian pragmatik. Kalimat 8 jelas memiliki perbedaan makna gramatikal dengan kalimat 9. Kalimat 8 adalah kalimat aktif, sedangkan kalimat 9 adalah kalimat pasif. Akan tetapi, berdasarkan isi tuturan secara objektif kedua kalimat di atas menyatakan informasi yang sama, yakni “ayah yang membeli buku” dan “buku yang dibeli ayah”.

2.9 Kerangka Pikir