adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT adalah menanggapi penutur dengan kata-kata kasar juga.
Tuturan E6 : Tuturan ini terjadi pada saat penutur berada di dalam rumah dan MT berada di luar rumah hendak mengambil wudhu. Tuturan ini terjadi
pada saat jam shalat maghrib. Penutur perempuan berusia 36 tahun, anak dari MT. MT perempuan berusia 70-80 tahun, nenek ibu dari penutur. MT
memberitahu bahwa pralon airnya masih bocor. Penutur merasa emosi karena MT selalu cerewet. Tujuan penutur adalah membela diri. Tindak verbal penutur
adalah tindak ekspresif. Tindak perlokusi MT menanggapi tuturan penutur dengan nada tinggi juga.
5 Maksud Penutur
Tuturan E4 : penutur memiliki maksud memberitahu. Tuturan E6 : penutur memiliki maksud kesal.
4.2.5.2 Subkategori Menolak
Cuplikan tuturan 53 E7 MT
: “Ayo ngewangi bapak”
P : “Gak mau”
MT : “ Koe nek ra ngewangi bapak, trus sopo seng arep biayani”
Konteks E7: Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur menolak ajakan ayahnya untuk membantu pekerjaannya. MT merasa tersinggung dengan
ucapan penutur kemudian memarahinya. Cuplikan tuturan 54 E8
MT
: “Tipine dipindah, Mas?”
P : “Wegah”
MT : Berlari mencari orang tua dan minta untuk digendong. Konteks E8: Tuturan ini terjadi di ruang keluarga. Penutur dan MT
sedang asik menonton salah satu acara televisi. MT merasa bahwa ia tidak menyukai acara televisi yang sedang mereka tonton. MT menyuruh
penutur untuk mengganti
channel
acara televisi tersebut. Penutur menolak perintah dari MT karena ia menyukai acara televisi tersebut.
Terdapat orang ketiga yang nantinya memarahi penutur karena tindakannya terhadap MT.
1 Wujud Ketidaksantunan Linguistik
Wujud ketidaksantunan linguistik menimbulkan konflik subkategori menolak adalah berupa transkrip tuturan lisan tidak santun. Wujud
ketidaksantunan linguistik tersebut sebagai berikut.
Tuturan E7 : Gak mau Tuturan E8 : Wegah
Tidak mau
2 Wujud Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E7 : Penutur berbicara dengan orang yang lebih tua. Penutur
menolak ajakan MT dengan cara spontan. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara ketus. MT merasa penutur tidak patuh terhadapnya dan kemudian
memarahinya.
Tuturan E8 : Penutur tidak mau mengalah dengan MT. Penutur menjawab
suruhan MT dengan spontan sambil mempertahankan remote TV-nya dari MT. Penutur menyampaikan tuturannya dengan cara ketus. MT tidak terima dan
memanggil MT 2 bapaknya, dan MT 2 memarahi penutur.
3 Penanda Ketidaksantunan Linguistik Tuturan E7 : Tuturan E7 mempunyai intonasi seru. Penutur berbicara
dengan nada sedang. Tekanan keras pada kalimat
Gak mau
. Diksi: bahasa nonstandar bahasa tidak baku dan bahasa populer.
Tuturan E8 : Tuturan E8 mempunyai intonasi seru. Penutur berbicara dengan nada sedang. Tekanan keras pada kata
Wegah
. Diksi: bahasa nonstandar bahasa Jawa.
4 Penanda Ketidaksantunan Pragmatik Tuturan E7 : Tuturan ini terjadi di rumah. Penutur laki-laki berusia 16
tahun, anak dari MT. MT laki-laki, ayah dari penutur. Penutur menolak ajakan ayahnya untuk membantu pekerjaannya. MT merasa tersinggung dengan
ucapan penutur kemudian memarahinya. Tujuan penutur adalah menolak ajakan ayahnya untuk membantunya bekerja. Tindak verbal penutur adalah
tindak komisif. Tindak perlokusi MT memarahi penutur.
Tuturan E8 : Tuturan ini terjadi di ruang keluarga. Penutur laki-laki berusia 6 tahun, kakak. MT laki-laki berusia 3 tahun, adik. Penutur dan MT sedang
asik menonton salah satu acara televisi. MT merasa bahwa ia tidak menyukai acara televisi yang sedang mereka tonton. MT menyuruh penutur untuk
mengganti
channel
acara televisi tersebut. Penutur menolak perintah dari MT karena ia menyukai acara televisi tersebut. Terdapat orang ketiga yang
nantinya memarahi penutur karena tindakannya terhadap MT. Tujuan penutur adalah menolak suruhan MT untuk mengganti
channel
acara di televisi. Tidak verbal penutur adalah tindak komisif. Tindak perlokusi MT pergi mencari
orang ketiga ayah, kemudian orang ketiga memarahi penutur.
5 Maksud Penutur
Tuturan E7 : penutur memiliki maksud menolak. Tuturan E8 : penutur memiliki maksud menolak.
4.2.5.3 Subkategori Menyinggung