Jenis Transaksi Klasifikasi Pasar, Periode Perdagangan, Jenis Transaksi, Biaya Transaksi dan Penyelesaian

81 short selling , yaitu untuk spekulasi dan untuk lindung nilai hedging. Meskipun faktanya short selling lebih banyak kepada motif spekulasi belaka, banyak bursa di dunia yang tetap melegalkan aktifitas ini. Menurut pihak bursa short selling menjadikan lebih banyak informasi yang tersedia di pasar, karena pelaku short sering kali mencari fakta dan berita lebih mendalam demi mendukung spekulasi mereka, dan juga short selling menjadikan pasar lebih likuid, menurunkan sekuritas yang terlampau tinggi, dan secara umum meningkatkan efisiensi pasar. c. Transaksi repurchase agreement repo merupakan transaksi pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh para pihak dengan jaminan efek tertentu. Repo dapat dilakukan melalui peminjaman uang dengan jaminan efek tanpa perpindahan kepemilikan efek yang direpokan, repo seperti ini biasanya dikenal dengan sebutan Classic Repo. Repo juga dapat dilakukan melalui peminjaman uang dengan jaminan efek dimana efek yang direpokan berpindah kepemilikannya secara hukum, repo seperti ini biasanya dikenal dengan sebutan sellbuy back. Walaupun berdasarkan mekanismenya sellbuy back repo merupakan transaksi pinjam-meminjam, namun dari sudut pandang hukum terjadi perpindahan kepemilikan atas efek yang ditransaksikan, sehingga transaksi repo dapat juga dikategorikan kedalam jual beli. Dalam transaksi sellbuy back repo, terdapat dua kali proses pemindahbukuan. Sebagai contoh, misalkan broker A bertransaksi repo jual dengan bank B, maka pada tanggal penyelesaian pertama biasa disebut 1 st leg terjadi perpindahan efek dari broker A ke bank B yang diikuti pula dengan perpindahan dana dari bank B ke broker A. Sedangkan pada tanggal 82 penyelesaian kedua biasa disebut 2 nd leg yang juga merupakan jatuh tempo repo, jumlah dan instrument efek yang sama akan berpindah dari Bank B ke broker A yang diikuti dengan perpindahan dana sesuai dengan kesepakatan dari broker A ke bank B. Umumnya, harga pada saat penebusan lebih tinggi dibandingkan harga penjualan. d. Transaksi Pinjam Meminjam Efek PME dapat terjadi dalam hal anggota bursa tidak memiliki efek yang mencukupi untuk menyelesaikan kewajibannya yang timbul akibat jual beli efek yang dilakukannya di Bursa Efek. Tidak ada ketentuan khusus yang diterbitkan oleh Bapepam-LK terkait dengan transaksi ini. Namun terdapat beberapa ketentuan yang mendukung transaksi tersebut seperti ketentuan pasal 1 angka 28 UUPM, Peraturan Bapepam dan LK Nomor V.D.6, Peraturan KPEI II-10 tentang Jasa Pinjam Meminjam Efek Tanpa Warkat, standar form perjanjian KPEI sebagai pemberi pinjaman lender, dan perjanjian KPEI sebagai peminjam borrower. Pada bulan Oktober 2008 PME sempat dihentikan menyusul terjadinya kejatuhan pasar modal akibat krisis finansal global, namun sejak bulan Mei 2009 PME telah dibuka kembali.

4. Biaya-Biaya Transaksi dan Penyelesaian

Penyelesaian settlement dilaksanakan apabila order beli dan order jual telah cocok atau matched, penyerahan sertifikat saham dan pembayarannya harus diselesaikan melalui Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia KSEI pada hari ketiga setelah terjadinya transaksi atau disebut T+3. Untuk setiap transaksi, seorang investor harus membayar komisi ke 83 Perusahaan Efek berdasarkan perjanjian antara kedua belah pihak. Komisi tidak boleh melebihi 1 satu persen dari total nilai pembelian dan atau penjualan. Komisi atau biaya transaksi berbeda antara Perusahan Efek satu dengan yang lainnya, pada dasarnya hal tersebut didasarkan pada persentase tertentu dari nilai total transaksi jualbeli atau a x jumlah saham x harga saham. Komisi atau biaya tersebut tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai PPN sebesar 10 dari nilai komisi. Pajak Pendapatan sebesar 0.1 juga akan dibebankan pada transaksi penjualan atau 0.1 x jumlah saham yang dijual x harga saham. Keterangan Perhitungan Nilai Uang Rp Transaksi Beli 10 x 500 saham x Rp 4000 20.000.000 Komisi untuk broker 0.3 nilai transaksi 0.3 Rp 20.000.000 60.000 PPN 10 dari komisi 10 x Rp 60.000 6.000 Total Biaya Pembelian Saham 66.000 Total Biaya yang dikeluarkan 20.066.000 Keterangan Perhitungan Nilai Uang Rp Transaksi Jual 10 x 500 saham x Rp 4000 20.000.000 Komisi untuk broker 0.3 nilai transaksi 0.3 Rp 20.000.000 60.000 PPN 10 dari komisi 10 x Rp 60.000 6.000 PPh 0.1 dari nilai transaksi 0.1 Rp 20.000.000 20.000 Total Biaya Penjualan Saham 86.000 Total Biaya yang diterima 19.914.000 Nb: Ilustrasi perhitungan transaksi Jual dan Beli saham sebanyak 10 lot pada harga Rp 4.000 per saham dengan asumsi komisi kepada broker sebesar 0,3. Tabel 3.5 Ilustrasi Biaya Penjualan dan Pembelian Saham 84

F. Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham adalah indikator harga dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek. Indeks berfungsi sebagai tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu waktu, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Pasar yang sedang bergairah bullish period atau terjadi transaksi yang aktif ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan dan kondisi inilah yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan dengan indeks harga saham yang tetap, sedangkan keadaan lesu bearish period ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan. 92 Sekarang ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga efek, dengan rincian sepuluh indeks harga saham dan satu indeks obligasi. Kesemua informasi indeks ini secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik sebagai pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Indeks efek ini diantaranya yaitu: 1. Indeks Individual yaitu indeks harga saham masing-masing emiten. 2. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten tidak dimasukkan dalam perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks Bursa Efek Surabaya karena alasan tidak atau belum ada aktivitas transaksi sehingga belum tercipta harga dipasar. Per 3 Desember 2010, IHSG tercatat sebesar Rp 3.696,26. 92 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, cet. Kelima, h. 102.