55
siraman hujan wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda dengan nada tanya, ‘Kenapa engkau tidak meletakkannya saja di bagian atas sehingga bisa
dilihat orang? Barangsiapa yang menipu, maka ia bukan termasuk golongan kami’.” HR Jama’ah kecuali al-Bukhari dan Nasa’i
61
6. Diharamkan Melakukan Talaqqi al-Rukban
Transaksi yang dilarang lainnya adalah menyembunyikan dan memanipulasi harga yang sedang beredar pada waktu perjanjian. Nabi SAW melarang membeli
barang dagangan yang sedang dibawa kafilah menuju pasar dan orang kota menjualkan barang milik orang desa. Cara ini umumnnya dilakukan dengan
mendatangi mencegat kafilah dan membeli barang jualan mereka serta menyembunyikan harga yang sedang berlaku di kota tujuan kafilah. Dalam fiqih
praktik ini disebut Talaqi al-Rukban. Transaksi ini dilarang karena mengandung dua
hal; yang pertama, rekayasa penawaran yaitu mencegah masuknya barang ke pasar entry-barrier sehingga memungkinkan dirinya dapat melakukan monopoli dan
mengatur harga semaunya, dan yang kedua, mencegah penjual dari luar kota untuk mengetahui harga pasar yang berlaku.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
َﻮُﻵَﻓ َقﻮ ُܹﻣا ُﻲ ُﺪِّﻴ َـܸ َﰏَا اَ ِﺎَﻓ ﺎًﺌْﻴَܻ ُﻳْﻱِﻣ ىََﱰ ْܻﺎَﻓ ُﻲﺎَﻜَﻠَܓ ْﻦَﻪَﻓ َ܈َﻠَﺠ ْﻣا اُﻮَﻜَﻠَܓَﻻ
ِرﺎَﻴِܯْﻣ ِا .
“Janganlah kalian mencegat kafilah dagang. Barangsiapa mencegat dan membeli barang dagangan darinya sebelum tahu harga pasaran, maka
kalau nantinya pemilik barang itu sampai di pasar, ia berhak menentukan pilihan melangsungkan atau membatalkan jual belinya dengan orang
yang mencegatnya tadi”. HR Muslim
62
61
A Qadir Hassan. Terjemah Nailul Authar. 2001 no. 2937, h.1755.
62
Diriwayatkan oleh Muslim no. 1465 dalam Terjemah Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV, 1986.
56
Menurut Adiwarman Karim inti dari pelarangan ini adalah tidak adilnya tindakan yang dilakukan oleh pedagang kota yang tidak menginformasikan harga
yang sesungguhnnya terjadi di pasar. Mencari harga barang yang lebih murah tidaklah dilarang, namun apabila transaksi jual beli antara dua pihak dimana yang
satu memiliki informasi lengkap dan yang satu tidak tahu berapa harga di pasar sesungguhnya dan kondisi demikian dimanfaatkan untuk mencari keuntungan lebih,
maka tejadilah penzaliman yang dilarang dalam Islam.
63
7. Diharamkan Melakukan Bai’ an-Najsy gangguan pada permintaan dan
ihtikar gangguan pada penawaran
Beberapa bentuk manipulasi lainnya yaitu jual beli najsy bai an-najsy false demand
atau permintaan palsu. Yang dimaksud dengan najsy adalah meninggikan harga barang yang dilakukan orang yang tidak mau membelinya dengan maksud
menipu pembeli lain. Bai an-najsy dilakukan dengan menciptakan pemintaan palsu seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual
produknya naik. Larangan melakukan bai an-najsy dapat diketahui dari hadis Rasulullah yang dirwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim, “Bahwa Rasulullah
melarang jual beli najsy.”
64
Hadis lainnya yaitu diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa ia menceritakan, Rasulullah SAW pernah bersabda,
63
Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islami, h. 187.
64
Diriwayatkan oleh al‐Bukhari dalam Imam az‐Zabidi, Ringkasan Shahih Al‐Bukhari, no. 2142;
dan Muslim no. 1462 dalam Terjemah Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV, terj. Ma’mur Daud, Jakarta:
Widjaya, 1986.
57
ْﻇِﺒَﻳ َﻻ َو اْﻮ َُܼﺟﺎَﻨَܓ َﻻ َو ٍﺾْﻊَﺑ ِﻇْﻴَﺑ َﲆَﻉ ْ ُﲂ ُﻀْﻊَﺑ ْﻇِﺒَﻳ َﻻ َو ٍﻇْﻴَﺒِﻣ ُنﺎَﺒْﻛُﺮﻣا ﻰَﻜَﻠَﺘُﻳ َﻻ ٍ ﺎَﺒِﻣ ٌ ِﴐﺎَܩ
.
“Janganlah seseorang diantara kalian mencegat pedagang untuk memborong barangnya sebelum sampai pasar, janganlah kalian membeli
sesuatu yang masih dalam penawaran orang lain, janganlah kalian melakukan jual beli najsy, dan janganlah orang kota menjualkan barang
milik orang desa dengan maksud monopoli dan menaikkan harga”. HR Muttafaq ‘alaih
65
Sedangkan tindakan yang dilarang lainnya adalah menimbun barang dagangan. Penimbunan dalam bahasa Arab disebut ihtikar, yaitu tindakan menimbun komoditi
barang dagangan sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi pasar. Harus dibedakan antara menimbun untuk berjaga-jaga, dengan menimbun yang bertujuan mendapatkan
abnormal return .
66
Jika menimbun barang dilakukan semata-mata untuk mengacaukan harga pasar dan memperbesar laba disaat pasar panik, maka ini
merupakan suatu kezaliman dan jelas-jelas dilarang dalam syariat. Diriwayatkan oleh Muslim dari Ma’mar ra bahwa Nabi bersabda,
ُﺊِﻂﺎَܮ َﻮُﻵَﻓ َﺮَﻜَﺘْﺣا ِﻦَﻣ .
“Barangsiapa yang menimbun barang dengan tujuan menaikkan harga, maka dia salah berdosa”. HR. Muslim
67
65
HR Muttafaq ‘Alaih: diriwayatkan oleh al‐Bukhari no. 2160 dalam Imam az‐Zabidi, Ringkasan
Shahih Al‐Bukhari; dan lafazh ini adalah lafazh beliau; dan Muslim, no. 1462 dalam Terjemah
Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV, terj. Ma’mur Daud, Jakarta: Widjaya, 1986, dengan adanya sedikit
perbedaan lafazh.
66
Ihtikar terjadi bila syarat di bawah ini terpenuhi, pertama menjadikan adanya kekurangan shortage
barang baik dengan menimbun stock atau mengenakan entry‐barriers; kedua, menjual dengan
harga yang lebih tinggi pada saat terjadi kekurangan barang shortage; dan ketiga, mengambil
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan keuntungan sebelum komponen 1 dan 2 dilakukan.
Izzuddin Abdul Manaf, “Etika dalam Pandangan Islam Implementasinya dalam Bisnis”, artikel
diakses tanggal 3 Maret 2010 dari http:konsultasimuamalat.wordpress.com
.
67
Diriwayatkan oleh Muslim no. 1576 dalam Terjemah Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV, terj. Ma’mur
Daud, Jakarta: Widjaya, 1986.