70
Saham Biasa common stock
Saham Preferen
preferred stock
a. Hak klaim terakhir atas aktiva
perusahaan jika perusahaan di likuidasi.
b. Memiliki hak suara proporsional
one share one vote, c.
Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba,
d.
Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya.
a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh
dividen, b.
Tidak memiliki hak suara, c.
Pembayaran dividen dalam jumlah tetap, d.
Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu
setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi,
e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan
dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap,
f.
Dapat dikonversikan menjadi saham biasa ataupun obligasi
Tabel 3.2 Perbedaan Saham Biasa dengan Saham Preferen
Berdasarkan kinerja perdagangan, saham dibedakan menjadi; a.
Blue-chip stock,
85
yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil
dan konsisten dalam membayar dividen. b.
Income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun
sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka
menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.
85
Istilah blue chip diambil dari permainan poker di mana chip berwarna biru blue merupakan
kepingan yang paling berharga dan memiliki nilai paling tinggi. Di Bursa Efek Indonesia, saham
‐saham yang masuk ke dalam Indeks LQ‐45 dikategorikan sebagai saham Blue‐chip karena memiliki
fundamental yang baik.
71
c. Growth stock well-known, yaitu emiten yang memiliki pertumbuhan
pendapatan yang tinggi sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser-known, yaitu saham
dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock
. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer dikalangan emiten.
d. Speculative stock, yaitu saham dari suatu perusahaan yang tidak bisa secara
konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum tentu
dapat direalisasikan. e.
Counter cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga
saham ini tetap tinggi, emiten mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai hasil kemampuan emiten memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok, dan consumer goods.
3. Manfaat Investasi Saham
Setidaknya ada dua jenis keuntungan yang akan didapat ketika berinvestasi saham, yaitu mendapatkan dividen dan memperoleh capital gain. Dividen adalah
bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui di dalam
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dividen sendiri ada dua macam, yaitu
72
dividen tunai dan dividen saham. Dividen tunai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang
dimiliki. Dividen saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahan tersebut, yang pada akhirnya akan
meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham Sedangkan capital gain merupakan selisih antara harga jual yang melebihi
harga beli saham tersebut. Contoh, Investor membeli saham PT ABCD Tbk yang listing di bursa efek setahun yang lalu dengan harga Rp 4.000. Saat ini harga saham
ABCD telah meningkat menjadi Rp 4.750. Jika investor tersebut menjual sahamnya pada harga tersebut, maka ia akan menikmati capital gain atau keuntungan sebesar
Rp 750 per saham tanpa perhitungan pajak dan komisi.
4. Resiko Investasi pada Saham
a. Tidak mendapat dividen. Perusahaan emiten akan membagikan dividen jika
operasi perusahaan mendapatkan laba. Namun dividen tidak akan dibagikan jika emiten tidak dapat membukukan laba pada tahun berjalan ataupun seandainya
RUPS memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha.
b. Capital Loss. Capital loss merupakan kontra posisi dari capital gain. Investor
akan mengalami capital loss jika harga beli saham lebih besar dari harga jual. Contoh, Investor membeli saham PT ABCD Tbk setahun yang lalu pada harga
Rp 4,000. Saat ini harga saham turun menjadi Rp 3,750. Jika ia menjual sahamnya maka ia akan rugi Rp 250 tanpa perhitungan pajak dan komisi.
73
c. Risiko Likuidasi. Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, para pemegang saham
memiliki hak klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar. Yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang
tersisa, maka para pemegang saham tidak memperoleh apa-apa. d.
Saham mengalami suspend ataupun delisting. Otoritas bursa dapat member- lakukan penghentian sementara suspension atau bahkan mengeluarkan dari
pencatatan bursa delisting terhadap salah satu ataupun seluruh saham emiten di bursa. Suspensi dilakukan jika contohnya suatu saham mengalami lonjakan atau
penurunan harga yang luar biasa. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat misal satu atau dua sesi perdagangan, atau dalam kurun waktu
perdagangan tertentu. Sedangkan delisting umumnya terjadi karena kinerja saham yang buruk, misalnya dalam waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan,
mengalami kerugian beberapa tahun, dsb. Saham yang telah suspend ataupun delisting
tidak lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa, dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas.
D. Jenis-Jenis Pasar dalam Pasar Modal 1. Pasar Perdana primary market, penawaran umum initial public offering
Pasar perdana adalah wahana dilakukannya penawaran efek oleh sindikasi penjamin emisi dan agen penjualan, penjatahan, dan penyerahan efek. Pasar perdana
merupakan pasar di mana efek diperdagangkan untuk pertama kalinya, sebelum dicatatkan di bursa. Di sini saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya ditawarkan
kepada investor oleh pihak penjamin emisi underwriter melalui perantara pedagang