Terhindar dari Unsur Maisir

52 1 adanya taruhan hartamateri yang berasal dari kedua pihak yang berjudi, 2 adanya suatu permainan yang digunakan untuk menentukan pemenang dan yang kalah, dan 3 pihak yang menang mengambil harta sebagianseluruhnya yang menjadi taruhan, sedangkan pihak yang kalah kehilangan hartanya. Landasan Hukum Pelarangan Maisir pκš‰r¯≈tƒ t⎦⎪Ï© þθãΨtΒu™ yϑ¯ΡÎ ãôϑsƒø: çÅ£øŠyϑø9uρ Ü|ÁΡF{uρ ãΝ≈s9ø—F{uρ Ó§ô_Í‘ ô⎯ÏiΒ È≅yϑtã Ç⎯≈sÜø‹¤±9 çνθç7Ï⊥tGô_sù öΝä3ª=yès9 tβθßsÎ=øè? ∩®⊃∪ “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi maisir, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. QS al-Maidah [5]: 90 Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT melarang praktek maisir judi, bahkan di dalam al-Qur’an maisir disebut berdampingan dengan perbuatan meminum khamar 56 , yang kesemuanya dikategorikan sebagai perbuatan syaitan. Hal ini didasarkan pada praktek judi yang di dalamnya terdapat sifat ketergantungan yang menyebabkan seseorang enggan untuk berusaha. Padahal keharusan manusia untuk berusaha merupakan perintah Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan Allah telah menciptakan segala yang ada di bumi untuk keperluan manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hanya saja manusia seringkali tamak dan ingin mendapat untung tanpa mau bersusah payah. Alasan utama mengapa maisir dilarang dalam Islam adalah bahwa uang seharusnya dihasilkan dengan cara berusaha dan 56 Lihat QS al‐Maidah [5] ayat 90‐91; al‐Baqarah [2] ayat 219. 53 bekerja, yaitu dengan pengetahuan dan bukan dengan untung-untungan. Pengetahuan dan usaha harus diupayakan dalam memenuhi kehidupan, agar tercipta kehidupan yang sehat dan bermoral. Semua orang mengetahui bahwa khamar dan maisir juga membawa manfaat, seperti khamar dapat menghangatkan tubuh, meningkatkan peredaran darah, dsb, maupun maisirjudi dapat menjadikan seseorang kaya tanpa perlu bersusah payah. Kita tidak bisa menafikan bahwa khamar dan judi tidak membawa manfaat, hanya saja manfaatnya itu lebih sedikit daripada mudharatnya, 57 khamar dapat membuat orang yang paling terhormat menjadi tidak bermartabat. Dampak negatif dari judi lainnya yaitu dapat menimbulkan permusuhan dan saling benci antar sesama manusia, bahkan bisa membuat lupa diri, tidak mengingat Tuhan. 58 Ditambah judi merupakan salah satu contoh mengambil harta dengan cara bathil yang dilarang Islam.

5. Terhindar dari Unsur Tadlis penipuan unknown to one party

Tadlis adalah transaksi yang mengandung suatu hal yang tidak diketahui oleh salah satu pihak unknown to one party. Dalam kegiatan muamalat sehari-hari tadlis lebih diartikan sebagai bentuk penipuan. Tadlis dapat terjadi dari empat hal yaitu, kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan. 59 57 “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” QS al‐Baqarah [2]: 219. 58 “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu”. QS al‐Maidah [5]: 91. 59 Kuantitas, contohnya dengan mengurangi timbangan, ukuran, ataupun jumlah barang. Kualitas, contohnya dengan menyembunyikan cacat barang yang ditawarkan, mengubah bahan yang 54 Islam melarang segala bentuk penipuan, manipulasi, maupun usaha menutup- nutupi cacat pada barang dagangan ataupun menampilkan tidak sebagaimana yang sesungguhnya, yang kesemuannya ditujukan untuk memperdaya pembeli dan bahkan dapat mengaburkan berbagai hal yang sudah jelas keharamannya menurut syariat. Para ulama Salaf ulama masa sahabat, tabi’in, dan tabiut tabi’in berpandangan bahwa memperlihatkan cacat barang itu termasuk nasihat yang merupakan intisari agama 60 , dimana Rasulullah juga menganjurkan para sahabat untuk melakukan kebajikan itu, seperti yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah dalam hadis dibawah ini. ْܒَﻣﺎَﻱَﻓ ﺎَ ْﳱِﻓ ُﻲَﺪَﻳ َﻢَܮْ َﺎَﻓ ٍمﺎَﻊ َﻂ ِ َ ْﱪ ُܾ َﲆَﻉ َﺮَﻣ ََﲅ ََܸو ِﻳْﻴَﻠَﻉ ُﷲ َﲆ َܾ ِﷲ َلْﻮ َُܸر َنَا َܾ َا اَﺬَﻴﺎَﻣ َلﺎَﻜَﻓ ،ً َﻠَﺑ ُﻳُﻊِﺑﺎ ََܾا ﺎ َلْﻮ َُܸر َا ُءﺎَﻪ َܹﻣا ُﻳْﺘَﺑﺎ ََܾا َلﺎَﻛ ؟ِمﺎَﻊَﻃﻣا َ܈ِﺣ ،ِﷲ ؟ ُسﺎَﻨﻣا ُﻲاَﺮَﻼ ْ َﰽ ِمﺎَﻊَﻃﻣا َقْﻮَﻓ ُﻳَﺘْﻠَﻊَﺧ َ َﻓَا َلﺎَﻛ ِّﲎِﻣ َْܷﻴَﻠَﻓ ََܺﻏ ْﻦَﻣ . “Bahwa Rasulullah SAW pernah melewati sebuah tumpukan makanan. Beliau memasukkan tangannya ke dalam tumpukan makanan itu dan mendapatkan bagian yang basah. Beliau bertanya, ‘Wahai pemilik makanan, apa maksudnya ini?’ Orang itu menjawab, ’Itu bagian yang kena ditawarkan dengan yang diberikan kepada pembeli. Harga, contohnya dengan menaikkan harga barang diatas harga pasar karena ketidaktahuan pembeli akan harga pasar. Waktu penyerahan, contohnya dengan berjanji akan mengirimkan barang dalam beberapa hari padahal dia tahu bahwa hal tersebut tidak mungkin dapat dipenuhinya. 60 Dari Uqbah bin Umar, bahwa Raslullah saw bersabda, “Orang Muslim itu bersaudara dengan sesama Muslim. Tidak halal bagi seorang Muslim menjual sesuatu yang ada cacatnya kepada saudaranya tanpa menjelaskan cacat barang tersebut”. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam A Qadir Hassan, dkk, Terjemah Nailul Authar Himpunan Hadits‐Hadits Hukum. Jilid 4. no. 2937, Jakarta: PT Bina Ilmu, 2001 h.1755. Dalam hadis lainnya Rasulullah bersabda, “Dua orang yang melakukan akad jual beli boleh saling menyatakan pilihan, sebelum mereka berpisah –atau beliau bersabda: sampai mereka berpisah ‐ dari lokasi penjualan. Kalau keduanya jujur dan berterus‐terang, maka jual beli mereka diberkahi. Kalau mereka berdusta dan saling menyembunyikan aib barang pasti dihapus keberkahan jual beli tersebut.” Diriwayatkan oleh al‐Bukhari no. 996 dalam Imam az‐Zabidi, Ringkasan Shahih Al‐ Bukhari; dan dalam Muslim no. 1479 dalam Terjemah Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV. 55 siraman hujan wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda dengan nada tanya, ‘Kenapa engkau tidak meletakkannya saja di bagian atas sehingga bisa dilihat orang? Barangsiapa yang menipu, maka ia bukan termasuk golongan kami’.” HR Jama’ah kecuali al-Bukhari dan Nasa’i 61

6. Diharamkan Melakukan Talaqqi al-Rukban

Transaksi yang dilarang lainnya adalah menyembunyikan dan memanipulasi harga yang sedang beredar pada waktu perjanjian. Nabi SAW melarang membeli barang dagangan yang sedang dibawa kafilah menuju pasar dan orang kota menjualkan barang milik orang desa. Cara ini umumnnya dilakukan dengan mendatangi mencegat kafilah dan membeli barang jualan mereka serta menyembunyikan harga yang sedang berlaku di kota tujuan kafilah. Dalam fiqih praktik ini disebut Talaqi al-Rukban. Transaksi ini dilarang karena mengandung dua hal; yang pertama, rekayasa penawaran yaitu mencegah masuknya barang ke pasar entry-barrier sehingga memungkinkan dirinya dapat melakukan monopoli dan mengatur harga semaunya, dan yang kedua, mencegah penjual dari luar kota untuk mengetahui harga pasar yang berlaku. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, َﻮُﻵَﻓ َقﻮ ُܹﻣا ُﻲ ُﺪِّﻴ َـܸ َﰏَا اَ ِﺎَﻓ ﺎًﺌْﻴَܻ ُﻳْﻱِﻣ ىََﱰ ْܻﺎَﻓ ُﻲﺎَﻜَﻠَܓ ْﻦَﻪَﻓ َ܈َﻠَﺠ ْﻣا اُﻮَﻜَﻠَܓَﻻ ِرﺎَﻴِܯْﻣ ِا . “Janganlah kalian mencegat kafilah dagang. Barangsiapa mencegat dan membeli barang dagangan darinya sebelum tahu harga pasaran, maka kalau nantinya pemilik barang itu sampai di pasar, ia berhak menentukan pilihan melangsungkan atau membatalkan jual belinya dengan orang yang mencegatnya tadi”. HR Muslim 62 61 A Qadir Hassan. Terjemah Nailul Authar. 2001 no. 2937, h.1755. 62 Diriwayatkan oleh Muslim no. 1465 dalam Terjemah Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV, 1986.